TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Olfactory Fatigue, Bikin Orang Tidak Sadar Bau Badan Sendiri

Fenomena indra penciuman menjadi berkurang

ilustrasi mencium bau donat (freepik.com/prostooleh)

Intinya Sih...

  • Fenomena kelelahan penciuman atau olfactory fatigue adalah menurunnya kemampuan indra penciuman setelah terpapar bau tertentu secara terus-menerus.
  • Olfactory fatigue berbeda dengan anosmia
  • Fenomena ini bisa terjadi pada siapa saja dan umumnya bersifat sementara.

Bayangkan kamu sedang berkunjung ke rumah tetangga baru bersama beberapa tetangga lainnya untuk makan malam.

Saat kamu memasuki rumah, aroma kotoran kucing tetangga barumu langsung tercium dan menyengat, sementara tetangga lainnya tampak tidak awal atau tidak keberatan. Seiring waktu, bau kotoran kucing tersebut tampaknya tidak terlalu kentara bagi kamu. 

Apa yang baru saja kamu alami itu disebut nose blindness atau olfactory fatigue. Itu terjadi ketika bau umum di sekitar kamu menjadi kurang kentara atau bahkan tidak terdeteksi.

1. Apa itu olfactory fatigue?

ilustrasi bau ketek (freepik.com/freepik)

Olfactory fatigue, atau bahasa Indonesianya adalah kelelahan penciuman, adalah fenomena ketika kemampuan indra penciuman menurun setelah terpapar bau tertentu secara terus-menerus. Ini merupakan kondisi adaptasi normal ketika reseptor penciuman di hidung menjadi kurang responsif terhadap stimulus bau.

Misalnya, ketika pertama kali masuk ke dapur yang penuh dengan aroma masakan, kamu bisa langsung mencium bau masakan yang menggoda. Namun, setelah beberapa saat, kamu mulai "terbiasa" dengan bau tersebut sehingga seiring waktu kamu tak lagi menyadarinya. Ini adalah contoh olfactory fatigue yang terjadi secara alami. Fenomena ini bisa terjadi pada siapa saja dan umumnya bersifat sementara.

Penting untuk dicatat bahwa olfactory fatigue berbeda dengan anosmia. Anosmia adalah kondisi ketika indra penciuman secara keseluruhan sangat berkurang atau bahkan hilang. Olfactory fatigue terjadi secara alami, sedangkan anosmia dapat terjadi karena infeksi, cedera, atau faktor lainnya.

2. Penyebab

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan olfactory fatigue. Salah satu penyebab utama adalah paparan yang terus-menerus terhadap bau tertentu.

Setiap hari, indra kamu memberi banyak informasi tentang lingkungan sekitar kepada otak. Tanpa cara yang efektif untuk menyaring semua informasi yang masuk tersebut, otak akan dengan cepat menjadi terlalu terstimulasi. Di sinilah adaptasi alami seperti olfactory fatigue bisa terjadi.

Dengan mengurangi persepsi aroma yang sering atau terus-menerus dihirup, olfactory fatigue bisa membantu mencegah stimulasi berlebihan pada indra penciuman.

Selain itu, dengan mengurangi kemampuan kamu untuk mendeteksi bau-bauan umum di sekitar, hal ini bisa memudahkan kamu untuk menangkap sesuatu yang tidak biasa. 

Beberapa contohnya termasuk aroma roti yang terbakar di pemanggang roti atau bau kebocoran gas di rumah.

3. Bagaimana kondisi ini terjadi?

ilustrasi mencium bau minuman (freepik.com/jcomp)

Rincian biologis secara detail di balik mekanisme olfactory fatigue tidak diketahui. Namun, ada gambaran umum tentang apa yang terjadi pada tubuh saat hal itu terjadi.

Saat kamu menghirup zat penciuman (molekul aroma), zat itu mengikat reseptor pada jenis sel saraf sensorik khusus yang mendeteksi bau. Sel saraf ini menghasilkan sinyal listrik yang mencapai otak, yang kemudian memproses bau tersebut.

Dengan rangsangan berulang atau terus-menerus oleh zat penciuman tertentu, sel saraf akhirnya berhenti mengirimkan sinyal listriknya ke otak. Akibatnya, kamu tidak lagi merasakan aroma tersebut. Dengan begitu, olfactory fatigue terjadi. 

4. Mengurangi olfactory fatigue

Ada beberapa cara untuk mengurangi olfactory fatigue, antara lain:

  • Menghirup udara segar secara teratur: Ambil waktu untuk keluar dari ruangan dengan bau kuat dan menghirup udara segar bisa membantu mengembalikan sensitivitas indra penciuman.
  • Menjaga sirkulasi udara yang baik di lingkungan kerja atau rumah: Menggunakan ventilasi atau membuka jendela untuk memastikan aliran udara yang baik dapat membantu mencegah akumulasi aroma yang kuat di dalam ruangan.
  • Menggunakan bahan netral untuk "reset" penciuman: Menghirup bau yang netral seperti kopi, air, atau udara segar bisa membantu "mengatur ulang" indra penciuman. Bau kopi, misalnya, sering digunakan di toko parfum untuk membantu pelanggan "mengalibrasi ulang" indra penciuman.
  • Olahraga: Mungkin terdengar aneh, tetapi berkeringat bisa membantu indra penciuman. Sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa orang tua yang berolahraga teratur memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami gangguan indra penciuman.

5. Harus tetap waspada

ilustrasi mencium aroma masakan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Penting untuk memperhatikan olfactory fatigue karena meskipun umumnya tidak berbahaya, tetapi tidak bisa mencium bau tertentu bisa menjadi masalah dalam situasi tertentu. 

Misalnya, kemampuan untuk mencium bau asap adalah tanda peringatan dini kebakaran, atau mencium bau gas dapat mencegah insiden kebocoran gas.

Orang yang terus-menerus mengalami olfactory fatigue mungkin menjadi kurang waspada terhadap bahaya semacam ini. Selain itu, kondisi ini bisa menjadi indikasi awal dari masalah kesehatan yang lebih serius, seperti anosmia atau gangguan neurologis lainnya.

Jika kamu merasa mengalami kelelahan penciuman yang berlebihan atau berkepanjangan, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya