TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hati-hati! 5 Gejala Ini Tanda Kamu Mengalami Sindrom Metabolik

Waspada dan segera terapkan pola hidup sehat, ya!

freepik.com/jcomp

Seiring perkembangan teknologi, segala sesuatu mudah didapat. Cukup buka aplikasi tertentu, apa pun bisa kamu dapat dengan cepat. Namun, kemajuan teknologi dan kemudahan ini membuat orang-orang cenderung malas beraktivitas fisik. Akibat malas begerak, berbagai penyakit mulai mengintai, termasuk sindrom metabolik. 

Sindrom metabolik diyakini menjadi pusat dari berbagai penyakit berbahaya seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui tanda-tanda kamu mengalami sindrom ini.

1. Tekanan darah melebih normal (hipertensi)

freepik

Walaupun tekanan darah tinggi atau hipertensi cenderung digolongkan sebagai sebuah penyakit tersendiri, tetapi pada dasarnya hipertensi dapat menjadi tanda seseorang mengalami sindrom metabolik. Seseorang dianggap memiliki tekanan darah tinggi apabila melebihi 130/85 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak waktu seminggu.

Studi yang dilaporkan pada jurnal Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease menyebutkan, hipertensi pada sindrom metabolik disebabkan oleh aktivasi sistem renin-angiotensin (RAS).

Aktivasi sistem ini berkontribusi sebagai jalur neurohumoral penting pada pengembangan sindrom metabolik. Angiotensin II, yang terbentuk sebagai hasil aktivasi enzim pengubah angiotensin, juga diproduksi oleh jaringan lemak.

Peningkatan massa jaringan lemak (obesitas) dan resistansi insulin akibat obesitas dikaitkan dengan peningkatan produksi angiotensin II. Hal ini memicu stres oksidatif pada pembuluh darah seperti pengendapan kolesterol, cedera endotel, dan agregasi trombosit.

Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini menyebabkan kerusakan sel endotel pada permukaan pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi. Beberapa gejala yang timbul akibat hipertensi cukup beragam pada tiap pasien. Namun, gejala umumnya antara lain:

  • Sakit kepala parah, pusing, dan gelisah
  • Penglihatan kabur
  • Rasa sakit di dada
  • Jantung berdebar-debar
  • Kelelahan, gelisah, dan linglung

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sepele yang Dapat Menyebabkan Gula Darah Naik, Waspada!

2. Gula darah tinggi (hiperglikemia)

pexel

Gejala sindrom metabolik kedua adalah kadar gula darah yang tinggi. Melansir Mayo Clinic, kondisi ini dikaitkan dengan resistansi insulin. Pada orang dengan resistansi insulin, sel tidak merespons insulin secara normal dan glukosa tidak dapat memasuki sel dengan mudah. Akibatnya, kadar gula darah meningkat, bahkan saat tubuh mengeluarkan lebih banyak insulin untuk mencoba menurunkan gula darah.

Umumnya orang sehat memiliki kadar gula darah 70-130 mg/dL. Namun, pada kondisi hiperglikemia, gula darah dapat mencapai 180 - 200 mg/dL.

Gejala hiperglikemia berkembang perlahan selama beberapa hari atau minggu. Semakin lama kadar gula darah tetap tinggi, semakin serius gejalanya. Beberapa tanda tubuhmu mengalami hiperglikemia adalah:

  • Sering buang air kecil
  • Meningkatnya rasa haus
  • Penglihatan kabur
  • Kelelahan
  • Sakit kepala

3. Kadar trigliserida tinggi

biospectrumindia.com

Trigliserida adalah zat lemak dalam tubuh yang dihasilkan dari makanan berlemak dan mengandung karbohidrat. Trigliserida berfungsi sebagai cadangan energi yang akan digunakan jika glukosa dalam tubuh mengalami penurunan atau habis. Zat ini disimpan di dalam sel-sel lemak. Meskipun keberadaannya normal dalam tubuh, tetapi kadar trigliserida yang berlebihan dalam darah dapat memicu sindrom metabolik.

Menurut buku Endotext, resistansi insulin lagi-lagi memegang peran kunci dalam peningkatan kadar trigliserida. Diyakini bahwa resistansi insulin hati dapat mencegah efek fisiologis insulin, menyebabkan peningkatan produksi VLDL. Hal ini akan memicu produksi trigliserida yang lebih banyak.

Pada orang normal, kadar trigliserida berada di bawah 150 mg/dL. Jika trigliserida melebih batas normal tersebut, sebaiknya berhati-hati dan langsung terapkan pola hidup sehat.

Yang membahayakan adalah, hipertrigliserida ini tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, seiring peningkatannya, risiko terserang penyakit jantung, diabetes, dan lain-lain terus meningkat. Oleh karena itu, jangan lupa untuk periksa rutin di laboratorium, ya!

4. Kadar kolesterol baik (HDL) turun

freepik.com/brgfx

Di dalam darah, terdapat dua jenis kolesterol yaitu low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik. 

LDL merupakan kolesterol yang membawa kolesterol dari hati ke berbagai organ. Jika jumlahnya terlalu banyak, maka dapat timbul pengendapan lemak di pembuluh darah dan menyebabkan kadar kolesterol naik. Karena itulah LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat.

Berbeda dengan LDL, HDL berfungsi untuk membawa dan membersihkan kolesterol-kolesterol dari berbagai organ, termasuk pembuluh darah, kembali ke hati. Jika kadar HDL dalam darah tinggi, maka kadar kolesterol dalam darah berkurang, sehingga sering disebut kolesterol baik.

Pada sindrom metabolik, jika HDL berkurang mengakibatkan produksi VLDL yang meningkat, sehingga LDL yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Tentunya hal ini berdampak buruk bagi kesehatan karena memicu terbentuknya endapan lemak dan membuat pembuluh darah lebih sempit.

Sama seperti trigliserida, rendahnya kadar HDL dalam darah tidak menimbulkan gejala berarti, tetapi meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit kronis lainnya. Oleh karena itu, jika kadar HDL dibawah 30 mg/dL, segera waspada dan tingkatkan kadar HDL dengan menerapkan pola hidup sehat.

Baca Juga: Penderita Obesitas Mudah Tertular dan Menularkan COVID-19

Verified Writer

Indira swastika utama

An ISTJ-T. A medical student who love write :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya