TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Langsung Sakit Kepala setelah Makan MSG?

Terkadang juga disertai gejala tambahan

ilustrasi menambahkan MSG ke dalam masakan (freepik.com/freepik)

Intinya Sih...

  • MSG adalah bahan tambahan makanan yang memicu rasa umami dan meningkatkan cita rasa masakan.
  • Sakit kepala akibat MSG biasanya muncul dalam waktu 1 jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG dan hilang dalam waktu 72 jam kemudian.
  • MSG sebenarnya aman, tetapi jika kamu merasakan ketidaknyamanan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, lebih baik segera berhenti mengonsumsinya.

Monosodium glutamat (MSG) adalah bahan yang sering ditambahkan ke dalam masakan untuk meningkatkan cita rasanya. MSG secara umum diakui aman. Namun, sejumlah orang memperdebatkan penggunaannya karena beberapa orang mengaku mengalami berbagai gejala setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

Salah satu gejala yang sering dikeluhkan adalah sakit kepala. Tingkat sakit kepala yang dirasakan bervariasi antar individu. Kenapa ada orang yang bisa langsung sakit kepala setelah makan MSG?

1. Apa itu MSG?

MSG terbuat dari glutamat, asam amino yang secara alami terdapat dalam banyak makanan. Tubuh manusia juga memproduksi glutamat dan membutuhkannya untuk beberapa fungsi, seperti belajar dan mengingat.

MSG digunakan untuk meningkatkan rasa berbagai macam masakan, mulai dari sambal, olahan daging, mie, camilan, makanan kaleng, dan masih banyak lagi.

Efek peningkatan rasa dari MSG disebabkan oleh rasa umami yang memicu sekresi air liur. Dengan kata lain, rasa umami membuat produksi air liur meningkat, yang dapat meningkatkan rasa makanan.

2. Gejala sakit kepala akibat MSG

ilustrasi sakit kepala (freepik.com/Studio Racool)

Kebanyakan orang yang mengalami sakit kepala akibat MSG menggambarkan sensasi kepala yang menegang. Terkadang ini juga disertai nyeri otot di sekitar kepala.

Pada orang-orang dengan riwayat migrain, MSG dapat menjadi pemicunya. Dalam hal ini, orang-orang biasanya melaporkan sakit kepala berdenyut.

Sakit kepala akibat MSG biasanya muncul dalam waktu 1 jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG dan hilang dalam waktu 72 jam kemudian. Selain itu, sakit kepala akibat MSG memiliki setidaknya satu karakteristik berikut:

  • Rasa sakit terjadi di kedua sisi kepala.
  • Intensitas ringan hingga sedang.
  • Berdenyut seperti migrain.
  • Muka memerah.
  • Rasa tertekan di dada dan wajah.
  • Rasa sakit semakin parah saat melakukan aktivitas fisik.
  • Nyeri otot wajah.
  • Mual.
  • Sensasi kesemutan di wajah.

Baca Juga: Mie Instant Terbaik untuk Ibu Hamil, Lebih Sedikit MSG

3. Mengapa MSG menyebabkan sakit kepala?

MSG adalah asam amino eksitatori yang mengikat reseptor NMDA di otak. Ini selanjutnya diikuti pelepasan oksida nitrat, yang kemudian menyebabkan pembuluh darah di sekitar tengkorak melebar.

Konsumsi MSG dalam jumlah tinggi diyakini menyebabkan peningkatan tekanan darah, meskipun ini bersifat sementara. Salah satu gejala khas dari tekanan darah tinggi adalah sakit kepala. Selain itu, asupan MSG dosis tinggi setiap hari juga dapat menyebabkan kelelahan.

4. Gejala Chinese restaurant syndrome

ilustrasi masakan yang mengandung MSG (pixabay.com/TapisRouge)

Sakit kepala bukan satu-satunya efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi MSG. Orang yang sensitif terhadap MSG bisa mengalami serangkaian gejala dalam waktu 2 jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, yang dikenal sebagai Chinese restaurant syndrome atau MSG symptom complex.

Gejalanya dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Gejala umumnya meliputi:

  • Sakit kepala.
  • Berkeringat.
  • Kulit memerah.
  • Mati rasa atau rasa terbakar di mulut dan tenggorokan.
  • Mual.
  • Kelelahan.

Pada kasus yang jarang, orang dapat mengalami gejala parah yang mengancam jiwa. Gejala parah dapat meliputi:

  • Nyeri dada.
  • Detak jantung cepat.
  • Detak jantung tidak normal.
  • Kesulitan bernapas.
  • Pembengkakan di wajah.
  • Pembengkakan di tenggorokan.

Gejala yang ringan umumnya tidak memerlukan perawatan. Namun, kamu harus segera mendatangi unit gawat darurat jika mengalami gejala parah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya