TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Emotional Dependency, Ketergantungan Emosional yang Merugikan

Kondisi ini bisa merusak hubungan dengan orang lain

ilustrasi perempuan yang sedang sedih (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bagi kebanyakan orang, ikatan emosional menjadi aspek penting untuk dimiliki dalam suatu hubungan. Tidak hanya dengan keluarga, hubungan dengan teman dan pasangan juga akan lebih berarti apabila memiliki ikatan emosional di dalamnya.

Namun, meskipun positif, hal ini justru bisa membuat sebagian orang mengalami ketergantungan, lho. Hubungan semacam ini termasuk ke dalam hubungan yang tidak sehat, sebab bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Nah, supaya lebih paham mengenai ketergantungan emosional atau emotional dependency, simak ulasan di bawah ini sampai habis, ya!

1. Apa itu emotional dependency?

ilustrasi perempuan yang sedang bingung (freepik.com/cookie_studio)

Emotional dependency atau ketergantungan emosional merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang merasa selalu membutuhkan dukungan dari orang lain. Biasanya, kata-kata semangat dan pengakuan kerap dibutuhkan untuk memotivasi dirinya dalam menghadapi sesuatu.

Ketika merasa cemas, sedih, takut, ataupun sedang menghadapi masalah, orang dengan ketergantungan emosional akan cenderung melakukan pendekatan ke orang lain untuk meminta bantuan atau dukungan daripada mencoba mengatasinya terlebih dahulu. 

Kebutuhan emosional tidak melulu bisa didapatkan dengan cara seperti itu. Diperlukan upaya dari diri sendiri untuk mengelola pikiran dan emosi yang muncul.

Dalam menunjukkan emosinya, biasanya ada kata-kata yang kerap diucapkan oleh orang dengan ketergantungan emosional. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

  • "Harusnya aku gak bicara seperti itu tadi."
  • "Aku ganggu, gak?"
  • "Apa kamu betul-betul mau pergi sama aku?"
  • "Penampilanku oke, gak?"

Rasa takut akan penolakan dan tidak diinginkan oleh orang lain menjadi dasar munculnya pikiran-pikiran tersebut.

2. Penyebab utamanya adalah rasa tidak percaya diri  

ilustrasi perempuan yang tidak percaya diri (freepik.com/cookie_studio)

Pada dasarnya, ketergantungan emosional disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri seseorang. Hal ini bisa menjadi pemicu munculnya berbagai emosi negatif, seperti takut, cemas, sedih, serta rasa tidak berdaya.

Tidak hanya itu, terlalu sering menerima dukungan tanpa adanya kesadaran untuk menjadi independen juga akan memengaruhi kondisi ini. Perasaan aman yang terus-menerus dirasakan bisa membuat kemampuan emosional menjadi sulit berkembang.

Baca Juga: Mengapa Penyandang Autisme Sering Melakukan Stimming?

3. Dampak emotional dependency pada diri sendiri

iluatrasi perempuan yang sedang mengalami stres (freepik.com/jcomp)

Sulitnya memenuhi kebutuhan emosional bisa menimbulkan dampak yang cukup signifikan. Ketidakpercayaan diri yang merupakan akar dari ketergantungan emosional bisa menurunkan semangat, serta memantik rasa cemas terhadap banyak hal.

Misalnya saja ketika kamu merasa khawatir akan dijauhi oleh teman-teman hanya karena penampilanmu yang berbeda. Perasaan ini tentunya sangat merepotkan sehingga dengan terpaksa kamu akan meminta pendapat orang lain apakah penampilanmu memalukan atau masih dapat diterima.

Contoh lainnya adalah ketika kamu beranggapan bahwa keluarga atau pasanganmu sedang bersenang-senang tanpa dirimu. Padahal, itu hanya sekadar spekulasi semata karena kamu sedang merasa kesepian.

Selain merepotkan, bergantung pada orang lain secara emosional juga berisiko mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Situasi ini bisa menurunkan kondisi mental, sehingga seseorang lebih mudah mengalami gangguan kecemasan, stres, hingga sewaktu-waktu dapat muncul gejala depresi.

4. Dampak emotional dependency pada orang lain

ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Tak hanya masalah pada diri sendiri, ketergantungan emosional juga bisa mengancam hubungan baik dengan orang lain, baik itu dengan teman, keluarga, ataupun pasangan. Ini karena sifat ketergantungan dan kurang percaya diri bisa memengaruhi respons orang lain ketika berinteraksi.

Dengan kata lain, sikap yang ditunjukkan lawan bicara bisa saja bukan merupakan sesuatu alami, melainkan sekadar respons yang diberikan supaya tidak melukai perasaanmu. Sementara itu, kemungkinan terburuk yang dapat terjadi adalah dijauhi oleh orang terdekat karena merasa tidak nyaman.

5. Tanda kamu mengalami emotional dependency

ilustrasi perempuan yang sedang sedih (freepik.com/benzoix)

Ketergantungan emosional sebenarnya tidak sulit untuk diidentifikasi, sebab hanya dibutuhkan keberanian dari diri sendiri untuk mengenali dan mengakuinya. Contoh pikiran atau ucapan seperti di bawah ini merupakan tanda bahwa bahwa kamu mengalami ketergantungan emosional:

  • Kamu memiliki pandangan yang ideal terhadap suatu hubungan atau orang lain
  • Merasa hidupmu menjadi kurang berarti tanpa kehadiran orang lain
  • Menganggap diri tidak berdaya untuk mencapai kebahagiaan seorang diri
  • Kamu memiliki rasa takut akan penolakan
  • Merasa selalu membutuhkan pengakuan
  • Mudah merasa kesepian dan cemas ketika sendirian
  • Sering merasa tidak percaya diri
  • Membutuhkan bantuan orang lain untuk meningkatkan kepercayaan diri
  • Cenderung memiliki sifat posesif atau mudah cemburu
  • Sulit percaya pada perasaan orang lain terhadapmu

Baca Juga: Psikologi Warna: Definisi, Efek, dan Manfaat Bagi Kesehatan

Verified Writer

Halifa

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya