3 Jenis Vaksin Mpox yang Disetujui WHO, Bisa Digunakan di Indonesia
Boleh digunakan untuk kondisi darurat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan persetujuan penggunaan vaksin Mpox (dulunya dikenal sebagai monkeypox atau cacar monyet) di Indonesia. Hal itu diinformasikan langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada Selasa (9/10/2024) lalu. Juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan bahwa vaksin Mpox sudah menerima Emergency Use Listing (EUL) dari WHO dan Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM, yang berarti vaksin ini boleh digunakan dalam kondisi darurat.
Diketahui, vaksin Mpox yang disetujui oleh WHO ada tiga jenis. Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, ketiga vaksin tersebut awalnya untuk pencegahan cacar biasa, tetapi kemudian dikembangkan dan diperluas penggunaannya untuk mencegahan Mpox. Adapun tiga jenis vaksin Mpox tersebut adalah sebagai berikut.
1. Vaksin MVA-BN (Modified Vaccinia Ankara - Bavarian Nordic)
MVA-BN (Modified Vaccinia Ankara - Bavarian Nordic) adalah vaksin yang diproduksi oleh Bavarian Nordic, perusahaan bioteknologi ternama yang berpusat di Denmark. Pada tahun 2013, vaksin ini disetujui untuk pencegahan cacar di Kanada dan Uni Eropa. Kala itu, MVA-BN menyasar kelompok orang berusia 18 tahun ke atas.
Kemudian, pada tahun 2019, vaksin MVA-BN disetujui untuk pencegahan cacar dan Mpox pada orang dewasa di Amerika Serikat. Di tahun yang sama, penggunaan MVA-BN semakin diperluas di Kanada untuk pencegahan Mpox. Selang 3 tahun setelahnya, tepatnya 22 Juli 2022, Uni Eropa menyetujui MVA-BN untuk pencegahan Mpox pada orang dewasa.
Vaksin MVA-BN diberikan dalam dua dosis untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas. Jarak pemberian antara dosis pertama dan dosis kedua adalah empat pekan. Mengutip dari WHO, data saat ini menunjukkan bahwa vaksin produksi Bavarian Nordic tersebut memiliki tingkat efektivitas 76 persen setelah pemberian dosis pertama dan 82 persen setelah pemberian dosis kedua. Kendati demikian, WHO tetap menekankan perlunya pengumpulan data lebih lanjut terkait keamanan dan efektivitas vaksin tersebut.
Baca Juga: 4 Kelompok yang Rentan Tertular Mpox, Apakah Kamu Termasuk?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.