TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Pemilu, Waspada Gejala Election Stress Disorder

Paparan berita terkait pemilu bisa bikin kamu cemas

ilustrasi stres (pexels.com/Alex Green)

Pemilu 2024, beberapa orang mengalami ketegangan dan stres, dan persoalan politik merupakan sumber kekhawatiran besar bagi sebagian orang. Kamu termasuk?

Election stress disorder bukanlah diagnosis ilmiah, tetapi konsepnya nyata. Ini adalah pengalaman kecemasan yang luar biasa yang dapat terwujud dalam berbagai cara. Kamu bisa dipenuhi perasaan yang campur aduk dengan berita, isu, atau insiden terkait yang terus bermunculan.

Apa itu election stress disorder, apa saja gejala yang harus diwaspadai dan bagaimana cara mengatasinya?

1. Apa itu election stres disorder?

Dilansir Health, istilah election stress disorder pertama kali dicetuskan dalam sebuah artikel The Washington Post oleh psikolog Steven Stosny. Ia mengatakan bahwa stres menjelang pemilu banyak dialami oleh pasiennya menjelang, saat, dan setelah pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat tahun 2016.

Bagi banyak orang, informasi dan percakapan terkait pilpres yang muncul terus menerus membuat mereka merasa kewalahan.

Sama seperti bentuk stres lainnya, election stress disorder, atau beberapa orang menyebutnya election anxiety, bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini juga bisa berdampak pada anggota keluarga atau orang-orang terdekat. 

2. Gejala election stress disorder

ilustrasi cemas dan takut (Pexels.com/Nathan Cowley)

Gejala yang ditimbulkan oleh election stress disorder tidak jauh berbeda dengan gejala stres pada umumnya. Gejala utama kondisi ini adalah mulai terjadinya ketidakseimbangan dan gangguan dalam keseharian yang kamu lakukan.

Gejala election stress disorder dapat meliputi:

  • Susah tidur: Ini bisa terjadi karena rasa cemas yang muncul dengan berbagai informasi politik yang didengar.
  • Rasa takut tanpa alasan yang jelas: Ini bisa terjadi saat kamu merasa takut ketinggalan informasi terkait berita politik terkini. Kamu mungkin jadi lebih sering memeriksa HP untuk melihat berita terkait pemilu.
  • Mudah tersinggung dan cemas: Kondisi ini membuat kamu jadi lebih mudah tersinggung. Kamu bisa merasa cemas atau tersinggung bertemu dengan orang yang memiliki pandangan politik yang berbeda.

Dengan kecemasan terkait pemilu, kamu bisa mengalami tingkat kecemasan yang tinggi ketika mengantisipasi apa yang bisa terjadi jika “pihak lain” terpilih.

Kamu mungkin khawatir bahwa pemungutan suara tersebut akan berdampak negatif terhadap keluarga, pekerjaan, rumah, keselamatan, dan hak-hak kamu.

Setelah suara dihitung dan keputusan dibuat, kamu bisa merasakan kombinasi ketakutan dan kecemasan terhadap masa kini dan masa depan.

Dilansir Choosing Therapy, tanda dan elextion anxiety dapat mencakup:

  • Kekhawatiran intens yang memengaruhi kehidupan di rumah, sekolah, atau pekerjaan.
  • Kegelisahan.
  • Merasa terstimulasi.
  • Merasa lebih lelah.
  • Masalah dengan konsentrasi.
  • Sifat lekas marah.
  • Masalah tidur.
  • Serangan panik.

Tergantung intensitas, frekuensi, dan durasi gejala, kamu dapat memenuhi kriteria gangguan kecemasan akibat stres terkait pemilu.

Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang mencapai puncaknya sebelum pemilu, dan yang lain akan merasakan gejala yang memburuk setelah hasil pemilu ditetapkan (terkadang disebut gangguan stres pasca pemilu).

Sayangnya, bahkan jika kandidat favorit kamu menang, tekanan tersebut dapat menimbulkan dampak buruk yang bertahan lama setelah suara akhir dihitung.

Baca Juga: Studi: Vape Bisa Tingkatkan Depresi dan Kecemasan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya