TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lazy Bowel Syndrome: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Ini merupakan masalah akibat sering mengonsumsi pencahar

ilustrasi buang air besar (freepik.com/gpointstudio)

Lazy bowel syndrome (LBS) adalah suatu kondisi dengan gejala sembelit dan buang air besar yang menyakitkan. Istilah ini kerap digunakan untuk menggambarkan cara usus berperilaku setelah sering menggunakan obat pencahar.

Pada orang dengan LBS, usus besar menjadi lambat untuk memindahkan limbah melalui saluran pencernaan tubuh.

LBS bisa menjadi masalah kronis, tetapi perubahan gaya hidup dan modifikasi pola makan dapat membantu memperbaiki gejalanya.

Dirangkum dari Healthline dan Medical News Today, inilah informasi seputar lazy bowel syndrome yang penting untuk diketahui, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya.

1. Apa itu lazy bowel syndrome?

Sebenarnya, LBS bukanlah gangguan medis yang dapat didiagnosis. Istilah ini merujuk pada pencernaan yang melambat. Melambatnya pencernaan membuat frekuensi buang air besar menjadi lebih jarang, yang oleh dokter disebut slow transit constipation (STC).

Individu dengan STC memiliki tinja yang sangat keras, sehingga sulit untuk dikeluarkan. Akibatnya, mereka mungkin mengalami komplikasi, seperti wasir dan buang air besar yang menyakitkan.

Beberapa orang mengembangkan LBS setelah penggunaan obat pencahar stimulan yang berkepanjangan. Obat pencahar stimulan membantu buang air besar dengan merangsang gerakan peristaltik. Namun, lama-kelamaan penggunaannya memicu ketergantungan tubuh pada stimulasi tersebut.

2. Gejalanya yang perlu diwaspadai

ilustrasi gambar pencernaan manusia/pixabay.com/bodymybody

Terdapat beberapa gejala yang mungkin menyertai LBS, yang meliputi:

  • Sangat jarang merasakan keinginan untuk buang air besar.
  • Buang air besar hanya beberapa kali seminggu.
  • Buang air besar lebih sedikit dari biasanya.
  • Perut kembung dan nyeri.
  • Mual.

Baca Juga: 5 Gangguan Pencernaan yang Menyebabkan Berat Badan Meningkat Drastis

3. Penyebab

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan LBS: 

  • Penggunaan pencahar: Kebiasaan menggunakan pencahar stimulan dalam waktu yang lama mungkin menjadi penyebab kesulitan buang air besar tanpa obat pencahar.
  • Obat-obatan: Beberapa jenis obat dapat memperlambat pencernaan dan menyebabkan konstipasi.
  • Konsumsi serat yang kurang atau terlalu banyak: Konsumsi makanan berserat dapat membantu meringankan sembelit. Namun, terlalu banyak makan makanan berserat juga dapat memperburuk masalah pencernaan.
  • Penyumbatan: Pertumbuhan atau penyumbatan fisik di dalam saluran pencernaan dapat memperlambat pencernaan.
  • Irritable bowel syndrome (IBS): IBS menyebabkan sembelit, gas, diare, dan masalah pencernaan lainnya.
  • Penyakit tiroid: Beberapa orang dengan tiroid yang kurang aktif atau hipotiroidisme, mengembangkan sembelit kronis dan pencernaan yang melambat.
  • Kerusakan saraf: Rusaknya saraf di saluran pencernaan dan cedera neurologis dapat memperlambat aktivitas pencernaan.

Beberapa penyebab potensial lainnya meliputi:

  • Sering menunda buang air besar.
  • Wasir.
  • Kerusakan pada otot anus.
  • Disfungsi dasar panggul.
  • Gangguan perkembangan.
  • Demensia.

4. Diagnosis

ilustrasi dokter dan pasien (pexels.com/Gustavo Fring)

Perawatan dengan obat sembelit tradisional, makan lebih banyak serat, atau minum lebih banyak air mungkin tidak berpengaruh untuk STC.

Oleh sebab itu, beri tahu informasi yang terperinci dan akurat kepada dokter tentang gejala dan riwayat kesehatan. Informasi yang lengkap dapat membantu dokter mendiagnosis secara akurat.

Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa kelainan pada rektum dan anus.

Kadang, dokter juga akan memeriksa kesehatan otot dasar panggul. Dokter juga dapat menggunakan tes dan prosedur diagnostik, seperti kolonoskopi, untuk mendeteksi kelainan pada saluran pencernaan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya