TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hematoma Epidural: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Prognosis

Bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati

ilustrasi sakit kepala (cityosteopathy.com.au)

Hematoma epidural atau epidural hematoma (EDH) adalah kumpulan darah yang terbentuk antara tengkorak dan dura mater, membran pelindung terluar yang menutupi otak manusia. Trauma atau cedera lain pada kepala bisa menyebabkan otak memantul ke bagian dalam tengkorak. Hal ini bisa merobek lapisan dalam otak, jaringan, dan pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan sehingga bisa mengakibatkan hematoma terbentuk.

Hematoma epidural bisa memberi tekanan pada otak dan menyebabkannya membengkak. Ketika membengkak, otak kemungkinan bergeser di tengkorak. Tekanan dan kerusakan pada jaringan otak bisa memengaruhi penglihatan, ucapan, mobilitas, dan kesadaran, mengutip Healthline. 

Jika tidak diobati, hematoma epidural bisa menyebabkan kerusakan otak yang berkepanjangan, bahkan kematian. Dilansir Cleveland Clinic, hematoma epidural menyebabkan kematian hingga 15 persen kasus. Kenali tentang penyebab, gejala, dan penanganan hematoma melalu ulasan berikut ini, yuk!

1. Apa itu hematoma epidural?

ilustrasi hematoma epidural (healthjade.com)

Hematoma epidural merupakan kumpulan darah antara tengkorak dan dura mater, selaput tebal yang menutupi otak. Otak mempunyai tiga lapisan atau penutup membran (disebut meninges) yang terletak di antara tulang tengkorak dan jaringan otak. Tujuan meninges adalah untuk menutupi dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Dura mater merupakan meningen terluar.

Jika seseorang menderita hematoma epidural, maka kemungkinan ia mengalami robekan pada pembuluh darah, biasanya arteri namun terkadang vena, dan darah bocor ke dura mater. Darah yang bocor membentuk kantong yang menonjol ke luar dan memberi tekanan pada otak. Tekanan ini bisa mengakibatkan lebih banyak cedera otak. 

Jika pendarahan terjadi di dalam tulang belakang, maka itu disebut hematoma epidural tulang belakang. Dilansir Cleveland  Clinic, nama lain untuk hematoma epidural yaitu hematoma ekstradural, perdarahan epidural, atau hematoma intrakranial. Secara lebih luas lagi, hematoma epidural juga termasuk jenis cedera otak traumatis (TBI).

Hematoma epidural terjadi pada hingga sekitar 10 persen orang dengan cedera kepala. Sekitar 75 persen hematoma epidural pada orang dewasa terjadi di area temporal otak (sisi kepala di atas telinga).

2. Apa penyebabnya?

ilustrasi kepala diperban (cesi.org.uk)

Hematoma epidural biasanya terjadi akibat trauma atau cedera lain pada kepala. Misalnya, otak kemungkinan mengalami pukulan yang merusak ketika jatuh, kecelakaan kendaraan, atau tabrakan dalam olahraga kontak, seperti sepak bola atau basket. Selain itu, kekerasan fisik juga bisa mengakibatkan cedera kepala dan menyebabkan hematoma epidural. 

Seseorang berisiko lebih tinggi terkena hematoma epidural jika ia:

  • Mengalami kesulitan berjalan tanpa jatuh.
  • Pernah mengalami trauma di kepala.
  • Minum obat pengencer darah.
  • Minum alkohol yang meningkatkan risiko jatuh dan kecelakaan lainnya.
  • Tidak memakai helm pelindung selama aktivitas kontak.
  • Tidak memakai sabuk pengaman ketika bepergian dengan kendaraan.
  • Orang-orang yang pekerjaannya melibatkan risiko jatuh.

Baca Juga: 12 Gejala Awal Penyakit Lupus, Waspadai Tanda-Tandanya! 

3. Apa saja gejalanya?

ilustrasi sakit kepala (cityosteopathy.com.au)

Gejala hematoma epidural bisa berkembang dengan cepat sesudah cedera atau secara perlahan selama beberapa jam. Waktu yang dibutuhkan untuk gejala berkembang tergantung pada tingkat keparahan cedera dan seberapa cepat darah mengisi ke dalam lapisan antara otak dan tengkorak.

Dilansir Medical News Today, beberapa tanda dan gejala hematoma epidural yang paling umum yaitu meliputi:

  • Mual
  • Muntah
  • Kebingungan
  • Pusing
  • Sakit kepala parah
  • Kehilangan penglihatan di satu sisi
  • Kejang
  • Kelemahan pada salah satu bagian tubuh
  • Pupil membesar di satu mata
  • Mengantuk atau kehilangan kewaspadaan
  • Perubahan pernapasan

Sebelum menerima perawatan, pasien kemungkinan kehilangan kesadaran atau kemungkinan juga mengalami koma.

4. Bagaimana cara dokter mendiagnosisnya?

ilustrasi CT scan (iinn.com)

Hematoma epidural didiagnosis dengan menggunakan CT scan atau magnetic resonance imaging (MRI) kepala atau tulang belakang. Di kepala, hematoma muncul sebagai massa padat yang mendorong otak menjauh dari otak.

Dokter bisa memesan angiogram jika penyebab non-trauma seperto malformasi arteriovenosa dicurigai. Selain itu, pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko pendarahan pasien dan memeriksa masalah medis yang menunjukkan bahwa darah pasien mempunyai masalah pembekuan.

5. Bagaimana pengobatannya?

ilustrasi operasi otak (narayanahealth.org)

Perawatan untuk hematoma epidural tergantung pada tingkat keparahan cedera dan kesehatan individu secara keseluruhan serta adanya cedera atau penyakit lain.

Perawatan hematoma epidural meliputi:

  • Operasi: Dalam banyak kasus, dokter akan menggunakan salah satu dari dua prosedur pembedahan untuk mengeluarkan darah dari otak. Kraniotomi lebih mungkin digunakan untuk hematoma parah. Dalam prosedur ini, sebagian tengkorak diangkat sementara untuk menghilangkan hematoma. Saat hematoma epidural lebih kecil atau kurang parah, dokter kemungkinan akan merekomendasikan aspirasi. Aspirasi melibatkan pengeboran lubang kecil di tengkorak. Seorang dokter kemudian menggunakan suction untuk menghilangkan hematoma.
  • Obat-obatan: Obat kemungkinan akan diresepkan, baik sebelum dan setelah operasi. Sebelum operasi, seseorang akan memerlukan agen hiperosmotik untuk membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan di otak. Ini termasuk manitol, gliserol, dan salin hipertonik. Sesudah operasi, dokter kemungkinan meresepkan obat anti-kejang yang bisa diminum selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun sesudah cedera. Selain itu, dokter kemungkinan meresepkan atau merekomendasikan obat pereda nyeri atau obat antiinflamasi untuk mempermudah masa pemulihan pasien. 

Sesudah perawatan, pemulihan kemungkinan memakan waktu tergantung pada tingkat keparahan hematoma epidural. Pemulihan akan melibatkan perawatan di rumah dan terapi lainnya.

Kemungkinan pemulihan dari hematoma epidural akan memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Dalam banyak kasus, perbaikan awal terjadi dalam waktu sekitar 6 bulan sesudah cedera. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pasien di rumah untuk membantu proses pemulihan. Beberapa rekomendasi meliputi:

  • Banyak istirahat.
  • Meningkatkan aktivitas secara perlahan.
  • Menghindari olahraga kontak di masa mendatang.
  • Mengurangi atau menghilangkan konsumsi alkohol.

Dokter atau terapis juga bisa merekomendasikan latihan rutin. Olahraga akan membantu meningkatkan kekuatan pasien dan mengurangi perasaan lemah.

Sesudah perawatan, dokter akan mengembangkan rencana rehabilitasi yang kemungkinan meliputi terapi fisik, okupasi, dan wicara. Perawatan rehabilitasi bertujuan untuk:

  • Meningkatkan kekuatan.
  • Mendapatkan kembali kontrol kandung kemih.
  • Meningkatkan keterampilan berbicara yang hilang.
  • Meningkatkan keterampilan motorik kasar, seperti berjalan.

Baca Juga: 6 Penyakit yang Menyebabkan Gairah Seksual Hilang

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya