TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Mencegah Keputihan Berwarna Kuning

Bisa disebabkan oleh bakteri dan jamur

ilustrasi cairan putih kental (pexels.com/Deon Black)

Keputihan adalah hal yang sangat umum dialami perempuan. Hanya saja, terkadang keputihan tidak berwarna putih, misal kekuningan.

Keputihan yang berwarna kuning mungkin merupakan tanda akan datangnya menstruasi atau awal kehamilan, atau mungkin hanya disebabkan oleh proses pembersihan alami vagina. Namun, keputihan berwarna kuning juga bisa disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) atau kondisi lain yang memerlukan perawatan medis. Hal ini terutama jika keputihan disertai bau tidak sedap.

Meskipun keputihan yang berwarna kuning sering kali tidak perlu dikhawatirkan, tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah yang menyebabkan keputihan berwarna kuning.

1. Gunakan kondom

Menggunakan kondom saat berhubungan seks dapat mencegah keputihan yang disebabkan oleh IMS. Akan tetapi, kondom harus dipakai dengan benar dan konsisten agar efektif.

Sayangnya, dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), meski efektif untuk mencegah IMS tertentu, tetapi kondom tidak memberikan perlindungan menyeluruh terhadap sifilis, herpes, atau human papillomavirus (HPV).

2. Hindari douching

ilustrasi pompa douche tangan (pexels.com/Deni Iqbal)

Douching adalah praktik mengaliri vagina dengan air, sabun, dan larutan lainnya. Namun, sebenarnya, praktik ini tidak diperlukan. Vagina secara alami dapat membersihkan dirinya sendiri dan tidak perlu dilakukan douching. Sebaliknya, douching justru dapat menghancurkan bakteri baik yang membantu mencegah infeksi vagina, dikutip dari Medical News Today.

Bahan kimia dalam douche dapat mengiritasi vagina dan mengganggu flora bakteri normal. Douching juga dapat membuat infeksi menyebar ke rahim dan pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit radang panggul.

3. Hindari produk vagina yang mengandung wewangian

Banyak perempuan senang menggunakan produk untuk area intim yang mengandung wewangian. Namun, alih-alih manfaat, wewangian pada beberapa produk perawatan pribadi justru dapat mengiritasi vagina dan mengubah tingkat bakteri sehat di vagina.

Diterangkan dalam laman HealthShots, di dalam vagina terdapat bakteri baik dan menyehatkan. Dengan pH sekitar 4,5, vagina memiliki lingkungan yang cukup asam yang membantu pertumbuhan bakteri baik dan menyehatkan serta mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri berbahaya.

Sayangnya, menggunakan produk wewangian pada vagina akan membunuh bakteri di sana, termasuk bakteri sehat yang dibutuhkan vagina. Oleh sebab itu, tingkat pH vagina akan terpengaruh.

Tanpa bakteri baik, bakteri jahat dan jamur akan tumbuh subur. Pertumbuhan jamur yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi yang memicu sensasi terbakar di dalam dan sekitar vagina serta rasa gatal. 

Baca Juga: Marak Dijual Pembalut Curah Reject, Kenali Bahayanya bagi Kesehatan

4. Kenali pasangan seksualmu

ilustrasi hubungan seksual (unsplash.com/Toa Heftiba)

Penting untuk mengajak pasangan seksual jujur dan terbuka tentang riwayat seksual. Mengutip dari Verywell Health, kamu disarankan untuk menanyakan hal-hal berikut pada pasanganmu:

  • Kapan terakhir kali melakukan tes IMS.
  • Adakah IMS yang pernah atau sedang dialami.
  • Apakah pasanganmu hanya berhubungan seks denganmu atau tidak.
  • Menyetujui untuk tes IMS.

Penting juga untuk tidak bergonta-ganti pasangan seks. Makin banyak pasangan seksual, maka makin besar risiko terkena IMS. 

5. Selalu bersihkan vagina dari depan ke belakang

Setelah buang air, selalu bersihkan vagina dari depan ke belakang. Cara ini dapat membantu mencegah masuknya bakteri dari area dubur ke dalam vagina. Selain itu, menggunakan semprotan bidet juga dapat membantu membersihkan area intim tanpa menimbulkan rasa sakit.

Hindari membersihkan daerah pribadi dari belakang ke depan. Sebab, dilansir Healthline, cara ini dapat meningkatkan risiko perpindahan bakteri ke uretra. Ini selanjutnya meningkatkan peluang terjadinya infeksi saluran kemih (ISK).

6. Kenakan celana dalam berbahan katun dan hindari memakai pakaian ketat

ilustrasi pakaian dalam (pexels.com/Karolina Grabowska)

Vulva adalah area yang sangat sensitif dan halus, mirip dengan bibir. Jadi, area ini harus diperlakukan dengan lembut.

Pakaian dalam yang paling pas untuk area ini seharusnya terbuat dari bahan katun. Pakaian dalam berbahan katun bersifat menyerap keringat dan membuat kulit tetap dapat bernapas, yang membantu mencegah infeksi jamur.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya