TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Olahraga Punya Efek yang Sama seperti Kafein untuk Kognitif

Olahraga punya efek lebih baik untuk jangka panjang

ilustrasi perempuan sedang berolahraga (freepik.com/Drazen Zigic)

Intinya Sih...

  • Meskipun secangkir kopi terasa nikmat, tetapi kandungan kafeinnya dapat menimbulkan beberapa efek samping.
  • Jika kamu perlu meningkatkan fokus otak namun tidak ingin bergantung pada kafein, maka kamu perlu mencoba berolahraga.
  • Olahraga ringan selama 20 menit menawarkan efek yang sama seperti kafein untuk fungsi kognitif.

Banyak orang memanfaatkan kafein untuk meningkatkan fokus dan semangat pada pagi hari. Ya, kafein adalah salah satu zat psikoaktif yang paling banyak digunakan di dunia. 

Namun, terdapat kekhawatiran mengenai efek mengonsumsi kafein dalam jangka panjang. Kekhawatiran tentang konsumsi kafein juga telah meningkat pada anak-anak dan perempuan hamil, yang mendorong pedoman konsumsi yang dikurangi untuk kelompok-kelompok ini.

Selain itu, jika kamu sudah terbiasa mengonsumsi kafein, kamu akan mengalami gejala putus kafein saat mencoba berhenti mengonsumsinya.

Kabar baiknya, sebuah penelitian menemukan bahwa olahraga dapat memberikan manfaat seperti kafein, baik bagi otak maupun tubuh.

1. Efek samping kafein

Meskipun secangkir kopi terasa nikmat, tetapi kandungan kafeinnya dapat menimbulkan beberapa efek samping. Gejala seperti kecemasan, tremor, dan putus kafein, semuanya terkait dengan konsumsi kafein secara teratur.

Secara umum, konsumsi 4 hingga 5 cangkir kopi setiap hari masih aman. Namun, beberapa orang lebih sensitif terhadap kafein daripada yang lain. Mereka yang sensitif terhadap kafein mungkin menunjukkan gejala-gejala berikut hanya dengan meminum secangkir kopi:

  • Insomnia.
  • Sakit kepala.
  • Detak jantung meningkat.
  • Kecemasan.
  • Sakit perut.
  • Tremor otot.

2. Mengapa berhenti minum kopi sulit?

ilustrasi secangkir kopi (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Berhenti mengonsumsi kafein bisa menjadi sangat menantang bagi siapa pun. Pasalnya, penarikan kafein akan menyebabkan beberapa gejala, seperti mual, kelelahan, energi rendah, mudah tersinggung, suasana hati buruk, dan kabut otak (brain fog).

Diperkirakan, 50 persen orang mengalami sakit kepala yang berlangsung hingga 9 hari setelah mereka berhenti mengonsumsi kafein. Penghentian konsumsi kafein juga dapat memengaruhi fungsi kognitif, yang mungkin menjadi perhatian bagi siapa pun yang menggunakan kafein untuk menjaga otak mereka tetap bekerja.

Baca Juga: 8 Tanda Tubuh Kelebihan Kafein, Termasuk Mudah Marah

3. Olahraga punya efek yang sama seperti kafein

Jika kamu perlu meningkatkan fokus otak namun tidak ingin bergantung pada kafein, maka kamu perlu mencoba berolahraga.

Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa jalan cepat selama 20 menit di atas treadmill dapat meningkatkan fokus otak, seperti halnya minum minuman berkafein berukuran sedang. 

Studi ini melibatkan 59 peserta berusia antara 18–40 tahun, dan setengah di antaranya melaporkan bahwa mereka rutin mengonsumsi kafein. Para peneliti menguji kemampuan peserta untuk memproses dan mengingat informasi dalam tiga skenario: setelah 20 menit joging ringan atau jalan cepat, setelah mengonsumsi bubuk kafein sebanyak secangkir kopi, dan tanpa salah satu dari intervensi ini.

Hasilnya, baik jalan cepat maupun kafein meningkatkan akurasi peserta pada tes sekitar 20 persen, terlepas dari apakah mereka biasanya mengonsumsi kafein atau tidak. Menariknya, peminum kopi rutin tampil lebih baik setelah latihan.

Selain itu, sesi berkeringat selama 20 menit mengurangi gejala putus kafein bagi mereka yang mengalami kelelahan, kelesuan, atau kurang fokus. Jadi, jika kamu ingin mendapatkan dorongan semangat pada pagi hari, olahraga selama 20 menit dapat menjadi alternatif yang lebih baik daripada minum kopi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya