TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bisakah Tes Urine Mendeteksi Kanker Serviks?

Diharapkan bisa meningkatkan cakupan skrining rutin

ilustrasi urine (freepik.com/freepik)

Intinya Sih...

  • Kanker serviks merupakan penyakit yang menyebabkan banyak kematian pada perempuan Indonesia.
  • Tingginya angka kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh rendahnya cakupan skrining HPV.
  • Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tes urine dapat mendeteksi protein HPV dengan tingkat sensitivitas yang tinggi.

Kanker serviks ada di peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2 persen dari seluruh kanker pada perempuan, menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia 2021. Dari jumlah tersebut, angka kematiannya tinggi, yaitu 21.003 kematian, atau 19,1 persen dari seluruh kematian akibat kanker.

Jika dibandingkan dengan angka kejadian kanker serviks di Indonesia pada tahun 2008, terjadi peningkatan dua kali lipat.

Tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia turut dipengaruhi oleh cakupan skrining yang masih rendah. Hingga tahun 2021, hanya 6,83 persen perempuan usia 30–50 tahun yang menjalani pemeriksaan skrining dengan metode IVA. Persentase ini masih sangat jauh dari target yang ditetapkan sebesar 80 persen.

Apabila tidak ditangani dengan efektif, angka kanker serviks meningkat dan menyebabkan beban sosio-ekonomi yang besar serta penurunan kualitas hidup individu.

Hampir seluruh kasus kanker serviks terkait dengan infeksi human papillomavirus (HPV) yang berisiko tinggi. Metode skrining yang ada sekarang biasanya melibatkan Pap smear atau DNA HPV yang invasif. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengukur aktivitas HPV yang menyebabkan kanker dapat memberikan penilaian risiko kanker yang lebih akurat.

Para ilmuwan kini telah menemukan cara untuk mendeteksi onkoprotein HPV dalam urine, melalui pendekatan non invasif yang dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk menjalani skrining rutin.

Baca Juga: Alasan Pentingnya Pap Smear Rutin bagi Perempuan

Tes urine untuk mendeteksi kanker serviks

ilustrasi kanker serviks (IDN Times/Novaya Siantita)

HPV adalah faktor risiko kanker serviks. Tes umum untuk mendeteksi HPV adalah Pap smear. Namun, para peneliti tengah menjajaki opsi yang kurang invasif dibanding Pap smear, seperti tes urine.

Sebuah metaanalisis menggabungkan hasil beberapa penelitian untuk mengevaluasi deteksi jenis HPV tertentu dalam urine. Ditemukan bahwa tes HPV urine mendeteksi HPV serviks dengan tingkat sensitivitas 87 persen, yang berarti tes urine dapat mengidentifikasi dengan benar 87 persen perempuan yang memiliki infeksi HPV serviks.

Baru-baru ini, para peneliti menyebut bahwa perempuan mungkin bisa menggunakan tes urine untuk mendeteksi protein HPV pada tingkat yang kurang. Tes tersebut mampu mendeteksi protein HPV pada 80 persen sampel urine perempuan pengidap kanker serviks stadium awal dan 71 persen perempuan pengidap kanker serviks stadium menengah. Hasil ini tentu merupakan kabar baik bagi metode skrining serviks. Namun, penelitian ini masih dalam pengembangan dan belum digunakan dalam praktik klinis.

Manfaat tes urine untuk deteksi kanker serviks

Metode tes urine untuk deteksi dini kanker serviks memiliki beberapa potensi manfaat, di antaranya:

  • Non invasif: Tes urine kurang invasif dibanding Pap smear. Pap smear melibatkan pengumpulan sel langsung dari serviks, yang mungkin kurang nyaman dan terkadang menakutkan bagi sebagian perempuan.
  • Mudah dapat diakses: Tes ini dapat dilakukan di daerah dengan akses terbatas terhadap layanan ginekologi, sehingga meningkatkan cakupan skrining dan deteksi dini kanker serviks di komunitas yang kurang terlayani.
  • Kemudahan penggunaan: Tes urine tidak memerlukan pemeriksaan panggul, sehingga memudahkan perempuan yang enggan melakukan Pap smear karena ketidaknyamanan, alasan pribadi, atau budaya tertentu.
  • Nyaman: Pengumpulan sampel urine dilakukan dengan cepat dan mungkin bisa dilakukan di rumah.
  • Peningkatan skrining kanker serviks: Dengan kemudahan dan kenyamanan tes urine, kemungkinan besar akan ada lebih banyak perempuan yang menjalani skrining rutin. Ini berpotensi meningkatkan tingkat deteksi dini dan hasil akhir kanker serviks yang lebih baik.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya