TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos Penyakit Alzheimer yang Wajib Kamu Tahu!

Apa benar alzheimer bukan penyakit serius?

ilustrasi masalah pada otak (freepik.com/atlascompany)

Bertambahnya usia membuat fungsi tubuh semakin menurun, tak terkecuali otak. Risiko penyakit pada otak pun juga semakin meningkat, salah satunya adalah penyakit Alzheimer.

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa Alzheimer bukan penyakit serius yang dapat mengancam nyawa. Adanya berbagai mitos yang beredar membuat penyakit Alzheimer kerap kali dipandang sebelah mata. Alzheimer dianggap penyakit yang lumrah dan menjadi bagian dari proses penuaan. Berikut penjelasan dari berbagai mitos penyakit Alzheimer yang wajib kamu ketahui!

1. Mitos: Alzheimer hanya terjadi pada lansia

ilustrasi lansia (pexels.com/Matthias Zomer)

Menurut National Institute on Aging, Alzheimer pada umumnya terjadi pada usia pertengahan 60-an ke atas. Meski begitu, beberapa orang dapat mengalami gejala pada usia yang lebih muda. Seseorang yang mengalami Alzheimer antara 30–60 tahun, disebut dengan Alzheimer dini atau early onset Alzheimer.

Kondisi tersebut termasuk kasus langka yang mempengaruhi kurang dari 10 persen penderita Alzheimer. Alzheimer saat diusia lebih muda mungkin menimbulkan tantangan yang lebih besar bagi mereka karena masih harus membesarkan anak, mengelola pekerjaan, dan harus mengajukan permohonan disabilitas di usia yang masih muda.

Baca Juga: 21 September Hari Alzheimer Sedunia: Sejarah dan Pengertian

2. Mitos: Alzheimer termasuk bagian dari proses penuaan yang normal

ilustrasi otak (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Banyak orang yang menjadi lebih sering lupa seiring bertambahnya usia. Mereka menganggap kondisi tersebut merupakan hal yang normal dan bagian dari penuaan.

Sementara pada kondisi Alzheimer, tidak hanya sekedar masalah dalam mengingat saja, melainkan terjadi kerusakan pada sel otak yang mengakibatkan beberapa sel otak mati. Kerusakan otak yang terjadi pada Alzheimer ini dapat menurunkan fungsi kognitif dan fungsi fisik sehingga mengakibatkan penyusutan jaringan otak.

Seperti penjelasan Mayo Clinic, kerusakan pada otak yang makin parah dapat mempengaruhi fungsi fisik, seperti menelan, keseimbangan, hingga mengontrol buang air kecil dan buang air besar. Untuk mengetahui penurunan masalah mengingat ini termasuk gejala Alzheimer atau bukan, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

3. Mitos: Alzheimer bukan penyakit yang serius

ilustrasi perawatan di rumah sakit (unsplash.com/Hiroshi Tsubono)

Laman Alzheimer's Association menjelaskan bahwa penyakit Alzheimer menyebabkan kerusakan pada sel saraf otak yang berakibat perubahan memori hingga hilangnya fungsi tubuh. Kondisi tersebut secara perlahan dapat menghilangkan identitas seseorang, kemampuan berinteraksi dengan orang lain, berpikir, makan, berbicara, berjalan, dan menemukan jalan pulang.  

WebMD juga menjelaskan bahwa penyakit Alzheimer menyebabkan mereka lupa untuk makan, minum, atau kesulitan menelan sehingga mengakibatkan kekurangan nutrisi yang parah. Selain itu, mereka juga mengalami masalah pernapasan yang dapat menyebabkan pneumonia sehingga memicu kematian.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2019 menyebutkan bahwa Alzheimer termasuk penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak ke tujuh di seluruh dunia. Ini menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer juga tidak bisa dianggap remeh karena juga dapat berakibat fatal, layaknya penyakit diabetes atau lainnya.

4. Mitos: Terdapat suplemen untuk mencegah atau mengobati penyakit Alzheimer

ilustrasi suplemen (pexels.com/Castorly Stock)

Ada berbagai iklan produk yang menawarkan suplemen dengan klaim mampu mencegah atau mengobati Alzheimer. Namun, ternyata belum ada bukti ilmiah yang dapat membuktikan klaim yang diberikan tersebut.

Saat ini masih belum ada suplemen yang terbukti dapat memperlambat, mencegah, atau mengobati Alzheimer. Jika hendak mengonsumsi suplemen atau mencoba pengobatan baru, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga: Mirip, Ini Perbedaan Demensia dan Penyakit Alzheimer 

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya