TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Punya Rasa Takut Ditinggalkan? Bisa Jadi Ada Masalah Pengabaian

Ini melahirkan ketakutan akan kehilangan orang lain

pexels.com/Erik Mclean

Ketakutan akan pengabaian sering kali berasal dari momen kehilangan sewaktu kecil. Peristiwa traumatis seperti kehilangan orang tua karena perceraian atau kematian adalah salah satu contoh. Ditambah lagi tanpa perlindungan psikologis dan fisik yang sangat dibutuhkan, mengakibatkan anak menginternalisasi rasa takut secara berlebihan.

Pengalaman kehilangan yang dialami anak dapat menyebabkan perasaan takut yang mengendap di kemudian hari ketika dirinya ditinggalkan orang lain.

Meski ketakutan jenis ini bukan termasuk fobia resmi, rasa takut ditinggalkan bisa dikatakan sebagai salah satu ketakutan paling umum yang bersifat destruktif. Orang yang memiliki ketakutan seperti ini mungkin cenderung menunjukkan pola pikir dan perilaku yang dapat memengaruhi kualitas hidup, termasuk di dalamnya jalinan hubungan dengan orang terdekat.

Perilaku yang ditunjukkan juga dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak sehat pada individu terkait. Untuk lebih jelasnya, simak tentang masalah pengabaian lebih lanjut di bawah ini.

1. Mekanisme pengabaian

pexels.com/Khoa Võ

Studi dalam Journal of Youth and Adolescence tahun 2011 menyatakan jika rasa takut akibat ditinggalkan merupakan fenomena kompleks yang didapat dari berbagai pengalaman pada fase perkembangan, termasuk kehilangan atau trauma. 

Melansir Good Therapy, beberapa derajat rasa takut yang dialami seseorang normalnya dapat teralihkan atau terlupakan seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, jika rasa takut khususnya akibat pengabaian sudah mencapai derajat keparahan yang kompleks dan sering terjadi, hal tersebut dapat menimbulkan masalah.

Baca Juga: Sering Terbangun Ketakutan, Ini 10 Cara Cegah dan Atasi Mimpi Buruk 

2. Tanda dan gejala

pexels.com/AaDil

Seseorang dengan masalah pengabaian mungkin mengalami problematik dalam suatu hubungan karena takut orang lain akan meninggalkannya. Tanda dan gejala masalah pengabaian dibedakan menjadi dua ,yakni pada orang dewasa dan anak-anak. 

Melansir Medical News Today, tanda dan gejala masalah pengabaian pada orang dewasa terdiri dari:

  • Keinginan untuk selalu menyenangkan orang lain
  • Berkontribusi secara berlebihan dalam suatu hubungan
  • Ketidakmampuan dalam mempercayai orang lain
  • Mendorong orang lain menjauh untuk menghindari penolakan
  • Merasa tidak aman dalam hubungan, baik persahabatan maupun hubungan romantis
  • Kodependensi atau ketergantungan dalam hubungan
  • Kebutuhan akan kepastian secara terus-menerus
  • Kebutuhan mengontrol orang lain
  • Bertahan dalam hubungan yang tidak sehat
  • Ketidakmampuan dalam menjaga hubungan
  • Move on dengan cepat dari satu hubungan ke hubungan lain
  • Menyabotase diri dalam hubungan
  • Kurangnya keintiman secara emosional

Sementara itu, pada anak-anak, tanda dan gejala dari masalah pengabaian secara umum meliputi:

  • Khawatir ditinggalkan secara terus-menerus
  • Cemas atau panik ketika orang tua atau pengasuh menitipkan ke sekolah atau penitipan anak
  • Adanya rasa kelekatan
  • Takut sendirian terutama saat hendak tidur
  • Sering sakit (tidak diketahui penyebab medisnya)
  • Melakukan isolasi
  • Tingkat percaya diri rendah

Sebuah studi dalam Paediatrics Child Health tahun 2001 menyebutkan bahwa kasus adopsi memungkinkan anak-anak mengalami perasaan ditinggalkan yang direpresentasikan menjadi:

  • Agresi
  • Perilaku amarah
  • Penarikan diri
  • Kesedihan
  • Masalah terkait harga diri
  • Sulit tidur
  • Mimpi buruk

Dalam kasus yang lebih parah (misalnya kehilangan orang tua), anak-anak dapat mengembangkan cara yang ekstrem, seperti:

  • Kecanduan
  • Gangguan makan
  • Menyakiti diri sendiri
  • Menyerang orang lain secara fisik maupun verbal

3. Penyebab masalah pengabaian

pexels.com/Alvin Decena

Pada dasarnya, tidak dapat dijelaskan secara rinci alasan mengapa seseorang mengembangkan rasa takut ditinggalkan. Beberapa peristiwa menyakitkan berikut ini diyakini dapat menjadi faktor penyebab masalah pengabaian.

Peristiwa tersebut meliputi:

  • Kematian orang tercinta. Meninggalnya orang yang dicintai secara tidak terduga dapat menciptakan kekosongan emosional yang dapat tergantikan oleh rasa takut.
  • Kandasnya suatu hubungan. Bagi kebanyakan individu, akhir suatu hubungan (perceraian atau perselingkuhan) terasa begitu menyakitkan. Hal ini dapat menyebabkan ketakutan akan kehilangan di kemudian hari.
  • Trauma. Pelecehan fisik atau pelecehan seksual dapat menjadi kontributor seseorang mengalami masalah pengabaian. 

4. Bentuk-bentuk pengabaian 

pexels.com/August de Richelieu

Melansir Psychology Today, terdapat beberapa jenis pengabaian yang terdiri dari:

  • Pengabaian fisik: kurangnya pengawasan dari orang tua, pemberian makanan yang tidak memenuhi kecukupan gizi, kebutuhan sekunder tidak memadai, dan pelecehan secara fisik maupun seksual.
  • Pengabaian emosional: anak tidak boleh melakukan kesalahan, anak tidak boleh mengekspresikan perasaan (tidak boleh menangis), dan prestasi anak tidak diakui. 
  • Tindakan pengabaian lainnya: anak tidak dapat memenuhi harapan orang tua (harapan yang tidak realistis dengan usia anak), anak bertanggung jawab atas perasaan, tindakan, dan perilaku orang tua, serta ketidaksetujuan orang tua ditujukan pada seluruh keberadaan atau identitas daripada perilaku (misalnya, anak tidak akan pernah menjadi atlet sukses hanya karena melewatkan hasil akhir pertandingan).

Baca Juga: Mengenal Scopophobia, Ketakutan Terhadap Tatapan Mata Orang Lain

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya