TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Manfaat Daun Salam untuk Kesehatan, Penambah Aroma Masakan

Benarkah bisa menurunkan kadar asam urat?

ilustrasi daun salam (pixabay.com/kropekk_pl)

Daun salam (Syzygium polyanthum) atau Indonesian bay leaf adalah daun aromatik yang biasa dipakai dalam masakan. Daunnya bisa digunakan ketika masih segar maupun dalam keadaan kering atau digiling.

Tidak hanya di Indonesia, daun salam juga dijadikan penyedap masakan di Malaysia. Biasanya, daun salam digunakan untuk menambah aroma pada ayam atau ikan goreng serta campuran sayur. Bahkan, bisa diseduh dan diminum seperti teh!

Penasaran, apa manfaat daun salam untuk kesehatan? Daripada cuma menebak-nebak, mending geser layarmu ke bawah!

1. Menunjukkan potensi antioksidan

ilustrasi daun salam kering (instagram.com/hettyshomekitchenofficial)

Sebuah penelitian dalam Indonesian Journal of Chemistry tahun 2017 mencari tahu tentang aktivitas antioksidan ekstrak daun salam. Singkatnya, ekstrak daun salam dengan metanol menunjukkan aktivitas antioksidan uji DPPH tertinggi dengan nilai IC50 44,35 mg/ml.

Tak hanya itu, ekstrak metanol juga menunjukkan aktivitas antioksidan uji ABTS tertinggi dengan nilai IC50 17,69 mg/ml. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol daun salam berpotensi sebagai antioksidan.

Antioksidan sendiri merupakan zat yang bisa mencegah atau memperlambat kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Dilansir Medical News Today, radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang diproduksi tubuh sebagai reaksi terhadap lingkungan dan tekanan lainnya.

Selain itu, antioksidan juga bisa mengurangi stres oksidatif. Penyakit yang dikaitkan dengan stres oksidatif adalah kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, autoimun, depresi, kehilangan memori, hingga penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Parkinson atau Alzheimer.

2. Bisa dijadikan pengawet makanan alami karena memiliki aktivitas antimikroba

ilustrasi mikroba (pcimag.com)

Siapa sangka, ternyata daun salam berpotensi dijadikan pengawet makanan alami berkat aktivitas antimikrobanya? Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kefarmasian Indonesia tahun 2019 mengevaluasi potensinya sebagai pengawet daging ayam segar.

Terbukti bahwa infus daun salam dengan konsentrasi 10 persen bisa menghambat pertumbuhan bakteri pada daging ayam dan memperpanjang umur simpan hingga tiga hari pada suhu 3-7 derajat celsius. Infus daun salam sendiri mengandung flavonoid, tanin, dan saponin.

3. Dapat menghambat pembentukan biofilm Enterococcus faecalis

ilustrasi bakteri Enterococcus faecalis (outbreaknewstoday.com)

Enterococcus faecalis adalah mikroorganisme yang paling umum ditemukan pada infeksi sekunder endodontik dengan prevalensi 24-77 persen. Mekanisme pertahanan bakteri ini adalah membentuk biofilm, yaitu kumpulan satu atau lebih mikroorganisme yang tumbuh di berbagai permukaan.

Ternyata, bakteri dalam biofilm bisa 10-1000 kali lebih tahan terhadap antimikroba! Ekstrak daun salam segar diperkirakan memiliki efek antibiofilm. Ini berkat komponen kimia seperti flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri dan mampu merusak membran biofilm.

Berdasarkan studi dalam Conservative Dentistry Journal tahun 2016, ekstrak daun salam dengan konsentrasi 13 persen menunjukkan penghambatan biofilm Enterococcus faecalis 100 persen! Sangat berpotensi, kan?

4. Bisa menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol total

ilustrasi kolesterol tinggi (yandex.com)

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada tahun 2021 bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun salam pada kadar trigliserida dan kolesterol total darah. Ditemukan bahwa penurunan kadar kolesterol terjadi karena daun salam mengandung flavonoid, salah satunya kuersetin.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa kuersetin bisa menghambat oksidasi low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat, sedangkan flavonoid dapat membantu menghambat enzim HMG-CoA reductase sehingga terjadi penurunan kadar kolesterol darah. Kesimpulannya, ekstrak daun salam bisa menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol total yang berlebih.

Mengutip Mayo Clinic, trigliserida tinggi bisa mengeraskan atau menebalkan dinding arteri yang meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung. Sementara itu, kolesterol tinggi menyebabkan timbunan lemak di pembuluh darah dan menyulitkan darah mengalir secara normal.

Baca Juga: #GiziLokal: Manfaat Mengonsumsi Andaliman untuk Kesehatan

5. Memberikan efek antihiperglikemik

ilustrasi kadar glukosa tinggi (klinicapp.com)

Di Indonesia, daun salam biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk diabetes. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients tahun 2015 mencoba untuk mengetahui efek antihiperglikemik ekstrak metanol daun salam serta mekanisme kerjanya.

Studi ini melibatkan tikus Sprague Dawley jantan normal yang diberi ekstrak metanol daun salam secara oral setelah puasa 12 jam. Ekstrak yang sama juga diberikan pada tikus diabetes akibat diinduksi glukosa dan streptozotocin.

Hasilnya, ekstrak secara signifikan meningkatkan penyerapan glukosa dalam jaringan otot berkat efek antihiperglikemiknya. Sementara itu, analisis fitokimia menunjukkan adanya tanin, flavonoid, alkaloid, saponin, dan glikosida dalam daun salam.

Dilansir Medscape, agen antihiperglikemik sendiri fungsinya untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. Umumnya ini digunakan dalam pengobatan diabetes melitus.

6. Menurunkan kadar asam urat pada pasien artritis gout

ilustrasi asam urat (hss.edu)

Banyak orang menjadikan rebusan daun salam untuk obat tradisional asam urat. Oleh karena itu, penelitian berjudul "Efektivitas Daun Salam (Syzygium polyanthum) dalam Menurunkan Kadar Asam Urat" ingin mencari tahu efektivitas rebusan daun salam dalam menurunkan kadar asam urat (uric acid) pada pasien dengan artritis gout.

Hasilnya, terlihat efek positif pemberian rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada pasien tersebut. Ini membuat daun salam bisa dijadikan terapi nonfarmakologis di samping pengobatan utama dari dokter.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya