TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diprediksi Bisa Jadi Pandemik di Masa Depan, Kenali Fakta Disease X

Apakah Disease X akan zoonosis lagi?

ilustrasi tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (pexels.com/Los Muertos Crew)

Lebih dari 100 tahun yang lalu, pandemi terburuk dalam sejarah, yaitu flu Spanyol (Februari 1918–April 1920), menewaskan sekitar 50 juta orang. Pemahaman dunia mengenai ancaman mikroba telah berkembang pesat sejak saat itu, tetapi dalam banyak hal kita tetap rentan terhadap serangan mendadak oleh patogen yang tidak diketahui—yang juga disebut sebagai "Disease X" atau "Penyakit X".

Ketika COVID-19 sudah bukan lagi menjadi kekhawatiran global, para ahli kesehatan di Inggris ini bersiap menghadapi potensi Disease X. Mereka memperingatkan bahwa virus baru ini berpotensi memiliki dampak serupa dengan flu Spanyol.

Dame Kate Bingham, ketua Satuan Tugas Vaksin Inggris, memperingatkan bahwa pandemik berikutnya dapat membunuh setidaknya 50 juta orang, dilansir Express, tujuh kali lebih mematikan dibandingkan dengan COVID-19. Dan, ia memperkirakan pandemik berikutnya mungkin berasal dari virus yang sudah ada.

Bingham menyarankan para ilmuwan untuk memantau sekitar 25 keluarga virus yang masing-masing terdiri dari ribuan virus individu dan berpotensi menjadi pandemik besar mematikan selanjutnya.

"Bayangkan jika Disease X memiliki tingkat penularan seperti campak dengan tingkat kematian seperti Ebola, yaitu sekitar 67 persen," ujar Bingham mengutip Express.

Apa itu Disease X?

ilustrasi patogen (pexels.com/Monstera)

Disease X bukan penyakit baru, melainkan penyakit potensial yang belum ditemukan. Disease X adalah nama pengganti yang diadopsi oleh WHO pada Februari 2018. Disease X mewakili pengetahuan bahwa epidemik internasional yang serius dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.

Richard Hatchett, CEO dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) mengatakan bahwa Disease X adalah sesuatu yang harus kita persiapkan. Dalam daftar penyakit yang dianggap WHO sebagai prioritas utama dalam hal penelitian dan pengembangan, Disease X menempati posisi di antara penyakit seperti Ebola, Zika, dan COVID-19. Wabah penyakit menular yang tidak terduga (Disease X) telah berulang kali mengguncang dunia medis, mengutip laporan dalam jurnal Infection Control & Hospital Epidemiology (2021).

Beberapa ahli bahkan berkomentar bahwa COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2, memenuhi standar untuk dianggap sebagai Disease X pertama, sementara beberapa yang lain menyebut Zika sebagai Disease X. Namun, satu kemungkinan yang disayangkan adalah bahwa COVID-19 dan pandemi-pandemi lain yang terjadi baru-baru ini mungkin merupakan versi yang lebih ringan dari Disease X yang paling menonjol.

Disease X seharusnya disebabkan oleh “patogen X”. Patogen tersebut diperkirakan merupakan zoonosis, kemungkinan besar adalah virus RNA, yang muncul dari suatu wilayah di mana kombinasi faktor risiko yang tepat sangat meningkatkan risiko penularan berkelanjutan (The Lancet Infectious Diseases, 2021).

Perkiraan sifat Disease X

ilustrasi virus (commons.wikimedia.org/NIAID)

Menurut laporan New York Post, beberapa pakar kesehatan masyarakat meyakini Disease X berikutnya bersifat zoonosis, artinya penyakit ini berasal dari hewan liar atau peliharaan, kemudian menular ke manusia. Sejauh ini, wabah mematikan Ebola, HIV/AIDS, dan COVID-19 juga bersifat zoonosis. Beberapa pihak juga percaya bahwa bioterorisme bisa menjadi penyebab pandemik berikutnya.

Kemungkinan patogen pandemi yang direkayasa juga tidak dapat diabaikan, kata penulis artikel dalam jurnal Infection Control & Hospital Epidemiology (2021)

“Pelepasan patogen tersebut, baik melalui kecelakaan laboratorium atau sebagai tindakan bioterorisme, mungkin juga menyebabkan Disease X yang membawa bencana dan telah dianggap sebagai risiko bencana global,” tambah para penulis.

Sumber lain yang mungkin adalah virus “zombie” yang telah terkurung di lapisan es atau lanskap beku lainnya selama berabad-abad, namun dilepaskan karena pemanasan iklim, kata laporan tersebut lebih lanjut.

Baca Juga: Masih Ada, 7 Wabah Penyakit yang Hampir Tuntas Diberantas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya