3 Cara Identifikasi Wasting pada Anak, Beda dengan Stunting
Waspadai jika anak terlihat kurus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak yang mengalami penurunan berat badan hingga jauh di bawah standar kurva pertumbuhan disebut wasting.
Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus), dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah. Pemicu wasting biasanya dikarenakan anak terkena diare sehingga berat badannya turun drastis namun tinggi badannya tidak bermasalah.
Wasting diperkirakan terjadi pada usia 6–24 bulan, merupakan periode penting ketika pemberian ASI eksklusif tidak lagi direkomendasikan, sehingga diperlukan pemberian makanan pendamping ASI yang cukup, tepat, dan aman (The International Bank for Reconstruction and Development and The World Bank, 2016).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020, 45,4 juta anak mengalami kekurusan (wasting). Menurut UNICEF, dari semua bentuk masalah gizi pada anak, wasting memiliki risiko kematian tertinggi, khususnya gizi buruk berisiko meninggal hampir 12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak gizi baik.
Wasting merupakan salah satu kondisi yang harus dikenali dan diwaspadai, karena jika penanganannya terlambat bisa berujung pada kematian.
Ada tiga cara sederhana untuk mengindetifikasi balita wasting, berikut rinciannya.
1. Anak terlihat kurus
Menurut UNICEF, balita dengan badan kurus patut diwaspadai oleh orang tua atau pengasuh. Anak perlu dibawa ke fasiltas layanan kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan lengkap, yang meliputi:
- Penimbangan berat badan.
- Pengukuran panjang atau tinggi badan.
- Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA).
- Pemeriksaan kedua telapak kaki.
Anak-anak yang kurus memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga membuat mereka rentan terhadap infeksi dan penyakit yang lebih parah setelah terinfeksi (Plos One, 2014).
Wasting pada anak-anak yang masih sangat kecil meningkatkan risiko kematian. Risiko ini makin meningkat jika mereka juga mengalami stunting dan kekurangan berat badan.
Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa wasting juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terjadinya stunting (The American Journal of Clinical Nutrition, 2019) dan perkembangan neurokognitif yang buruk pada usia yang lebih tua (The Journal of Nutrition, 2015).
Penting diingat, anak kurus yang terlihat masih aktif bermain tidak menutup kemungkinan terkena wasting (gizi kurang dan gizi buruk).
Baca Juga: Kelebihan MPASI Fortifikasi untuk Pencegahan Stunting dan Wasting