TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Hipoglikemia, Kondisi Gula Darah Rendah di Tubuh Manusia

Jangan salah, bukan berarti bisa makan manis sepuasnya

ilustrasi cek gula darah menggunakan glukometer (needpix.com/HansMartinPaul)

Kondisi gula dalam darah pada setiap orang tentunya berbeda-beda. Biasanya, banyak dari mereka yang memiliki gula darah tinggi dan mengarah pada diabetes. Namun, ternyata ada juga kondisi di mana level gula darah dalam tubuh dianggap rendah. Kondisi ini sebetulnya tidak boleh disepelekan begitu saja.

Pasalnya, gula darah yang terlalu rendah pun juga berbahaya dan wajib diwaspadai. Nah, sebetulnya apa, sih, hipoglikemia itu? Apa saja penyebabnya? Yuk, biar gak salah paham, kamu bisa simak artikel ini hingga selesai.

1. Pengertian hipoglikemia

ilustrasi mengambil sampel darah (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Dilansir Mayo Clinic, hipoglikemia adalah kondisi saat gula darah dalam tubuh manusia dinilai sangat rendah dan kurang dari batas normal. Lalu, berapa standar batas normal untuk gula darah manusia? Pada umumnya, gula darah saat puasa adalah 70—100 mg/dL. Adapun, dua jam setelah makan adalah di bawah 140 mg/dL. Sementara itu, gula darah di saat acak (sewaktu) berkisar di bawah 200 mg/dL.

Nah, jika nilai gula darah secara berurutan (baik puasa, setelah makan, dan acak) berada di bawah 70 mg/dL, kondisi inilah yang dinamakan hipoglikemia. Namun, perlu diingat bahwa kondisi gula darah tiap orang itu berbeda-beda tergantung pada usia, ragam aktivitas, pengobatan tertentu, genetik, dan pola makan. Melakukan cek darah lengkap di laboratorium atau rumah sakit akan didapatkan hasil yang lebih detail.

Baca Juga: 9 Cara Mudah Jaga Gula Darah dalam Tubuh, Alami dan Tanpa Obat Kimia

2. Penyebab hipoglikemia

ilustrasi sel darah merah (unsplash.com/ANIRUDH)

Lalu, apa yang menyebabkan seseorang mengalami hipoglikemia, ya? Menurut Cleveland Clinic, ada dua jenis hipoglikemia jika dilihat dari penyebabnya, yakni diabetes dan nondiabetes. Nah, pada pasien diabetes, hipoglikemia bisa terjadi ketika ia menerima obat insulin dalam jumlah berlebih. Ini juga bisa akibat pengobatan diabetes yang tak terkontrol dengan benar.

Sementara, untuk orang yang tidak memiliki diabetes, hipoglikemia bisa disebabkan:

  • pemeriksaan gula darah saat puasa dalam kurun waktu yang cukup panjang;
  • terlalu banyak beraktivitas yang menguras energi;
  • terlalu banyak makan makanan manis sehingga pankreas akan mengeluarkan insulin berlebih dalam tubuh;
  • kondisi genetik atau keturunan;
  • mengonsumsi alkohol dan segala minuman yang mampu menurunkan kadar gula darah;
  • dalam pengobatan tertentu;
  • penyakit tertentu, seperti tumor, kanker, atau kelainan pada pankreas;
  • mutasi genetik, metabolisme salah dalam membaca jumlah insulin dalam tubuh.

Selain itu, kondisi jangka panjang hipoglikemia masih cukup sering diteliti oleh ilmuwan dan ahli kesehatan di dunia. Ada begitu banyak penyebab dan kombinasi yang memunculkan hipoglikemia dalam jangka waktu yang lama.

3. Gejala hipoglikemia

ilustrasi sakit kepala akibat gula darah rendah (unsplash.com/Usman Yousaf)

Gejala hipoglikemia bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, secara umum, kondisi ini memiliki gejala atau tanda-tanda:

  • mudah lapar atau sering mengalami rasa lapar yang intens di luar jam makan;
  • emosi yang tidak stabil, biasanya cenderung suka marah;
  • pusing dan kelelahan meskipun tidak melakukan aktivitas berlebihan;
  • kesemutan di berbagai bagian tubuh, misalnya kaki dan tangan;
  • untuk memastikannya bisa lihat angka gula darah apakah berada di bawah 70 mg/dL atau tidak.

Selain itu, untuk tahap yang parah, ada beberapa gejala tambahan yang bisa terjadi:

  • tubuh gemetar hebat tanpa bisa dikendalikan;
  • pandangan kabur secara mendadak;
  • sakit kepala tak tertahankan meskipun sudah minum obat;
  • pucat dan keringat berlebih;
  • jantung berdebar keras;
  • tremor disertai dengan tubuh yang menggigil;
  • tidak bisa bicara dengan normal;
  • tidak sadarkan diri.

Jika kondisi hipoglikemia dibiarkan dalam waktu tertentu, seseorang bisa pingsan, bahkan meninggal mendadak. Hal fatal ini bisa terjadi karena gula adalah senyawa yang dijadikan energi oleh otak. Ketika tubuh dan otak sudah kehabisan sumber energinya, bisa dianalogikan bahwa ia sudah kehabisan bahan bakar alias mati.

4. Cara mencegah dan mengatasinya

ilustrasi sarapan (unsplash.com/Ali Inay)

Bagi penderita diabetes, kondisi hipoglikemia bisa mengakibatkan kejadian fatal, seperti tak sadarkan diri, bahkan kematian mendadak. Itu sebabnya, menjaga pola dan waktu makan menjadi salah satu cara paling krusial untuk mencegah hipoglikemia pada penderita diabetes. Selalu berkonsultasi pada dokter dan rutin cek gula darah juga akan meminimalkan risiko berbahaya akibat penurunan kadar gula dalam darah.

Adapun, bagi yang bukan penderita diabetes harus mendapatkan diagnosis yang tepat terlebih dahulu. Pengobatan medis diperlukan untuk penderita penyakit tertentu, terutama kanker, tumor, atau kelainan pada pankreas. Namun, jika tidak memiliki penyakit pendamping, mengatur waktu makan sesuai jadwal adalah langkah efektif dalam mencegah dan mengatasi hipoglikemia.

Perlu diingat bahwa penderita hipoglikemia bukan berarti bebas makan manis berlebihan. Laman Healthline menjelaskan bahwa meskipun hipoglikemia adalah kondisi seumur hidup, ia dapat diatasi dengan tepat, yakni menerapkan pola makan sehat. Hindari makan lemak berlebihan, siapkan makanan ringan setiap 3 atau 4 jam sekali, kurangi gula olahan, dan tak mengonsumsi alkohol merupakan cara-cara efektif dalam mengatasi hipoglikemia.

Baca Juga: 17 Cara Menurunkan Gula Darah yang Efektif dan Alami, Cegah Diabetes

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya