TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Aspek Terbaru dalam Meredakan Nyeri Pinggang ala Fisioterapis

Dalam rangka menyambut Hari Fisioterapis Dunia 8 September!

ilustrasi nyeri pinggang (unsplash.com/@sasun1990)

Intinya Sih...

  • Sakit pinggang adalah gangguan nomor satu menurut WHO, dengan 619 juta orang mengalami sakit pinggang pada tahun 2020.
  • Nyeri pinggang disebabkan oleh aspek biologis, psikologis, dan sosial. Fisioterapis membantu menganalisa dan meredakan nyeri.
  • Manajemen diri, pola pikir, hidup sehat, aktivitas fisik, dan interaksi sosial merupakan kunci pemulihan nyeri pinggang

Taukah kamu, menurut WHO (World Health Organization), sakit pinggang merupakan gangguan nomor satu pada tubuh yang mengakibatkan keterbatasan pada penderitanya yang diidap oleh manusia hampir di seluruh bagian dunia. Pada tahun 2020, tercatat setidaknya 619 juta orang pernah mengalami sakit pinggang. Setidaknya 1 dari 13 orang di dunia ini pernah mengalami sakit pinggang. Kasus sakit pinggang mengalami peningkatan 60 persen sejak tahun 1990 dan diperkirakan akan meningkat ke angka 843 juta kasus pada tahun 2050.

Sakit pinggang yang parah bisa membuat penderita tidak mampu melakukan aktivitas kesehariannya kembali. Penyakit ini bahkan dialami juga oleh penyanyi papan atas, yaitu Adele. Penyanyi asal Inggris yang melejit berkat lagu "Someone Like You" mengalami sakit pinggang yang mengharuskannya banyak bergerak untuk mengurangi rasa sakit tersebut.  Loh, kok banyak bergerak? Bukannya justru harus bed rest, ya? Nah, di artikel ini kami akan berikan banyak bocoran bagaimana cara meredakan nyeri pinggang ala fisioterapis!

1. Nyeri pinggang disebabkan oleh aspek biologis, psikologis, dan sosial

nyeri pinggang (dok. world.physio)

Nyeri pinggang seringkali disebabkan oleh perpaduan tiga aspek kehidupan, yaitu biologis, psikologis, dan sosial atau juga disebut biopsikososial. Penelitian terbaru tentang nyeri menyebutkan bahwa, nyeri merupakan hal yang kompleks dari perpaduan tiga aspek tersebut.

Aspek biologis mencakup segala hal yang berkaitan dengan anatomi, struktur jaringan, otot, tulang, maupun saraf manusia. Pada umumnya, masyarakat kerap menyalahkan si aspek biologis ini sebagai penyebab utama dari nyeri pinggang. Faktanya 90 persen nyeri pinggang merupakan kasus nyeri pinggang tidak spesifik, yang artinya bukan disebabkan oleh kondisi penyakit serius seperti pada jaringan otot, ligament, sendi, saraf, maupun tulang.

Aspek psikologis merupakan faktor yang berkaitan dengan kesehatan mental manusia. Kok bisa sih psikologis berperan dalam nyeri pinggang? Penjelasan sederhananya, pernah gak kamu mengalami patah hati? Pasti sakit bukan? Nah, ternyata kondisi kesehatan mental kita sangat berpengaruh pada kesehatan fisik kita. Pada penelitian Jarvik dkk (2005), menyebutkan bahwa depresi empat kali meningkatkan risiko nyeri pinggang dibandingkan dengan kondisi bulging disc. 

Aspek sosial adalah faktor yang berkaitan dengan kehidupan manusia sebagai mahkluk sosial. Hal yang sedang jadi sorotan publik akhir-akhir ini adalah tindakan perundungan (bullying), di mana korban perundungan akan secara otomatis merasa diasingkan. Ia akan menarik diri dari aktifitas sosial dan merasakan kesepian. Menurut Haslam dkk (2018), support sosial dan interaksi sosial merupakan faktor penting yang medukung gaya hidup dan berpengaruh pada kondisi nyeri pinggang. 

Memahami ketiga aspek penyebab nyeri akan memberikan kita petunjuk dalam melewati proses nyeri pinggang. Dalam kasus nyeri pinggang ini, seorang fisioterapis dapat berperan membantu menganalisa dan mengarahkan bagaimana cara mengatasi nyeri pinggang. Treatment seorang fisioterapis akan sangat beragam sesuai dengan gejala yang dialami oleh penderita. Peran fisioterapis sebagai pemberi nasihat kesehatan, arahan, dan memberikan intervensi yang tepat untuk meredakan keluhan. Selain itu, fisioterapis juga membantu penderita nyeri pinggang kembali aktif dalam kegiatan sehari-hari secara bertahap.

Baca Juga: Sakit Pinggang saat Hamil Muda: Penyebab dan Cara Mengatasi

2. Pola pikir dan pola hidup sehat adalah kunci penyembuhan nyeri pinggang

nyeri pinggang (dok. world.physio)

Manajemen nyeri pinggang terbaik menurut WHO dan penelitian terbaru saat ini adalah kombinasi antara edukasi, pemahaman nyeri, dan latihan secara bertahap. Manajemen diri merupakan hal penting yang kerap dianggap remeh oleh penderitanya. Padahal manajemen diri justru efektif mempercepat pemulihan. Manajemen diri meliputi pola pikir dan pola hidup sehat. 

Pola pikir adalah bagaimana kamu memahami nyeri dan mengarahkan tubumu pada penerimaan kondisi saat ini. Apa yang bisa membantu dan bagaimana cara mengatasi kecemasan atau ketakutan tentang kondisi tersebut. Proses pemulihan nyeri pinggang merupakan proses dalam jangka waktu yang bervariasi, bisa sebentar atau lama. Menurut Vlaeyen & Linton (2012), pola pikir yang sehat akan memberikan support pada penderita secara positif sehingga ia bisa melewati proses sakit menuju ke pemulihan. 

Pola hidup sehat sudah menjadi hal umum yang akan membantumu dalam menghadapi proses pemulihan nyeri pinggang. Pola hidup sehat meliputi manajemen tidur, stres, makanan, minuman, aktivitas fisik, olahraga, dan kegiatan sosial. Tidur merupakan dasar kesehatan manusia yang paling utama. Kurang tidur berisiko besar menghambat proses pemulihan nyeri pinggang.

Stres juga memiliki peran negatif dalam pemulihan nyeri pinggang, mengelola stres akan membantu proses pemulihan lebih baik.  Selain itu diet makanan dan minuman juga sangat berperan, karena setiap individu terkadang memiliki kondisi pemberat tambahan, diabetes misalnya. Manajemen makan dan minum tentunya akan membantu proses pemulihan.

Aktivitas fisik dan olahraga terkadang dihindari saat mengalami nyeri pinggang, mengetahui apa yang bisa kamu lakukan secara aktif akan membantu melewati fase nyeri pinggang. Terlibat kembali secara aktif dalam kegiatan sosial akan memberikanmu interaksi sosial yang positif dan support sosial yang dimungkinkan bisa membantu proses pemulihan anda. Oleh karena itu, jangan lupa juga untuk memilih circle yang tepat dan positif, ya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya