TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Mata Minus?

Proses pembiasan cahaya tidak sampai tepat di retina

ilustrasi rabun jauh (freepik.com/wayhomestudio)

Tidak jarang kita mengetahui orang di sekitar baik itu teman atau keluarga yang mengalami rabun jauh, atau mungkin kamu. Kondisi rabun jauh menyebabkan penurunan penglihatan dengan jarak tertentu, sehingga penderitanya butuh bantuan kacamata untuk memperbaiki penglihatannya.

Tingkat keparahan rabun jauh atau mata minus berbeda-beda. Bahkan, pada beberapa orang tingkat keparahan rabun jauh antara mata kanan dengan mata kiri juga bisa berbeda. Sebenarnya, mengapa seseorang bisa mengalami mata minus? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal rabun jauh

ilustrasi anak memakai kacamata (freepik.com/pch.vector)

Rabun jauh atau juga dikenal dengan sebutan mata minus merupakan kondisi penglihatan ketika benda jauh terlihat buram, sedangkan benda yang jaraknya dekat terlihat jelas. Pemeriksaan mata dapat mengetahui apakah seseorang mengalami rabun jauh atau tidak. 

Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), biasanya rabun jauh berkembang pada usia anak-anak usia 8 sampai 12 tahun. Selama usia remaja, adanya pertumbuhan membuat kondisi rabun jauh makin memburuk. Kondisi rabun jauh menjadi lebih stabil ketika berusia 20 tahun.

Baca Juga: Rabun Senja: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

2. Proses ketika melihat benda

ilustrasi melihat (pexels.com/Shiny Diamond)

Mata memiliki dua bagian yang berfungsi untuk memfokuskan gambar, yaitu kornea dan lensa. AAO menjelaskan bahwa cahaya harus melewati kornea dan lensa agar kita dapat melihat.

Kornea dan lensa akan membiaskan cahaya sehingga cahaya yang masuk difokuskan ke retina. Selanjutnya, retina akan meneruskan sinyal ke otak sehingga dapat diterjemahkan sebagai gambar yang jelas.

3. Mengapa seseorang bisa mengalami mata minus?

ilustrasi rabun jauh (freepik.com/karlyukav)

Rabun jauh merupakan kondisi kelainan refraksi. Ini terjadi ketika bentuk mata atau kornea yang membuat proses pemfokusan cahaya menjadi tidak akurat. 

Dilansir Mayo Clinic, biasanya rabun jauh terjadi karena bentuk bola mata terlalu panjang atau berbentuk oval, sementara bola mata normal berbentuk bulat.

Selain bentuk bola mata, rabun jauh juga dapat disebabkan kondisi kornea kemungkinan terlalu melengkung. Adanya perubahan tersebut membuat cahaya yang datang tidak sampai tepat di retina, melainkan di depan retina. Akibatnya, pesan yang dikirim oleh retina ke otak diterjemahkan sebagai gambar yang buram.

4. Orang dengan rabun jauh dapat melihat objek jauh dengan lensa korektif

ilustrasi kacamata (freepik.com/gpointstudio)

Tujuan pengobatan rabun jauh adalah untuk meningkatkan penglihatan dengan cara membantu memfokuskan cahaya melalui penggunaan lensa korektif atau operasi refraktif. Menggunakan lensa korektif dapat membantu cahaya yang masuk tepat di retina sehingga membantu melihat dengan jelas.  

Terdapat dua jenis lensa korektif, yaitu kacamata dan lensa kontak. Kacamata menjadi alat bantu penglihatan yang sederhana dan aman untuk mempertajam penglihatan, sedangkan lensa kontak berbentuk cakram kecil yang diletakkan di permukaan mata. Pemilihan kacamata maupun lensa kontak disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dikonsultasikan dengan dokter spesialis mata.

Baca Juga: 7 Tanda dan Gejala Umum Miopia pada Anak, Waspada!

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya