TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Makanan yang Gak Cocok Disantap dengan Pisang, Bahaya buat Kesehatan

Walau lezat, hindari konsumsi terlalu sering, ya

ilustrasi pisang (pexels.com/Vanessa Loring)

Bicara soal makanan sehat, pisang biasanya langsung terlintas di kepala. Bukan tanpa alasan, kandungan nutrisi pisang yang melimpah membuatnya jadi pilihan utama untuk mereka yang giat menjaga pola hidup sehat. Buah ini juga jadi primadona untuk menurunkan berat badan, karena kandungan seratnya memberikan efek kenyang tahan lama.

Tak sampai di situ, pisang adalah buah yang lezat disantap langsung atau diolah menjadi beragam hidangan. Biasanya pisang disulap jadi smoothie bersama susu dan buah lain, yang rasanya sedap dan mengenyangkan.

Sayangnya, ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan pisang. Kombinasi makanan tertentu dapat menyebabkan masalah pencernaan, reaksi alergi, atau gangguan kesehatan lainnya. Biar kamu gak mengalami masalah kesehatan tersebut, hindari menyantap beberapa makanan berikut dengan pisang, ya!

1. Susu dan dairy product

ilustrasi smoothie pisang (unsplash.com/Elena Leya)

Pencinta smoothie pisang harus siap-siap kecewa karena mengombinasikan pisang dan susu atau dairy product lain ternyata bukan ide yang bagus. Selama ini, smoothie pisang dinilai jadi pilihan menu lezat, sehat, dan mengenyangkan. Namun ternyata, kalori yang terkandung di dalamnya bisa membuat tercengang.

Dilansir laman Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), kalori 1 buah pisang berukuran sedang bisa mencapai 105 kkal, ditambah dengan kalori 1 gelas susu sebesar 152 kkal. Belum lagi kalau kamu menambah pemanis, seperti madu atau gula ke dalamnya. Alih-alih menurunkan berat badan, timbanganmu diam-diam malah makin berat ke kanan.

Kalau kamu masih mau menikmati smoothie pisang, kamu bisa siasati dengan menggunakan alternatif susu vegan seperti susu kedelai, menghindari penggunaan pemanis tambahan karena rasa smoothie pisang sendiri sudah manis alami, serta mengurangi porsi dan frekuensinya alias jangan diminum terlalu sering.

2. Daging merah

ilustrasi daging merah (pexels.com/Lukas)

Mengonsumsi pisang bersama dengan daging atau langsung setelah makan daging juga patut dihindari. Daging merah dikenal tinggi protein dan pisang mengandung tinggi serat. Kedua nutrisi ini sama-sama dicerna dalam waktu yang lama berkat kompleksitas struktur senyawanya. Dengan mengonsumsi bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan, sistem pencernaan harus bekerja lebih keras untuk memecah keduanya.

Memang, sih, kamu akan kenyang lebih lama. Namun terkadang, ini juga menyebabkan rasa tidak nyaman pada sistem pencernaan. Kombinasi antara pisang dengan daging merah berisiko memicu proses fermentasi yang menghasilkan gas di sistem cerna sehingga perut terasa kembung dan begah.

Baca Juga: 7 Manfaat Daun Meniran untuk Kesehatan Reproduksi 

3. Makanan manis olahan

ilustrasi pancake pisang (pexels.com/Monstera Production)

Perpaduan pisang dengan aneka kue dan pastry menciptakan rasa lezat yang tak tertahankan. Bahkan pisang jadi varian rasa kue yang digemari banyak orang. Namun ternyata, kombinasi keduanya bisa berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan.

Pasalnya, kue, pastry, dan makanan manis lain mengandung gula sederhana yang dapat memicu kenaikan dan penurunan kadar gula darah dengan cepat. Efeknya, kamu bisa cepat merasa lapar dan mudah kelelahan meski makan kue pisang dalam jumlah besar.

Jika terlalu sering memakannya, risiko sindroma metabolik seperti resistansi insulin bisa meningkat dalam jangka panjang. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus tipe 2 atau dikenal juga dengan penyakit gula. 

4. Alpukat

ilustrasi menyimpan pisang dan alpukat berdekatan (pexels.com/Lisa A)

Tekstur alpukat yang creamy rasanya cocok banget dipadukan dengan pisang untuk menjadi smoothie yang mengenyangkan. Namun sayangnya, kedua buah ini mengandung tinggi kalium yang jika dikonsumsi bersamaan terlalu sering bisa meningkatkan risiko hiperkalemia.

Ini adalah kondisi di mana tubuh mengandung kalium yang terlalu banyak, sehingga keseimbangan elektrolit terganggu. National Institue of Health menjelaskan, dalam tahap yang genting, hiperkalemia bisa memicu detak jantung yang tak beraturan atau aritma, kelemahan otot, bahkan hingga serangan jantung dan kelumpuhan. 

Verified Writer

Nadhifa Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya