TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Umum Ruam Popok pada Bayi, Waspadai, Moms!

Bisa dari pola makan si kecil 

ilustrasi mengganti popok bayi (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Ruam popok adalah salah kondisi yang cukup umum dialami bayi. Ruam ini sering kali muncul di area sekitar pantat, alat kelamin, atau selangkangan bayi. Gejalanya berupa kulit kemerahan, bersisik, dan rasa perih. Meski secara medis ruam popok tidak menyebabkan kondisi yang serius, tetapi ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi bayi maupun orangtua.

Mengganti popok yang basah dan kotor dengan segera memang dapat membantu menghindarkan bayi dari kondisi ini. Namun, terkadang bayi juga tetap mengalami ruam meski orangtua rajin mengganti popoknya.

Sebenarnya, ada beberapa hal yang bisa memicu ruam popok pada bayi selain popok yang basah dan kotor. Ini termasuk penggunaan obat maupun jenis makanan yang dikonsumsi bayi. Apa saja penyebab paling umum ruam popok bayi? Simak penjelasannya berikut.

Baca Juga: 5 Pilihan Salep Ruam Popok untuk Bayi, Ampuh Banget! 

1. Bayi mendapatkan resep antibiotik

ilustrasi penyebab ruam popok (pexels.com/Emma Bauso)

Pada beberapa kondisi, bayi mungkin diresepkan untuk mengonsumsi antibiotik. Misalnya, karena mengalami infeksi telinga, radang paru-paru, batuk rejan (pertusis), atau kondisi lain yang disebabkan infeksi bakteri. Antibiotik tersebut dapat membantu membunuh bakteri penyebab penyakit.

Namun, di sisi lain, penggunaan antibiotik pada bayi justru bisa memicu ruam popok. Ini terjadi karena antibiotik juga dapat membunuh beberapa bakteri “baik” yang berperan menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Kondisi ini memungkinkan bayi mengalami infeksi jamur Candida. Di mana pada gilirannya juga menyebabkan ruam popok yang disebut ruam ragi.

Selain ruam ragi, antibiotik juga bisa menyebabkan ruam diare. Hal ini terjadi karena obat tersebut juga bisa membunuh beberapa bakteri “baik” dalam usus yang berperan mendukung pencernaan. Akibatnya, ini memicu diare, dan akhirnya menyebabkan ruam popok karena bayi jadi lebih sering buang air besar dan enzim pencernaan mengiritasi kulitnya.

2. Bayi mulai makan makanan padat (MPASI)

ilustrasi bayi makan (pexels.com /MART PRODUCTION)

Ruam popok dapat terjadi beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Namun, paling umum, ini biasanya terjadi ketika bayi berusia 9 dan 12 bulan. Pada usia tersebut, bayi sudah mulai mendapatkan makanan padat pendamping ASI (MPASI) dan megeksplorasi berbagai jenis makanan baru.

Menurut keterangan laman Parents, asupan makanan bayi juga bisa memicu ruam popok. Hal ini terjadi karena beberapa makanan tertentu dapat membuat tinja bersifat asam. Tinja asam ini kemudian dapat mengiritasi kulit bayi dan menyebabkan ruam yang biasa dikenal dengan “ruam popok asam”. Adapun makanan tersebut seperti  buah jeruk, tomat, produk berbahan tomat (saus tomat), buah beri (stroberi, blueberry), persik, plum, atau pun nanas.

Jadi, siklusnya adalah bayi mengonsumsi makanan yang dapat membuat tinja lebih asam. Saat buang air besar, tinja bersentuhan dengan kulit bayi dan membuatnya iritasi dan meradang hingga akhirnya menyebabkan ruam popok.

3. Mengganti merek popok, tisu basah, atau kain lap bayi

ilustrasi popok bayi (pexels.com/RDNE Stock project)

Produk tertentu mungkin cocok untuk bayi kamu, tetapi lainnya mungkin menyebabkan sensitivitas. Ruam popok juga dapat terjadi akibat sensitivitas terhadap bahan kimia dalam produk bayi, seperti popok, tisu basah, atau pun kain lap yang digunakan untuk membersihkan kotoran bayi.

Saat beralih ke popok merek baru, pilihlah produk yang bebas pewarna atau pewangi yang sering kali dapat mencegah alergi. Selain itu, gunakan kain lap yang lebih lembut untuk si kecil, ya!

Baca Juga: 4 Ciri Anak yang Belum Bisa Berhenti Menggunakan Popok

4. Rutinitas membersihkan popok kain

ilustrasi penyebab ruam popok (pexels.com/Anna Shvets)

Jika bayi menggunakan popok kain, pastikan kamu telah membersihkannya dengan ekstra. Kamu dapat menggunakan deterjen dan merendamnya di dalam air panas untuk membilasnya.

Caranya mudah, cukup bilas dengan saksama agar tidak ada sisa deterjen yang menempel pada kain dan menyebabkan iritasi. Selain itu, hindari penggunaan sabun atau deterjen yang mengandung pelembut atau pewangi karena dapat menyebabkan ruam.

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya