TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Kopi Terbukti Menyebabkan Kolesterol Tinggi

Tergantung cara penyajian dan jumlah yang diminum

ilustrasi minum kopi (pexels.com/Pixabay)

Siapa pun yang memiliki riwayat kolesterol tinggi tentunya lebih memperhatikan diet untuk membantu menjaga kadar kolesterol jahat tetap rendah. Namun, bagaimana dengan kopi? Ini adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan dipuja karena aroma, rasa, dan manfaatnya.

Faktanya, kopi dapat meningkatkan kolesterol, tetapi ini tergantung pada cara penyeduhannya dan seberapa banyak kamu meminumnya. Jika kamu sensitif terhadap kafein, kopi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Kali ini, kita akan membahas bagaimana kopi berkontribusi terhadap kolesterol.

1. Kaitan antara kopi dan kolesterol

ilustrasi kopi (pexels.com/Pixabay)

Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kopi dan kolesterol. Minyak kopi, seperti cafestol dan kahweol, bertanggung jawab atas efeknya terhadap kolesterol. Cafestol sendiri memengaruhi kemampuan tubuh dalam hal metabolisme kolesterol.

Menurut sebuah metaanalisis, minyak kopi dapat menurunkan asam empedu dan sterol netral. Ini selanjutnya menyebabkan peningkatan kolesterol (American Journal of Epidemiology, 2001). Para peneliti menyimpulkan bahwa cafestol adalah senyawa peningkat kolesterol paling ampuh yang ditemukan dalam makanan manusia.

Jika kamu memiliki mutasi genetik yang memperlambat metabolisme kopi dalam tubuh dan minum dua cangkir kopi atau lebih sehari, risiko penyakit jantung mungkin lebih tinggi.

Baca Juga: Kolesterol Rendah: Gejala, Penyebab, Penanganan

2. Mengapa cara menyeduh kopi penting?

ilustrasi menyeduh kopi dengan kertas filter (pexels.com/Karolina Grabowska)

Minyak kopi paling keras terdapat pada kopi yang ampasnya memiliki kontak paling lama dengan air selama penyeduhan. Mesin French press, yang menyeduh kopi dengan terus mengalirkan air melalui ampasnya, terbukti memiliki konsentrasi cafestol yang lebih tinggi.

Sebaliknya, menyeduh dalam teko kopi ala Amerika dengan filter memiliki kadar yang relatif rendah, karena minuman hanya diseduh satu kali. Selain itu, sebagian besar cafestol tertinggal di dalam filter, apa pun hasil sangrainya.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kopi rebus ala Turki dan kopi rebus ala Skandinavia memiliki jumlah diterpen tertinggi. Kopi instan dan kopi yang diseduh memiliki jumlah yang dapat diabaikan, dan espresso memiliki jumlah yang sedang (Molecular Endocrinology, 2007).

Penelitian lain yang dilakukan di Baylor College of Medicine tahun 2007 menunjukkan bahwa minum lima cangkir kopi setiap hari selama empat minggu dari metode penyeduhan French press dapat meningkatkan kadar kolesterol darah sebesar 6 hingga 8 persen.

3. Berhati-hatilah dengan apa yang kamu masukkan ke dalam kopi

ilustrasi kopi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Para peneliti telah lama mengetahui bahwa lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol. Sayangnya, lemak jenuh bisa ditemukan pada banyak bahan yang kita masukkan ke dalam kopi.

Berikut adalah beberapa bahan tambahan untuk kopi yang perlu dihindari atau batasi, dilansir WebMD:

  • Krimer: Ini adalah bahan tambahan kopi klasik yang dibuat dari susu yang memiliki kadar lemak jenuh tinggi, yang telah terbukti meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. Pilihan yang lebih ramah kolesterol mencakup pilihan tanpa lemak atau rendah lemak atau susu nabati tanpa lemak jenuh.
  • Pemanis: Kopi dengan tambahan whipped cream dan berbagai macam pemanis yang makin banyak bermunculan di kedai kopi memiliki lebih banyak kesamaan dengan milkshake daripada secangkir kopi. Bahan ini mengandung banyak gula dan bahan-bahan yang tinggi lemak jenuhnya.
  • Bulletproof coffee: Ini adalah jenis kopi yang memerlukan penambahan mentega dan minyak kelapa. Kedua bahan tambahan ini memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi dan dilaporkan menyebabkan peningkatan tajam kolesterol LDL.

4. Peringatan dan risiko

ilustrasi kopi hitam (pexels.com/Foodie Factor)

Kopi paling dikenal karena kafeinnya, elemen yang mampu meningkatkan energi dan suasana hati. Namun, bagaimanapun juga, kafein adalah stimulan, yang jika dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan kegelisahan, insomnia, sakit kepala, sakit perut, dan kecemasan.

Dipaparkan dalam laman Healthline, kafein dapat memperburuk beberapa kondisi, seperti:

  • Insomnia.
  • Kecemasan.
  • Depresi.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Masalah jantung seperti aritmia.
  • Masalah ginjal.
  • Masalah perut kronis.

Pada perempuan lanjut usia, konsumsi kafein dalam jumlah besar juga meningkatkan risiko terkena osteoporosis.

Kafein juga dapat berinteraksi dengan beberapa obat atau herbal. Gunakan dengan hati-hati jika kamu sedang mengonsumsi:

  • Antibiotik kuinolon, seperti ciproflaxin dan norfloxacin.
  • Obat asma, seperti theophylline.
  • Obat depresi.
  • Antikoagulan.
  • Obat stimulan, termasuk dekongestan.
  • Echinacea.
  • Obat penurun berat badan yang mengandung kafein.
  • Pereda nyeri yang mengandung kafein.

Baca Juga: Jangan Minum 10 Obat Ini bersama Kopi, Ada Risikonya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya