TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Pola Makan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker, Mulai Kurangi!

Hindari mengonsumsi makanan-makanan ini secara berlebihan

ilustrasi makan (pexels.com/George Milton)

Kanker adalah salah satu penyakit paling mematikan di seluruh dunia. Menurut penelitian yang terbit dalam jurnal European Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2016, jumlah kasus kanker diperkirakan akan terus bertambah secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang. Oleh sebab itu, agar terhindar dari penyakit kanker, kita harus menerapkan pola hidup yang sehat, mulai dari kebiasaan hingga makanan yang masuk ke dalam tubuh kita.

Berbicara soal makanan, pola makan yang buruk ternyata bisa meningkatkan risiko kanker. Mengutip dari Healthline, penelitian observasional telah berulang kali menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko kanker pada seseorang.

Lalu, pola makan dan makanan seperti apa yang bisa meningkatkan risiko kanker? Dalam rangka Hari Kanker Sedunia 2024 ini, yuk, simak penjelasan selengkapnya!

1. Terlalu banyak mengonsumi gula dan karbohidrat olahan

ilustrasi makanan dari karbohidrat olahan. (pexels.com/Ash)

Makanan yang terbuat dari gula dan karbohidrat olahan (refined carbs), seperti pizza, pasta, mi, roti, kue, dan dessert memang menggoda selera. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa jenis makanan seperti itu bisa meningkatkan risiko kanker apabila dikonsumsi terlalu sering? Menurut studi yang terbit dalam jurnal International Journal for Cancer pada tahun 2012, pola makan yang memicu lonjakan glukosa darah berpotensi meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Mulai dari kanker perut, payudara, hingga kolorektal.

Studi tersebut didukung oleh sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal European Journal of Nutrition pada tahun 2014. Dalam studi terhadap 47.000 orang dewasa, peneliti menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi karbohidrat olahan dalam jumlah banyak memiliki risiko kematian akibat kanker usus 2 kali lebih tinggi dibandingkan orang yang mengonsumsi karbohidrat olahan dalam jumlah sedikit. 

Oleh sebab itu, untuk menghindari risiko terkena penyakit kanker, mulailah kurangi asupan makanan yang terbuat dari gula dan karbohidrat olahan. Sebagai informasi, karbohidrat olahan adalah karbohidrat yang telah melalui serangkaian proses masak. Jadi, kandungan serat dan gizi di dalamnya hilang, digantikan oleh zat-zat yang tidak baik untuk kesehatan.

2. Gemar memakan daging olahan

ilustrasi daging olahan (pexels.com/PhotoMIX Company)

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) berpendapat bahwa daging olahan yang beredar luas di pasaran bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Daging olahan tersebut mengacu pada berbagai jenis daging yang telah diolah beberapa kali untuk mempertahankan rasanya. Bisa dengan diasinkan, diawetkan, atau diasapi. Contoh daging olahan yang beredar luas di masyarakat yaitu sosis, salami, ham, bacon, dendeng, kornet, dan beragam daging kalengan.

Hubungan antara peningkatan risiko kanker dengan daging olahan telah diteliti dalam penelitian observasional yang terbit di Advance in Nutrition pada tahun 2016. Penelitian tersebut menemukan bahwa kebiasaan mengonsumsi daging olahan berpotensi meningkatkan risiko penyakit kanker, khususnya kanker kolorektal.

Baca Juga: 5 Fakta Hari Kanker Sedunia, Perjuangan Melawan Penyakit Mematikan

3. Kebiasaan mengonsumsi makanan yang terlalu matang

ilustrasi memanggang (pexels.com/Min An)

Memasak makanan hingga overcooked atau terlalu matang ternyata bukanlah kebiasaan yang baik. Pasalnya, makanan overcooked bisa meningkatkan risiko kanker apabila dikonsumsi terlalu sering. Berdasarkan sebuah studi yang terbit dalam jurnal Cancer Science pada tahun 2004, memasak makanan dalam suhu tinggi, baik itu dengan cara memanggang, menggoreng, menumis, mengukus, atau merebus, dapat menghasilkan senyawa berbahaya amina heterosiklik (HA) dan produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) pada makanan.

Penumpukan senyawa berbahaya yang berlebihan pada makanan yang dimasak terlalu matang ini dapat menyebabkan peradangan. Hal ini bisa berpotensi memicu perkembangan kanker serta penyakit lainnya.

Jenis makanan yang kemungkinan besar menghasilkan senyawa berbahaya tersebut adalah makanan hewani yang tinggi lemak dan protein. Oleh sebab itu, untuk meminimalisasi risiko kanker, hindari konsumsi makanan yang dimasak terlalu matang.

Verified Writer

Mutiara Ananda

From the sea who love everything in the sky.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya