TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Mata Juling pada Orang Dewasa

Bisa karena ambliopia, cedera otak, hingga penyakit tertentu

ilustrasi mata juling pada orang dewasa (pexels.com/Shiny Diamond)

Intinya Sih...

  • Mata juling atau strabismus biasanya terjadi pada masa bayi atau anak usia dini. Namun, ini juga bisa berkembang saat seseorang sudah dewasa.
  • Mata juling pada orang dewasa dapat disebabkan oleh ambliopia, cedera otak, dan penyakit Graves.
  • Operasi ablasi retina atau katarak, diabetes, dan hipertensi juga bisa menjadi beberapa penyebab mata juling pada orang dewasa.

Mata juling atau strabismus terjadi ketika salah satu atau kedua mata tidak berada dalam posisi yang sejajar. Ini selanjutnya dapat menyebabkan distorsi visual, termasuk penglihatan ganda dan hilangnya persepsi kedalaman. 

Mata juling biasanya terjadi pada masa bayi atau anak usia dini. Namun, ini juga bisa berkembang saat seseorang sudah dewasa.

Penyebab mata juling pada orang dewasa biasanya berbeda dengan penyebab mata juling pada anak-anak. Ini dia beberapa penyebab mata juling pada orang dewasa.

1. Ambliopia

Mata malas atau ambliopia adalah berkurangnya ketajaman penglihatan pada mata, bahkan dengan kacamata atau lensa kontak. Ini biasanya terjadi pada satu mata dan disebabkan oleh perkembangan penglihatan yang tidak normal pada awal kehidupan.

Mata yang terpengaruh sering kali terlalu menjorok ke dalam atau ke luar. Ambliopia umumnya berkembang sebelum seseorang berusia 7 tahun dan biasanya hanya terjadi pada satu mata.

2. Penyakit Graves

ilustrasi mata sakit (freepik.com/Racool_studio)

Penyakit Graves atau hipertiroidisme dapat menyebabkan penonjolan pada salah satu atau kedua mata, mata kering, insufisiensi konvergensi, dan/atau hipertropia.

Gejala awal penyakit Graves biasanya berupa ketidakcukupan konvergensi, yang menyebabkan ketegangan mata, kelelahan, atau diplopia.

Jika kondisi makin parah, otot akan menebal dan mungkin tidak berfungsi dengan baik, sehingga mengakibatkan deviasi vertikal.

Kasus yang ringan dapat diobati dengan terapi, sedangkan kasus yang lebih kompleks biasanya memerlukan kacamata prisma. 

3. Cedera otak

Cedera otak dapat diikuti dengan satu atau lebih masalah penglihatan. Faktanya, mata juling sering kali terjadi bersamaan dengan hemianopia setelah cedera otak.

Hemianopia adalah kehilangan penglihatan total atau sebagian akibat kerusakan saraf optik, sering kali akibat cedera kepala atau stroke.

Baca Juga: 4 Cara Menangani Mata Juling Pada Anak 

4. Operasi katarak

ilustrasi operasi jantung (pixabay.com/sasint)

Operasi katarak adalah prosedur yang sangat umum untuk mengobati katarak. Operasi ini melibatkan pengangkatan lensa alami mata yang keruh dan penanaman lensa intraokular buatan. Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi komplikasi dapat terjadi.

Setelah operasi katarak, beberapa pasien akan mengalami penglihatan ganda. Hal ini mungkin disebabkan oleh masalah otot mata tersembunyi yang terjadi karena menutup mata, atau karena keracunan obat anestesi yang disuntikkan. Terkadang, operasi katarak menyebabkan mata juling. Untungnya, pada sebagian besar pasien, gejalanya dapat ditangani dengan kacamata prisma

5. Stroke

Stroke merupakan penyebab utama mata juling yang berkembang pada orang dewasa. Studi tahun 2009 menyebut bahwa mata juling terjadi pada 16,5 persen pasien pasca stroke.

Jika kontrol saraf pada otot mata  terpengaruh, salah satu mata mungkin tidak bergerak dengan benar. Hal ini dapat membuat seseorang mengalami penglihatan kabur atau penglihatan ganda, yang selanjutnya dapat berkembang menjadi mata juling.

6. Operasi ablasi retina

ilustrasi operasi (pexels.com/Skip Class)

Dalam beberapa kasus, setelah operasi perbaikan ablasi retina, penglihatan ganda dapat terjadi. Jika penglihatan tidak membaik dalam dua minggu, prisma biasanya digunakan untuk menghilangkan penglihatan ganda.

Sering kali, terapi penglihatan digunakan bersamaan dengan prisma untuk menghilangkan penglihatan ganda. Jika pandangan mata masih tidak sejajar, maka pembedahan mungkin diperlukan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya