TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fomepizole Akan Didatangkan sebagai Antidotum Etilen Glikol

Pasien yang diberi antidotum membaik dan sebagian stabil

ilustrasi antidotum etilen glikol (pexels.com/Artem Podrez)

Gangguan ginjal akut yang terjadi pada anak-anak beberapa bulan ini membuat sebagian orang, khususnya orang tua, resah. Pasalnya, sudah ratusan anak-anak yang mengalami gangguan ginjal dan sebagian di antaranya meninggal dunia. 

Kasus gangguan ginjal akut tersebut sepertinya mulai menunjukkan titik terang. Sebab, antidotum atau penawar racun dari pemicu gangguan ginjal akut pada anak telah diketahui dan direncanakan akan didatangkan lebih banyak lagi. Berikut penjelasannya!

1. Peningkatan kasus gangguan ginjal akut pada anak

ilustrasi anak sakit (freepik.com/onlyyouqj)

Kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak masih bertambah. Hingga kini, telah dilaporkan sebanyak 241 kasus di 22 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 133 anak atau 55 persen meninggal dunia.

Sebelumnya, kasus gangguan ginjal akut pada anak mengalami peningkatan pada bulan Agustus sebanyak 36 kasus dan makin meningkat di bulan September menjadi 78 kasus. Gangguan ginjal akut paling banyak dialami oleh balita, yang manaterdapat 153 kasus pada usia 1 sampai 5 tahun.

Baca Juga: Fomepizole: Kegunaan, Cara Kerja, Efek Samping

2. Hasil penelusuran tidak ada kaitan dengan COVID-19, vaksin COVID-19, dan patogen lainnya

ilustrasi penelitian laboratorium (unsplash.com/Trnava University)

Adanya peningkatan kasus membuat berbagai pihak terkait melakukan penelusuran untuk mengetahui penyebab kasus gangguan ginjal akut. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pada bulan September dilakukan penelusuran apakah kasus tersebut terkait dengan COVID-19. Hasilnya, tidak ada hubungan antara gangguan ginjal akut dengan COVID-19 maupun vaksin COVID-19.

Penelusuran dilanjutkan untuk mengetahui adakah patogen lainnya, seperti bakteri, virus, atau parasit yang kemungkinan menjadi penyebab kasus gangguan ginjal akut. Hasilnya, tidak disebabkan oleh patogen.

3. Dilakukan analisis toksikologi

ilustrasi sampel darah tes kolesterol (pixabay.com/AhmadArdity)

Menkes menyebutkan, pada 5 Oktober, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis adanya kasus gangguan ginjal akut pada anak di Gambia yang disebabkan senyawa kimia yaitu etilen glikol dan dietilen glikol. Adanya kasus tersebut menjadi titik terang untuk dilakukan penelusuran lebih lanjut yaitu analisis toksikologi pada anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut di Indonesia.

Setelah dilakukan analisis toksikologi pada anak-anak di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), sebanyak 7 dari 11 positif ditemukan zat kimia berbahaya etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butil eter. Dari analisis tersebut, Menkes mengatakan bahwa terkonfirmasi disebabkan senyawa kimia tersebut.

4. Dilakukan tes biopsi

ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Menkes melanjutkan, senyawa kimia tersebut ketika berada di dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi asam oksalat. Asam oksalat yang berada di ginjal menjadi kalsium oksalat menyerupai kristal kecil tajam. Adanya kristal kalsium oksalat tersebut dapat merusak ginjal.

Untuk memastikan penyebab gangguan ginjal akut benar-benar disebabkan senyawa kimia tersebut, maka dilakukan penelusuran lebih lanjut lagi dengan biopsi. Hasilnya, ditemukan kerusakan ginjal karena adanya kalsium oksalat pada anak-anak yang dilakukan tes biopsi.

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya