TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali 7 Penyebab Skinny Fat, Bisakah Dihindari?

Skinny fat dapat memicu banyak masalah kesehatan

ilustrasi skinny fat (freepik.com/cookie_studio)

Banyak orang berpikir bahwa orang yang langsing artinya sehat dan tidak memiliki banyak lemak di tubuhnya. Faktanya, penampilan luar seseorang tidak selalu mencerminkan kesehatannya. Orang yang terlihat langsing atau ideal dari luar, bisa jadi sebenarnya menyimpan banyak lemak di dalam tubuhnya, atau yang dikenal dengan istilah skinny fat.

Sederhananya, skinny fat mengacu pada seseorang yang terlihat bugar dan sehat dari luar, tetapi sebenarnya menyimpan kelebihan lemak viseral di dalam tubuhnya.

Lemak viseral adalah lemak yang mengelilingi organ dalam dan tidak tampak dari luar. Lemak ini berperan untuk memberikan bantalan pelindung dan menjadi cadangan lemak, yang dapat dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Namun, kelebihan lemak ini dapat memicu beberapa masalah kesehatan yang serius.

Ada banyak faktor yang menyebabkan skinny fat. Apa sajakah itu?

1. Kelebihan lemak perut

ilustrasi perut buncit (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Orang yang kurus tapi buncit mungkin mengalami skinny fat, menurut laman Good To. Cara mudah untuk mengukur kadar lemak viseral adalah dengan mengukur lingkar perut.

Untuk mengukur ini, kamu perlu membagi ukuran pinggang dengan ukuran pinggul. Untuk laki-laki, jika rasio pinggang ke pinggul di atas 1, maka tergolong tinggi. Bagi perempuan, rasio pinggang dan pinggul di atas 0,85, berarti tinggi. Jika memiliki rasio di atas angka tersebut, ada kemungkinan kamu berisiko lebih tinggi terkena penyakit. Untuk mendapatkan pengukuran dari kadar lemak viseral yang akurat, kamu memerlukan CT scan.

2. Ketidakseimbangan hormon

ilustrasi seseorang mengalami stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hormon juga memengaruhi berapa banyak massa lemak yang disimpan, mengutip laman FirstCry Parenting. Misalnya, insulin adalah hormon yang bertanggung jawab mengatur metabolisme karbohidrat. Mengalami stres dalam waktu lama akan membuat tubuh menghasilkan kortisol berlebih, yaitu hormon yang menyebabkan tubuh resistan terhadap insulin. 

Contoh lain adalah saat kadar estrogen yang terus turun setelah menopause. Ketidakseimbangan hormon seperti ini akan menyebabkan penumpukan lemak viseral yang berbahaya.

Baca Juga: Lemak Trans vs Lemak Jenuh, Apa Bedanya?

3. Kurang olahraga

ilustrasi gaya hidup tidak aktif (pixabay.com/tookapic)

Banyak orang merasa tidak perlu berolahraga karena tubuhnya sudah cukup langsing. Padahal, tanpa berolahraga, tubuh tidak dapat membangun otot yang cukup. Penyebab utama skinny fat adalah tidak memiliki otot yang cukup.

Makin sedikit kamu berolahraga, makin banyak lemak yang kamu dapatkan. Oleh sebab itu, olahraga penting dilakukan oleh semua orang, tak peduli berapa pun berat badannya. Dilansir Better Me, olahraga terbaik untuk membangun massa otot sekaligus mengurangi lemak viseral adalah latihan kekuatan, seperti angkat beban.

4. Makan terlalu banyak gula dan karbohidrat olahan

ilustrasi makanan tinggi gula dan karbohidrat (pexels.com/Sharon McCutcheon)

Gula dan karbohidrat olahan mampu memberikan energi dengan cepat. Selain itu, makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan juga memiliki rasa yang enak. Namun, menurut laman Healthline, saat kamu mengonsumsi makanan tinggi gula, gula darah akan naik dan tubuh memproduksi insulin untuk memindahkan gula ke sel lemak dan otot untuk disimpan.

Kadar insulin yang meningkat secara drastis dapat menyebabkan resistansi insulin, yang terjadi saat tubuh berhenti merespons insulin. Resistansi insulin dikaitkan dengan peningkatan lemak tubuh, khususnya di sekitar perut.

5. Mengurangi asupan kalori secara signifikan

ilustrasi piring dengan sedikit makanan (pixabay.com/congerdesign)

Logikanya, kamu perlu makan lebih sedikit jika ingin mengurangi berat badan dan lemak. Namun, jika kamu mengurangi kalori secara berlebihan, kamu akan kehilangan otot dan lemak pada saat yang bersamaan, menurut laman Fitness Volt. Berat badan memang berkurang, tetapi hubungan antara massa otot dan persentase lemak tubuh relatif tidak berubah. 

Mengurangi asupan kalori secara signifikan sering kali tidak berkelanjutan dalam jangka panjang dan dapat menghilangkan massa otot. Padahal, otot berperan penting untuk memetabolisme kalori dan lemak. Hasilnya, kamu akan mengalami skinny fat karena otot tidak cukup membakar lemak. Yang terbaik adalah melakukan pendekatan nutrisi yang lebih berkelanjutan dan tidak terlalu agresif.

6. Tidak cukup makan protein

Ilustrasi sumber protein (pixabay.com/gurkanerol)

Saat kamu tidak mendapatkan cukup protein, artinya tubuh tidak memiliki bahan penyusun yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pertumbuhan otot. Tubuh juga mulai kehilangan otot. Ketika kadar otot menurun, kadar lemak tubuh meningkat.

Diterangkan laman Fitness Volt, kehilangan otot juga dapat menurunkan tingkat metabolisme basal. Artinya, kamu mungkin mengalami surplus kalori karena tubuh membakar lebih sedikit kalori.

Baca Juga: 5 Latihan Terbaik untuk Mengurangi Lemak Dada, Pria Wajib Tahu!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya