TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketotifen: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Obat ini membantu meredakan gejala asma, terutama pada anak

ilustrasi obat ketotifen (freepik.com/VIDIstudio)

Ketotifen termasuk ke dalam kelompok obat antihistamin, yakni obat-obatan yang digunakan untuk meredakan gejala rinitis alergi atau alergi lainnya. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter dan memiliki bentuk sediaan oral berupa tablet dan sirop.

Dalam bentuk sediaan oral, obat ini banyak digunakan untuk meredakan gejala asma, terutama asma pada anak-anak. Namun, ketotifen tidak efektif untuk mencegah atau mengobati serangan asma akut. Berikut informasi obat ketotifen lebih lanjut.

1. Manfaat

ilustrasi asma (parenting.firstcry.com)

Ketotifen bermanfaat untuk meminimalkan frekuensi serta tingkat keparahan serangan asma. Obat ini juga dapat mengurangi penggunaan obat asma lainnya.

Pada umumnya, obat golongan antihistamin ini diberikan untuk membantu mencegah atau mengurangi gejala asma pada anak-anak. Ketotifen harus dikonsumsi setiap hari agar mampu mengurangi keparahan dan durasi gejala asma.

Ketotifen bekerja dengan menghalangi bahan kimia (histamin) yang bisa mengakibatkan pembengkakan atau peradangan pada saluran udara di paru-paru. Perlu diingat, obat ini tidak boleh digunakan untuk serangan asma akut. Gunakan obat lain atau inhaler untuk mengatasi serangan asma akut, dilansir MediceNet.

2. Peringatan

ilustrasi ketotifen (pharmamirror.com)

Kadang satu jenis obat tidak cocok untuk semua orang. Sebelum minum ketotifen, penting untuk memberi tahu dokter bila kamu memiliki kondisi ini:

  • Sedang hamil, mencoba untuk hamil, atau menyusui
  • Masalah dengan cara kerja hati atau juga masalah ginjal
  • Memiliki kondisi yang menyebabkan peningkatan tekanan di mata, seperti glaukoma
  • Masalah prostat atau jika kesulitan buang air kecil
  • Adanya penyumbatan di usus kecil
  • Epilepsi
  • Porfiria, yaitu kondisi darah yang langka
  • Sedang mengonsumsi obat lain
  • Pernah mengalami reaksi alergi terhadap suatu obat

Dilansir Patient, ketotifen mampu menyebabkan kantuk. Jadi, hindari mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat tersebut. Hindari pula alkohol karena dapat memperburuk kantuk.

Konsumsi obat dapat menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. Karenanya, usahakan untuk menggunakan tabir surya yang melindungi dari sinar UVA dengan SPF minimal 15, terutama di bawah sinar matahari yang kuat.

Jika sedang atau akan menjalani operasi atau perawatan lain, terutama yang menguji alergi, beri tahu dokter bahwa kamu sedang menggunakan antihistamin.

Baca Juga: Fluoxetine: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

3. Dosis

ilustrasi obat ketotifen (pixabay.com/Jessica7191)

Menurut Mayo Clinic, untuk membantu pengobatan asma, bentuk sediaan oral ketotifen seperti tablet dan sirop memiliki perkiraan dosis umum sebagai berikut:

  • Dewasa dan anak berusia 3 tahun ke atas: biasanya, dosis yang diberikan adalah 1 miligram (mg) yang setara dengan 1 tablet atau 5 mililiter (mL) sirop sebanyak dua kali sehari. Dosis diambil sekali di pagi hari dan sekali di malam hari.

  • Bayi dan anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun: pemberian dosis harus ditentukan oleh dokter dan akan didasarkan pada berat badan anak. Dosisnya mungkin 0,25 mL sirop per kilogram (kg) berat badan yang diambil dua kali sehari, sekali di pagi hari dan sekali di malam hari.

4. Cara mengonsumsi

ilustrasi obat ketotifen (pharmabol.co.uk)

Ketotifen dikonsumsi secara oral dan umumnya diminum dua kali sehari. Obat ini bisa digunakan bersama dengan obat asma lainnya, serta boleh diminum dengan atau tanpa makanan. Obat tablet tidak boleh dikunyah atau dihancurkan. 

Untuk mengurangi efek kantuk dari obat ini, dosis dapat ditingkatkan secara perlahan selama minggu pertama, sesuai dengan anjuran dokter.

Obat ini mesti dikonsumsi secara teratur agar kerjanya optimal. Teruslah meminumnya meskipun kamu sudah merasa lebih baik. Sebab, sejumlah kondisi dapat memburuk bila obat dihentikan secara tiba-tiba.

Setidaknya butuh waktu hingga 10 minggu sebelum manfaat penuh dari ketotifen bisa dirasakan. Setelah 2 atau 3 bulan penggunaan, dokter mungkin akan mengurangi penggunaan obat asma lainnya. Ingatlah untuk selalu mematuhi arahan dari dokter dan jangan menghentikannya sebelum mengonsultasikannya ke dokter.

5. Overdosis, dosis yang terlewat, dan penyimpanan

ilustrasi obat ketotifen (clenbuterol4sale.com)

Dilansir HealthLinkBC, overdosis ketotifen ditandai dengan gejala kantuk yang tidak biasa, kebingungan, detak jantung cepat, pingsan, atau kejang. Segera hubungi dokter bila terjadi pingsan atau kesulitan bernapas.

Melewatkan satu saja dosis ketotifen berpotensi membuat obat ini menjadi kurang efektif. Oleh karenanya, usahakan agar tidak ada dosis yang terlewat selama pemakaian obat ini.

Semisal ada dosis yang terlewat, minumlah segera setelah ingat dan lewati dosis bila sudah mendekati dosis berikutnya. Jangan pernah menggandakan dosis untuk mengejar ketertinggalan dan ambil dosis berikutnya secara teratur pada waktu yang sama.

Simpan ketotifen pada suhu ruangan sekitar 25 derajat Celcius yang jauh dari cahaya dan kelembapan. Jauhkan obat dari jangkauan anak atau hewan peliharaan dan jangan simpan atau buang obat di kamar mandi. Buanglah produk dengan benar sesuai arahan apoteker ketika obat sudah kedaluwarsa atau tidak lagi dibutuhkan.

6. Interaksi obat

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Menggunakan ketotifen bersama dengan salah satu obat-obatan berikut sebenarnya tidak dianjurkan. Walau demikian, dalam beberapa kasus, penggunaan beberapa obat bersamaan mungkin saja diperlukan, yang mana tentu dokter sudah memperkirakan potensi interaksi obat yang bisa terjadi.

Jika dokter meresepkan ketotifen dengan obat lainnya, dokter bisa mengubah dosis atau frekuensi penggunaan salah satu atau beberapa obat lainnya. Mengutip Drugs, beberapa obat tersebut adalah:

  • Amifampridin
  • Bupropion
  • Donepezil
  • Pitolisan

Selain obat-obatan ini, ketotifen juga bisa berinteraksi dengan obat-obatan lainnya. Maka dari itu, selalu informasikan seluruh obat maupun suplemen yang sedang dikonsumsi atau digunakan sebelum memulai terapi dengan obat baru.

Baca Juga: Somatropin: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya