TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyakit Zoonosis Paling Berbahaya di Dunia, Bisa Sebabkan Kematian!

Penyakit zoonosis ditularkan dari hewan ke manusia

gambar orang sakit (unsplash.com/Alexander Grey)

Dunia saat ini dihebohkan dengan kasus Mpox atau yang dulu dikenal sebagai cacar monyet dan monkeypox. Mpox awalnya berasal dari Afrika dan disebabkan oleh virus. Orang yang menderita Mpox akan mengalami sejumlah gejala seperti demam, munculnya ruam di kulit, sakit kepala, hingga kelelahan. Sama seperti penyakit cacar, Mpox juga sangat menular. Di sisi lain, penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2--4 minggu.

Mpox merupakan jenis penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Selain Mpox, manusia juga bisa tertular banyak penyakit zoonosis lainnya. Beberapa di antaranya bahkan bisa menyebabkan kematian, lho. Berikut penyakit zoonosis paling berbahaya di dunia.

1. Avian influenza atau flu burung

gambar virus influenza H5N1 di bawah mikroskop (commons.m.wikimedia.org/CDC/ Dr. Erskine Palmer)

Sempat menghebohkan Indonesia beberapa tahun yang lalu, flu burung bukan penyakit yang asing. Flu burung merupakan infeksi virus influenza yang menyerang unggas. Virus ini bisa menular pada manusia dan biasanya menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Namun anehnya, virus ini sulit menular dari manusia ke manusia.

Virus avian influenza (AI) yang menjadi penyebab flu burung terdiri dari beberapa tipe. Namun yang paling menular adalah virus influenza H5N1. Orang yang tertular flu burung mengalami sejumlah gejala yang mirip flu biasa, mulai dari demam, batuk, hingga sakit tenggorokan.

Flu burung bisa disembuhkan dengan menggunakan obat antivirus, dengan catatan penanganannya harus dilakukan sejak dini. Namun jika penanganannya terlambat, virus bisa menyebar ke berbagai organ tubuh hingga menyebabkan peradangan paru, pembengkakan otak, hingga bahkan kematian.

2. MRSA

gambar bakteri MRSA di bawah mikroskop (commons.m.wikimedia.org/CDC/Janice Carr/Deepak Mandhalapu, M.H.S.)

Ada pula methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Bakteri ini berasal dari mamalia, seperti anjing, kucing, sapi, dan beberapa spesies hewan lainnya. MRSA bersifat zoonosis karena bisa menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Penyakit ini umumnya ditandai dengan infeksi jaringan kulit mirip jerawat, menimbulkan ruam yang disertai dengan perubahan warna, pembengkakan, rasa nyeri hingga luka bernanah.

Satu hal yang membuat penyakit zoonosis satu ini jadi sangat serius adalah bakteri MRSA mengembangkan mekanisme pertahanan terhadap antibiotik. Karakteristik tersebut membuat orang yang sudah terinfeksi sulit diobati. Hal ini membuat dokter dan perawat harus memutar otak untuk mencari antibiotik yang dapat menumpas mereka.

Selain menyakitkan, bakteri MRSA juga bisa memicu komplikasi serius, seperti kegagalan nafas dan bahkan membuat penderitanya terpaksa harus melakukan amputasi. Masalah lainnya, bakteri MRSA mudah menular. Bakteri ini bisa dengan mudah berpindah melalui sentuhan kulit. Mereka bahkan bisa bertahan hidup dalam waktu berminggu-minggu di permukaan benda-benda yang ada di sekitar kita. 

3. Rabies

gambar virus rabies (commons.m.wikimedia.org/Electron Microscopy Unit AAHL, CSIRO)

Kamu tentu sering mendengar nama penyakit ini, kan? Hewan-hewan dari golongan mamalia sangat berisiko terkena rabies, termasuk anjing, kucing, hewan ternak, hingga beberapa jenis hewan liar seperti kelelawar, rakun, rubah, hingga sigung.

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus RNA. Penyakit ini sebetulnya menyerang hewan. Namun rabies juga bisa menular pada manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang menderita penyakit tersebut. 

Setelah berhasil masuk ke tubuh manusia, virus akan memasuki sistem saraf kemudian berpindah ke otak. Sayangnya, banyak orang menyepelekan cakaran hewan dan menganggapnya sebagai luka biasa, padahal virus RNA termasuk virus yang bekerja dengan cepat, lho. Jika dibiarkan, virus ini dapat mengakibatkan peradangan otak, koma, hingga menyebabkan kematian.

Baca Juga: 5 Perbedaan Cacar Air dan Mpox (Cacar Monyet), Jangan Tertukar

4. Penyakit Lyme

gambar bakteri borrelia burgdorferi (commons.m.wikimedia.org/CDC)

Gak hanya hewan berukuran besar yang patut kita waspadai, karena siapa sangka hewan kecil seperti kutu ternyata juga bisa menularkan penyakit. Penyakit Lyme misalnya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh kutu rusa atau yang disebut juga dengan kutu kaki hitam. Mengingat ukurannya yang kecil, gigitan kutu rusa gak menyakitkan.

Masalahnya hewan kecil ini gak hanya menggigit, tapi juga menyebarkan bakteri Borrelia burgdorferi ke dalam tubuh manusia. Akibatnya, bagian tubuh yang digigit akan muncul ruam. Gejala lainnya yang menyusul adalah demam, leher kaku, nyeri tubuh dan sendi, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Gak hanya sampai di situ, bakteri ini juga memicu masalah pada jantung, menyebabkan kelumpuhan pada otot wajah, hingga neuropati. 

Verified Writer

Siti Marliah

Instagram: @sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya