TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suplemen Herbal yang Berpotensi Merusak Hati

Herbal bukan berarti 100 persen aman

ilustrasi suplemen herbal (unsplash.com/Supliful - Supplements On Demand)

Intinya Sih...

  • Tubuh dapat memproses sejumlah vitamin dan mineral tertentu. Namun, jika kadarnya melebihi jumlah yang dapat dimetabolisme tubuh, hal itu berpotensi menyebabkan kerusakan hati.
  • Ashwagandha, black cohosh, garcinia cambogia, ekstrak teh hijau, beras ragi merah, dan kunyit dianggap berpotensi berbahaya bagi organ hati.

Herbal telah digunakan untuk tujuan pengobatan selama ribuan tahun. Perlu diingat, meskipun suplemen herbal dapat dianggap alami, tetapi penggunaannya belum tentu aman, bahkan beberapa produk tidak memiliki izin BPOM.

Orang juga dapat mengalami efek samping saat mengonsumsi suplemen herbal. Beberapa bahkan dapat berinteraksi dan mengganggu obat yang sedang dikonsumsi.

Baru-baru ini, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Michigan, Amerika Serikat (AS), melaporkan bahwa sekitar 15,6 juta orang dewasa AS telah mengonsumsi setidaknya satu suplemen herbal dalam 30 hari terakhir yang mungkin merusak hati mereka. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open pada Agustus 2024.

1. Enam produk herbal berpotensi merusak hati

Studi ini dilakukan dengan menganalisis data lebih dari 9.500 orang dewasa AS dengan usia rata-rata 47,5 tahun yang berpartisipasi dalam National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2017 hingga 2020.

Data medis pada peserta ini mencakup penggunaan obat resep dan suplemen herbal. Para ilmuwan berfokus pada penggunaan enam suplemen herbal oleh peserta studi yang dianggap berpotensi hepatotoksik atau memiliki efek merusak hati:

Bagaimana bahan-bahan tersebut menyebabkan kerusakan hati belum diketahui, tetapi kemungkinan besar karena metabolisme yang terjadi di hati setelah produk dikonsumsi. Mirisnya lagi, kerusakan hati akibat mengonsumsi herbal bisa fatal hingga memerlukan transplantasi hati darurat. 

2. 15,6 juta orang dewasa menggunakan herbal yang berpotensi merusak hati

ilustrasi suplemen herbal (freepik.com/wayhomestudio)

Studi menemukan, sekitar 58 persen dari semua peserta melaporkan menggunakan suplemen atau makanan herbal setidaknya sekali dalam periode 30 hari. Sekitar 5 persen peserta mengatakan bahwa mereka telah mengonsumsi setidaknya satu dari enam tanaman yang berpotensi hepatotoksik dalam 30 hari terakhir. Persentase ini setara dengan sekitar 15,6 juta orang dewasa AS.

Para peneliti berharap hasil penelitian ini akan meningkatkan kesadaran di antara masyarakat tentang bahan-bahan yang berpotensi meracuni hati. Terlebih, produk suplemen biasanya tidak diatur secara ketat.

Baca Juga: 15 Suplemen Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Imun

3. Alami tidak selalu aman

Karena suplemen herbal diklaim terbuat dari bahan-bahan alami, banyak orang percaya bahwa ini lebih aman. Padahal, alami tidak selalu berarti aman. Beberapa bahan alami dapat menjadi racun jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau berinteraksi dengan obat-obatan.

Mengingat kurangnya pengawasan regulasi pada pembuatan dan pengujian produk herbal, konsumen perlu tahu bahwa produk tersebut mungkin lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat.

Suplemen herbal dianggap mengganggu kemampuan hati untuk memproses dan mendetoksifikasi zat berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan racun dalam hati, yang dapat menyebabkan peradangan, kematian sel, bahkan gagal hati.

4. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengonsumsi suplemen herbal

ilustrasi suplemen herbal (pixabay.com/Vachagan Malkhasyan)

Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan produk herbal. Banyak dari produk ini dapat berinteraksi secara signifikan dengan beberapa obat, seperti obat jantung, obat tekanan darah, pengencer darah, dan obat-obatan lainnya. 

Banyak juga yang dapat membahayakan ibu hamil atau menyusui. Orang yang minum obat, sedang hamil, atau menyusui tidak boleh mengonsumsi suplemen herbal tanpa sepengetahuan atau panduan dokter.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya