TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Susu Punya Banyak Jenis, Jangan Sampai Salah Konsumsi!

Harus mindful dalam memilih susu, jangan sekadar ikut tren

ilustrasi minum susu (vecteezy.com/dao_kp20226443)

Saat ini tengah menjadi tren healthy lifestyle setelah pemerintah menyatakan Indonesia memasuki masa endemi. Banyak orang menjalani diet untuk kembali ke berat badan ideal yang meningkat saat pandemi. Tiga diet terpopuler di antaranya intermittent fasting, diet ketogenik, dan plant-based atau diet vegetarian.

Tren ini membuat banyak orang pilih-pilih terhadap apa yang mereka konsumsi, termasuk susu. Kebanyakan orang menganggap bahwa cairan yang berwarna putih adalah susu sapi. Namun, sebenarnya susu punya berbagai jenis dengan bahan dasar dan fungsi yang berbeda, menurut dokter spesialis gizi dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK.

"Pandemi COVID-19 mengajarkan masyarakat untuk makin peduli terhadap kesehatan. Salah satunya tercermin dari perilaku mereka yang menjadi lebih kritis memilih asupan makanan dan minuman sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh," ujarnya dalam media gathering “Ngobrolin Pilihan Susu (Ngopi Susu)” pada Jumat (6/10/2023) di Jakarta Selatan.

Baca Juga: Perbedaan Susu Almond dan Susu Oat, Mana yang Lebih Sehat?

Jenis-jenis susu

ilustrasi susu oat (freepik.com/freepik)

Dokter Christopher menyebut bahwa susu sapi punya kandungan protein yang paling tinggi. Sementara itu, susu soya punya komposisi menyerupai susu sapi, tetapi jenis proteinnya berbeda.

Untuk susu oat, karena berbahan dasar karbohidrat, artinya susu yang sedang naik daun ini mengandung karbohidrat yang tinggi. Ada juga rice milk yang berbahan dasar beras, yang artinya jenis susu ini tinggi karbohidrat. Sementara untuk susu almon, ini dianggap sebagai minuman tinggi lemak.

Kondisi dan kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda

ilustrasi anak minum susu (pexels/Alex Green)

Menurut dr. Christopher, setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi berbeda, tergantung profil masing-masing, seperti usia hingga aktivitas harian. Jadi, kebutuhan asupan nutrisi harian setiap orang tidak bisa disamaratakan.

Susu berbasis protein nabati maupun hewani sama-sama merupakan minuman sehat bernutrisi. Susu plant-based merupakan pilihan alternatif bagi mereka yang tidak mampu menerima dan mengolah laktosa serta alergi protein tertentu.

Namun, pada umumnya susu plant-based masih memerlukan fortifikasi untuk meningkatkan nilai nutrisinya. Bagi yang tidak memiliki kebutuhan khusus, bisa mengonsumsi susu protein hewani seperti fresh milk pasteurisasi karena nutrisinya lebih lengkap, baik untuk usia anak atau dewasa.

Nutrisi makro dan mikro yang terkandung juga tidak berubah bentuk atau mengalami reaksi kimiawi sehingga mudah diserap tubuh. Selain itu, fresh milk pasteurisasi berkualitas memiliki bioavailabilitas asam amino esensial yang tinggi, salah satu nutrisi penting yang tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh.

"Fresh milk pasteurisasi berkualitas juga mengandung laktosa, yang merupakan karbohidrat alami susu, sehingga idealnya tidak perlu tambahan glukosa atau sukrosa seperti pada plant-based milk," imbuhnya.

Selain itu, sumber susu nabati seperti gandum (oat) yang mengandung karbohidrat tinggi dan protein yang lebih rendah tidak disarankan bagi mereka yang sebenarnya ingin menurunkan berat badan atau untuk orang dengan diabetes.

Pilih susu sesuai kebutuhan tubuh

ilustrasi minum susu pasteurisasi (pexels.com/Anna Tarazevich)

"Kita harus mindful ketika memilih, bukan sekadar ikut-ikutan. Pastikan pilihan kita tepat demi daya tahan tubuh yang lebih kuat dan tubuh dapat bekerja dengan maksimal," dr. Christopher menyarankan.

Fresh milk pasteurisasi merupakan pilihan susu cair berbasis hewani karena mengandung nutrisi BioActive atau senyawa alami yang bermanfaat bagi tubuh dan tidak ada pada jenis susu cair lainnya.

  • Immunoglobulin: Memiliki sifat antibodi dan antiinflamasi, untuk melawan patogen berbahaya.
  • Lactoferrin: Protein pengikat iron agar dapat diserap tubuh secara maksimal dan membantu mencegah osteoporosis.
  • Lactalbumin: Asam amino yang menjaga saluran pencernaan, mengatur tidur dan depresi yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan mood dan potensi kanker.
  • Lactoperoxidase: Melindungi membran mukosa yang melawan bakteri, jamur, dan virus
  • Lactoglobulin: Terkandung dalam protein whey, membantu menurunkan tekanan darah.

Baca Juga: Susu Soya, Alternatif bagi Anak yang Alergi Susu Sapi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya