TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perlukah Buang Air Kecil Setelah Berhubungan? Ini Jawabannya

Bisa mencegah infeksi, lho!

ilustrasi buang air kecil (freepik.com/gpointstudio)

Tidak ada aturan tertulis yang mengharuskanmu untuk buang air kecil setelah berhubungan. Namun, sebagian besar ahli medis akan menyarankan baik laki-laki maupun perempuan untuk melakukannya.

Kira-kira kenapa tindakan ini wajib dilakukan dan apakah ada dampaknya bagi kesehatan? Mari mengulik jawaban mengapa peeing setelah seks bisa bermanfaat bagimu.

Mengapa perlu buang air kecil setelah berhubungan?

Memang tidak wajib, tindakan ini bisa membantu mencegah infeksi saluran kemih (ISK). Mengeluarkan urine sesaat setelah berhubungan seks dapat memberi dampak jangka panjang bagi kesehatan.

Sesuai namanya, ISK terjadi ketika bakteri memasuki saluran kemih dan berjalan ke kandung kemih. Umumnya, ‘pintu masuk’ infeksi melalui uretra alias lubang kencing.

Bagi perempuan, uretra berada di dekat lubang vagina. Sementara pada penis, uretra merupakan titik yang sama ketika mengeluarkan air mani. 

Selama seks berlangsung, terutama penetrasi dan oral, ada kemungkinan bakteri terdorong masuk ke uretra. Adapun kencing berupaya mendorong balik bakteri agar dikeluarkan dari saluran kemih.

Upaya ini mungkin tidak 100 persen dapat menghindarkan seseorang dari infeksi saluran kemih. Meski demikian, buang air kecil setelah berhubungan badan bisa jadi langkah mudah mencegah ISK.

Apakah aturan ini berlaku untuk setiap orang?

ilustrasi buang air (unsplash.com/hello im nik)

Kencing setelah seks bisa membantu setiap individu untuk mengurangi risiko ISK. Walaupun memang ada beberapa orang lebih dianjurkan untuk melakukannya. Terutama pada perempuan yang rentan terhadap ISK. Sebab, jalur uretra ke kandung kemih cukup pendek. Jalur uretra pada perempuan hanya sepanjang 2,5 hingga 4 sentimeter sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih.

Sementara pada penis, jalur uretra pada penis masih 15-20 cm. Dengan begitu, jarak yang ditempuh untuk mencapai kemih lebih jauh dan rendah risiko, melansir Flo.

Lantas, kapan harus kencing setelah berhubungan seks? Segera setelah hubungan seks selesai, akan lebih baik. Idealnya, individu buang air kecil setidaknya 30 menit setelah berhubungan badan. 

Apakah tetap harus kencing jika tidak melakukan seks penetrasi?

Jika memang tak melakukan seks penetrasi, buang air setelah berhubungan bisa jadi tidak wajib. Sentuhan di area selain sekitar vulva dan penis lebih rendah bahkan tidak berisiko menyebabkan infeksi.

Namun, hal tersebut tidak berlaku ketika melibatkan cunnilingus alias seks oral. Stimulasi vagina dan penis yang dekat dengan uretra menggunakan mulut tetap berisiko mendorong bakteri dan memicu ISK. Jadi, sebaiknya tetap kencing setelahnya.

Baca Juga: Pahami Bahaya Menjilat Vagina saat Seks Oral, Hati-hati!

Bisakah kencing setelah seks mencegah kehamilan?

Ilustrasi test pack (Freepik.com/freepik)

Kencing tidak akan mencegah kehamilan, bahkan jika dilakukan sesaat setelah ejakulasi dilepaskan. Berdiri, jongkok, hingga kencing bukan alat kontrasepsi yang efektif.

Saat ejakulasi dikeluarkan, sperma melalui saluran vagina. Sementara itu, urine dikeluarkan melewati uretra. Keduanya merupakan bukaan berbeda, sehingga tidak menimbulkan efek pencegahan apa pun.

Jika ejakulasi terjadi, maka tidak ada jalan sperma untuk kembali, melansir Healthline. Sperma cukup tangguh untuk berenang dan berusaha mencapai sel telur.

Bisakah kencing menghalangi program kehamilan?

Sebaliknya, perempuan dianjurkan untuk tidak langsung buang air kecil jika sedang program kehamilan. Meski tidak diyakini secara pasti, usaha ini dipercaya dapat memudahkan sperma tetap berada di vagina dan berenang mencapai sel telur.

Kencing setelah berhubungan tidak serta merta merusak peluang pembuahan. Namun, pertimbangkan untuk menunggu sekitar lima menit sebelum akhirnya buang air kecil.

Apakah kencing juga efektif mencegah IMS?

ilustrasi pasangan (freepik.com/wayhomestudio)

Buang air setelah berhubungan badan berpeluang menghilangkan bakteri penyebab IMS. Meski demikian, tidak ada jaminan tidak akan tertular infeksi menular seksual sama sekali.

Urine dapat mendorong bakteri keluar dari jalur uretra. Namun, IMS memengaruhi kesehatan dengan cara berbeda. Bakteri IMS dapat terserap melalui air mata kecil di selaput lendir. Adapun cara-cara tersebut tidak dapat diantisipasi dengan pengeluaran urine. Satu-satunya opsi mencegah penularan IMS adalah dengan menggunakan kondom serta melalui skrining dan tes secara rutin.

Baca Juga: Menyimpan Kondom dalam Dompet, Bolehkah? Ini Jawabannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya