TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Actifed: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, Efek Samping

Dapat membantu meredakan gejala flu, pilek, dan alergi

ilustrasi Actifed (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Actifed adalah merek dagang terdaftar untuk kombinasi antihistamin dan obat dekongestan hidung yang digunakan untuk gejala pilek dan alergi. Obat ini mengandung kombinasi chlorpheniramine dan phenylephrine, dan umum digunakan untuk meredakan sementara gejala yang disebabkan oleh pilek, flu, alergi, atau penyakit pernapasan lainnya (seperti sinusitis dan bronkitis).

Konsumsi obat ini tidak dapat mengobati penyebab gejala atau mempercepat pemulihan. Actifed bisa didapatkan di apotek terdekat dan tersedia dalam bentuk oral, baik tablet maupun cair.

1. Manfaat

ilustrasi Actifed sirop (flickr.com/Marco Verch Professional Photographer)

Chlorpheniramine merupakan antihistamin yang berfungsi mengurangi histamin, yakni senyawa kimia yang diproduksi tubuh dalam proses reaksi alergi. Produksi histamin dalam tubuh memang bermanfaat, tetapi jika berlebihan justru memberikan dampak negatif.

Sementara itu, phenylephrine merupakan dekongestan yang berperan dalam mengecilkan pembuluh darah di saluran hidung. Adapun pembuluh darah yang membesar di sekitar saluran hidung dapat menyebabkan sulit bernapas karena hidung tersumbat. 

Dilansir WebMD, Actifed dapat membantu meredakan gejala flu, pilek, dan alergi. Lebih lanjut, obat ini dapat mengurangi gejala mata berair, gatal pada mata hidung tenggorokan, bersin-bersin, hingga telinga dan hidung tersumbat. 

Baca Juga: Prazosin: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

2. Peringatan

Kamu bisa mendapatkan obat Actifed secara bebas di apotek. Untuk penggunaannya, tanyakan terlebih dahulu kepada apoteker. Kamu juga bisa mengikuti informasi dosis yang tertulis di kemasan obat. 

Meski demikian, ada kondisi tertentu yang menyebabkan seseorang sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini, termasuk pada seseorang yang sedang mendapatkan pengobatan dengan MAO inhibitor, seperti isocarboxazid (Marplan), phenelzine (Nardil), atau tranylcypromine (Parnate) dalam 14 hari terakhir.

Jangan gunakan Actifed bila kamu memiliki alergi terhadap chlorpheniramine atau phenylephrine. Juga, orang dengan tekanan darah tinggi parah atau penyakit arteri koroner, glaukoma sudut tertutup, tukak lambung, dan kesulitan buang air kecil tidak disarankan untuk menggunakannya. Sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter.

Walaupun penggunaannya mengatasi gejala flu dan alergi, dilansir Drugs, penggunaan Actifed tidak dianjurkan saat muncul indikator atau selama serangan asma. Obat oral Actifed juga dapat menimbulkan rasa kantuk. Maka dari itu, hindari mengemudi kendaraan atau mengoperasikan alat berat setelah minum obat.

Segera hubungi dokter apabila timbul reaksi alergi atau gejala tidak segera membaik setelah 7 hari mengonsumsi obat. Segera hubungi petugas medis apabila mendapati seseorang mengalami overdosis atau muncul gejala serius seperti kesulitan bernapas hingga kehilangan kesadaran. 

3. Interaksi dengan obat lain

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Interaksi obat merupakan kondisi yang dapat mengubah cara kerja obat dan dapat meningkatkan efek samping serius. Reference Medscape memberikan daftar beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan Actifed, yakni:

  • Antihistamin yang dioleskan pada kulit (seperti krim diphenhydramine, salep, semprotan).
  • Obat tekanan darah (terutama guanethidine, methyldopa, beta blocker seperti atenolol, atau calcium channel blocker seperti nifedipine).
  • MAO inhibitor (isocarboxazid, linezolid, metaxalone, methylene blue, moclobemide, phenelzine, procarbazine, rasagiline, safinamide, selegiline, dan tranylcypromine).

Beri tahu dokter atau apoteker apabila kamu sedang mengonsumsi obat lain yang juga dapat memicu timbulnya efek samping mengantuk, seperti:

  • Pereda batuk (seperti kodein, hidrokodon).
  • Alkohol.
  • Obat untuk tidur atau kecemasan (seperti alprazolam, lorazepam, zolpidem).
  • Relaksan otot (carisoprodol, cyclobenzaprine).
  • Jenis antihistamin lainnya (cetirizine, diphenhydramine).

4. Dosis dan aturan pakai

Konsumsi Actifed sebagaimana anjuran dokter, cara penggunaan pada kemasan obat, atau minta petunjuk dari apoteker. Jangan melipatgandakan dosis tanpa rekomendasi dokter. Dilansir emc, dosis Actifed yang direkomendasikan yaitu:

Usia dewasa dan anak-anak lebih dari 12 tahun: 1 tablet setiap empat jam. Maksimal obat diminum 6 tablet dalam waktu 24 jam. Untuk obat cair, 1 sendok takar (5ml) diminum 3 kali sehari.

Actifed tablet tidak disarankan untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun. Penggunaan Actifed cair dapat diberikan sesuai rekomendasi apoteker atau dokter. Penyalahgunaan obat batuk dan pilek dapat berakibat fatal jika diberikan kepada anak-anak tanpa resep dokter.

Apabila lupa meminum obat, ambil dosis yang terlewat segera setelah kamu mengingatnya. Jika waktunya lebih dekat pada dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan minum obat pada waktu yang dijadwalkan berikutnya. Jangan menggandakan dosis untuk menggantikan dosis yang terlewat.

Baca Juga: Valganciclovir: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya