TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Bahaya Role Play Menurut Psikiater? Viral di TikTok

Pembentukan jati diri anak bisa terganggu

ilustrasi anak melakukan role play (unsplash.com/bruce mars)

Baru-baru ini, media sosial sedang dihebohkan dengan fenomena role play (RP) atau permainan peran yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja. Fenomena ini merupakan aktivitas saat pelakunya berperan sebagai orang lain.

Saat ini, role play dilakukan di media sosial yang mana orang yang melakukannya membuat akun khusus dan bertindak sebagai karakter tertentu. 

Dalam video viral yang dibagikan di TikTok, terlihat seorang ayah sedang memarahi anaknya yang didapati melakukan role play. Menanggapi hal ini, IDN Times telah menghubungi psikiater dr. Santi Yuliani, M.Sc., SpKJ, yang juga merupakan mental health educator, untuk memberikan informasi terkait bahaya role play menurut psikiater.

1. Apa itu permainan role play?

ilustrasi anak bermain (unsplash.com/Caleb Woods)

Dokter Santi mengatakan bahwa permainan role play yang sedang populer di media sosial sekarang sebenarnya sudah dimainkan anak-anak sejak dulu. Contoh sederhana dari permainan role play adalah berperan menjadi orang tua, pura-pura menikah, atau peran profesi tertentu.

Akan tetapi, ada perbedaan signifikan terkait permainan role play pada zaman dahulu dan yang dilakukan sekarang lewat media sosial.

"Pada zaman dahulu, permainan ini sifatnya hanya sementara dan hanya dimainkan saat bermain bersama, sehingga tidak terlalu diserap dalam kehidupan sehari-hari atau bahkan sampai terlalu menghayati," ucap dr. Santi saat dihubungi IDN Times pada Selasa (20/6/2023). 

Baca Juga: Depresi Eksistensial, Apakah Ini Kondisi Mental yang Nyata?

2. Bahaya role play untuk anak

ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Menurut dr. Santi, permainan role play yang sedang ramai dimainkan di media sosial ini konsepnya sangat berebeda. Tidak hanya sekadar memerankan, anak yang memainkan role play ini bisa merasa menjadi tokoh tersebut.

Jika dimainkan dalam jangka panjang, ini bisa mengganggu proses pengenalan diri atau pembentukan jati diri anak. Pada akhirnya, ini bisa menimbulkan kebingungan dan kecemasan sampai bisa mengalami krisis identitas.

"Lebih buruknya lagi ketika skenario yang dimainkan memunculkan konflik yang mengaduk-aduk perasaannya, maka bisa memicu munculnya gangguan mood, seperti ketidakmampuan mengendalikan emosi atau bahkan depresi," jelas dr. Santi. 

3. Dampak positif permainan role play

ilustrasi anak main HP (unsplash.com/Lisanto 李奕良)

Walaupun bisa menimbulkan bahaya, tetapi sebetulnya permainan role play ini bisa memberikan dampak positif jika dilakukan dengan benar.

"Dengan porsi yang benar dan di area yang benar pula, maka bisa memberikan referensi anak tentang pilihan karier di masa depan," kata dr. Santi.

Contohnya, jika anak melakukan role play menjadi guru. Ini bisa memberikan gambaran akan bagimana mengajarkan sesuatu kepada orang lain.

Baca Juga: 7 Pekerjaan Ini Rentan terhadap Depresi, Mental Health Itu Penting

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya