TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Kebutaan pada Usia Tua, Bisakah Dicegah?

Risiko kebutaan meningkat seiring bertambahnya usia

ilustrasi lansia (freepik.com/stefamerpik)

Intinya Sih...

  • Lansia rentan mengalami gangguan penglihatan, yang meningkatkan risiko depresi dan menurunnya kemampuan sehari-hari.
  • AMD adalah penyebab umum kebutaan pada usia tua, dengan faktor risiko termasuk usia, riwayat keluarga, hipertensi, dan merokok.
  • Glaukoma, katarak, arteritis temporal, retinitis pigmentosa, diabetes mata malas juga dapat menyebabkan kebutaan pada usia tua.

Salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dialami lansia adalah hilangnya penglihatan. Sekitar satu dari tiga orang mengidap penyakit mata yang menyebabkan hilangnya penglihatan pada usia 65 tahun. 

Gangguan penglihatan dikaitkan dengan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ini juga menyebabkan peningkatan risiko depresi pada lansia. Karenanya, gangguan penglihatan pada lansia menjadi masalah besar yang memerlukan perhatian serius.

Banyak masalah penglihatan yang dialami lansia berkembang secara perlahan hingga membuat mereka tidak menyadarinya dan pada akhirnya mengalami kehilangan penglihatan. Kenali apa saja penyebab kebutaan pada usia tua.

1. Degenerasi makula terkait usia

Degenerasi makula terkait usia atau age-related macular degeneration (AMD) adalah penyebab paling umum hilangnya penglihatan pada orang berusia di atas 65 tahun.

AMD ditandai dengan kerusakan area retina yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral.

Faktor risiko AMD termasuk bertambahnya usia, riwayat AMD dalam keluarga, dan faktor risiko kardiovaskular, seperti hipertensi dan merokok.

AMD dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu AMD non eksudatif (kering) dan AMD eksudatif (basah). Sekitar 90 persen pengidap AMD mempunyai bentuk penyakit non eksudatif. 

2. Glaukoma

ilustrasi glaukoma pada lansia (pexels.com/Jonathan Pham)

Glaukoma adalah sekelompok penyakit yang dapat merusak saraf optik di bagian belakang mata. Glaukoma pada awalnya merusak penglihatan samping dan akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.

Menurut National Eye Institute, sekitar setengah pengidap glaukoma tidak mengetahui bahwa mereka memiliki kondisi ini karena perkembangannya sangat lambat.

Para peneliti belum yakin apa penyebab glaukoma. Ini mungkin berhubungan dengan tekanan mata yang tinggi, tetapi bahkan orang dengan tekanan mata yang normal pun bisa mengalaminya.

Pemeriksaan mata rutin setiap 1–2 tahun dapat membantu dokter mendeteksinya sejak dini.

3. Katarak

Normalnya, lensa mata jernih seperti lensa kamera. Namun, pada orang dengan katarak, area keruh berkembang di lensa mata bagian depan.

Area keruh ini selanjutnya menghalangi cahaya melewati lensa ke bagian belakang mata atau retina. Akibatnya, orang dengan katarak memiliki penglihatan yang kabur. 

Katarak biasanya terbentuk secara perlahan dan tidak menimbulkan rasa sakitBeberapa tetap kecil dan tidak memengaruhi penglihatan.

Jika area keruh meluas dan berdampak signifikan pada penglihatan, maka biasanya dapat diatasi dengan operasi pengangkatan katarak.

Baca Juga: Cara Mengatasi Mata Perih setelah Berenang

4. Arteritis temporal

ilustrasi lansia (freepik.com/freepik)

Arteritis temporal terjadi saat arteri di pelipis dan di seluruh tubuh tersumbat atau meradang.

Ini biasanya dimulai dengan sakit kepala parah, nyeri saat mengunyah, dan nyeri tekan di pelipis. Beberapa minggu kemudian, orang tersebut tiba-tiba kehilangan penglihatan pada salah satu mata, yang segera diikuti dengan kehilangan penglihatan pada mata lainnya.

Gejala lainnya termasuk nyeri sendi, penurunan berat badan, dan demam ringan.

Kemungkinan, kondisi ini disebabkan karena rusaknya sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis dini dan obat-obatan dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan.

5. Retinitis pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah kelompok penyakit mata bawaan yang langka. Ini disebabkan oleh mutasi genetik yang memengaruhi retina, yang menyebabkan sel-selnya terurai secara perlahan.

Retinitis pigmentosa biasanya diturunkan dari orang tua ke anak saat lahir, tetapi cedera, infeksi, dan beberapa obat dapat menyebabkan kerusakan pada retina. Kebanyakan orang dengan retinitis pigmentosa akhirnya kehilangan sebagian besar penglihatannya.

6. Retinopati terkait diabetes

ilustrasi lansia (freepik.com/stefamerpik)

Ini merupakan gangguan mata yang disebabkan komplikasi diabetes. Ini terjadi saat pembuluh darah kecil berhenti menyuplai nutrisi pada retina.

Pada tahap awal, pembuluh darah mungkin mengeluarkan cairan sehingga menyebabkan penglihatan kabur. Namun, terkadang tidak ada gejala sama sekali.

Saat penyakit berkembang, kamu mungkin melihat floater, bintik-bintik buta, atau penglihatan kabur. Pembuluh darah baru dapat tumbuh dan mengeluarkan darah di bagian tengah mata, yang menyebabkan kehilangan penglihatan.

Kondisi ini dapat diperbaiki dan kebutaan dapat dicegah dengan suntikan obat, laser, dan operasi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya