Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Infeksi disebabkan oleh organisme mikroskopis, seperti bakteri, virus, atau jamur, yang masuk ke dalam tubuh, berkembang biak, dan mengganggu fungsi normal tubuh.
Infeksi bisa parah dan sampai menyebabkan kematian, terutama jika terjadi pada orang-orang yang memiliki penyakit yang mendasari, mengalami cedera serius, atau mengonsumsi obat yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Infeksi bakteri biasanya diobati dengan pemberian antibiotik. Namun, tak jarang suatu infeksi berkembang menjadi infeksi sekunder.
1. Apa itu infeksi sekunder?
Infeksi sekunder adalah infeksi yang terjadi selama atau setelah pengobatan infeksi lain. Ini bisa disebabkan oleh pengobatan pertama maupun perubahan sistem kekebalan yang memungkinkan terjadinya infeksi kedua.
Berikut contoh infeksi sekunder yang paling umum:
- Infeksi jamur vagina setelah minum antibiotik untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
- Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri atau jamur setelah mengalami infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus.
2. Mengapa terjadi infeksi sekunder?
ilustrasi seseorang sedang sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk) Ada beberapa alasan infeksi primer dapat berkembang menjadi infeksi sekunder:
- Perubahan pada sistem kekebalan tubuh
Beberapa penyakit dapat menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan komponen asing berbahaya, seperti virus dan bakteri.
Misalnya, terkena AIDS membuat tubuh tidak mampu lagi melawan bakteri atau virus yang biasanya dapat dilakukan oleh sistem kekebalan tubuh yang sehat. Akibatnya, orang yang hidup dengan AIDS lebih mudah terkena penyakit.
Misalnya, kamu mengalami infeksi kulit yang menyebabkan luka pada kulit. Luka ini dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri lain, yang kemudian berkembang menjadi infeksi baru.
Pengobatan untuk infeksi primer juga dapat menyebabkan infeksi sekunder. Misalnya, mengonsumsi antibiotik membuat perempuan lebih rentan terhadap infeksi jamur vagina.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Ini karena antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri penyebab penyakit. Namun, antibiotik juga membunuh bakteri vagina yang sehat, sehingga mengacaukan ekosistem flora vagina.
Baca Juga: Apakah Infeksi Saluran Kemih Bisa Sembuh Tanpa Antibiotik?
3. Infeksi sekunder dan koinfeksi
Terkadang, orang-orang menganggap infeksi sekunder sama dengan koinfeksi, padahal keduanya adalah hal yang berbeda.
Infeksi sekunder terjadi setelah infeksi primer, sedangkan koinfeksi adalah saat kamu mengalami beberapa infeksi yang tidak saling berhubungan langsung satu sama lain.
Misalnya, kamu dapat mengalami koinfeksi gonore dan sifilis. Infeksi tersebut belum tentu berhubungan satu sama lain. Namun, keduanya terkait dengan jenis aktivitas serupa, yaitu melakukan hubungan seks tanpa kondom.
Akan tetapi, jika kamu didiagnosis terkena infeksi jamur mulut karena rusaknya kekebalan tubuh akibat HIV, maka infeksi jamur ini mungkin terjadi karena HIV. Oleh sebab itu, ini akan dianggap sebagai infeksi sekunder.
4. Perawatan untuk infeksi sekunder
ilustrasi konsutasi dengan dokter (pexels.com/cottonbro studio) Jika setelah sembuh dari satu penyakit tak lama kemudian kamu terkena penyakit yang lainnya, segera temui dokter. Bisa jadi, kamu mengalami infeksi sekunder. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan mendalam untuk mengetahui jenis mikroorganisme penyebab infeksi dan tingkat keparahannya.
Pengobatan untuk infeksi sekunder biasanya melibatkan pemberian antibiotik, baik oral maupun topikal. Jenis antibiotik yang diberikan tergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi.