Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Mungkin banyak orang mengernyitkan dahi saat mendengar "susu ikan" dan awalnya mengira produk ini betul-betul berasal dari ikan. Faktanya, susu ikan adalah produk hidrolisis yang mana protein ikan diambil sebagai bahan baku.
Dijelaskan oleh Prof. dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med., Ph.D, SpGK, Subsp.KM, guru besar gizi klinik fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin, susu ikan selain mengandung protein juga memiliki vitamin, mineral, dan omega-3. Produk ini juga bisa ditambahkan kalsium.
Hal ini disampaikan dalam media briefing dengan tema "Mengenal Susu Ikan" oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) yang diselenggarakan secara daring, pada Jumat (13/09/2024).
Baca Juga: Punya Dampak Jangka Panjang, Kenali Ciri Anak Alergi Susu Sapi
Kandungan susu ikan vs. susu sapi
Kandungan dalam susu ikan tidak bisa 100 persen disamakan dengan susu sapi. Namun, sebagai sumber protein keduanya sama-sama baik.
Kita juga tidak bisa selalu mengharapkan dari susu sapi saja, terlebih harganya yang saat ini kian meroket. Di luar negeri saja, untuk memelihara sapi yang berkualitas, perlu teknik perawatan yang luar biasa, misalnya dengan menyediakan rumput yang sehat. Pada akhirnya ini akan berpengaruh pada susu yang diproduksi. Sementara itu, produk susu ikan dianggap lebih mudah.
"Untuk ikan kan lebih mudah. Tinggal kita tangkap saja di perairan kita. Jadi dari segi bahan baku, itu lebih murah. Nah dari segi kualitasnya, dua-duanya berkualitas dari segi sumber protein," ujar Prof. Agussalim.
Dia juga menyoroti soal kandungan vitamin dan mineral yang kurang lebih sama dengan susu sapi. Salah satu keunggulan dari susu ikan adalah adanya omega-3.
Harus steril
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi ikan gabus (pixabay.com/syafrani_jambe) Pembuatan susu memiliki berbagai teknik pengolahan. Misalnya pasteurisasi yang dipanaskan pada suhu 70 derajat Celcius selama setengah jam. Sementara itu, untuk proses ultra-high-temperature (UHT), hanya diproses selama beberapa detik. Pasalnya, makin tinggi temperatur yang digunakan, maka akan makin banyak gizi yang rusak.
"Makanya produk susu itu kalau pemanasan tinggi, biasanya minimal 50 persen vitamin-vitamin itu biasanya akan rusak," jelasnya lebih lanjut.
Oleh sebab itu, kebanyakan susu difortifikasi atau ditambah lagi vitaminnya untuk memperbaiki kandungan nutrisi di dalamnya. Namun, untuk proteinnya sendiri dikatakan masih aman karena pengolahan yang baik tidak akan membuatnya rusak.
Namun, yang perlu diperhatikan di sini adalah kandungan vitamin di dalamnya. Karena, jika susu ikan tidak steril, maka akan menimbulkan masalah baru saat dikonsumsi, misalnya bisa menyebabkan diare bagi orang yang mengonsumsinya.