Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi kadar gula di dalam tubuh, salah satunya dengan memilih dan memilah makanan tertentu. Adapun, nasi dingin sering dipercaya sebagai makanan yang memiliki kandungan gula rendah. Tak heran apabila tren mengonsumsi nasi dingin meningkat pesat di kalangan masyarakat yang ingin mengurangi asupan gula.
Nasi dingin diyakini lebih rendah gula dibandingkan nasi panas yang baru masak. Tak jarang, seseorang dengan sengaja memasukkan nasi yang telah didinginkan ke dalam freezer untuk dikonsumsi pada jam makan berikutnya. Lalu, apakah benar nasi dingin lebih rendah gula dibandingkan nasi panas? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!
1. Nasi dingin mengandung pati resistan yang lebih tinggi
ilustrasi nasi (freepik.com/xb100) Nasi dingin mengandung pati resistan yang lebih tinggi dibandingkan nasi panas yang baru dimasak. Mengutip dari Healthline, pati resistan adalah jenis serat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi dapat difermentasi oleh bakteri di dalam usus. Ini membuat serat tersebut bertindak sebagai prebiotik atau makanan bagi bakteri yang tinggal di usus.
Tak hanya ditemukan dalam nasi dingin, pati resistan dikenal juga sebagai pati retrogradasi yang bisa dijumpai di dalam makanan dengan zat tepung yang dimasak, lalu didinginkan. Proses pendinginan pada makanan tersebut menyebabkan beberapa pati mengalami retrogradasi (pengkristalan) sehingga berubah menjadi pati resistan. Intinya, pati yang berubah menjadi pati resistan akan sulit untuk dicerna oleh tubuh.
Baca Juga: 20 Penyakit yang Bikin Berat Badan Turun Drastis, Bukan karena Diet!
2. Pati resistan dalam nasi dingin berkaitan dengan kadar gula yang rendah
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi nasi (freepik.com/jcomp) Dalam proses fermentasinya, pati resistan menghasilkan asam lemak rantai pendek yang memengaruhi dua hormon, yakni GLP-1 (glucagon-like peptide-1) dan PYY (peptide YY). Berdasarkan penelitian yang terbit dalam jurnal American Journal of Physiology-Endocrinology and Metabolism pada 2008, dua hormon tersebut bertugas untuk mengatur nafsu makan. Selain itu, baik GLP-1 dan PYY juga dikenal sebagai hormon antidiabetik dan antiobesitas.
Sebagaimana penjelasan dari studi yang terbit dalam jurnal Advance in Nutrition tahun 2015, dua hormon tersebut berkaitan dengan sensitivitas insulin dan pengurangan lemak perut. Kemudian, sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Asian Pacific Journal of Clinical Nutrition pada 2015 menunjukkan bahwa 15 orang dewasa yang memakan nasi dingin yang kemudian dipanaskan kembali secara signifikan mendapat asupan gula yang lebih rendah. Ini membuktikan bahwa pati resistan yang terkandung di dalam nasi dingin berkaitan erat dengan kadar gula yang rendah.