TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah High-Fructose Corn Syrup Lebih Buruk dari Gula?

Banyak bahaya yang mengintai! 

ilustrasi sirop pemanis (pexels.com/Pixabay)

High-fructose corn syrup (HFCS) atau sirop jagung tinggi fruktosa adalah jenis pemanis buatan yang dihasilkan dari pati jagung. Jenis pemanis ini umum digunakan dalam produk makanan ataupun minuman kemasan seperti makanan ringan, minuman bersoda, minuman rasa buah, dan permen.

Penggunaan HFCS di dunia industri memang cukup luas. Akan tetapi, masih ada banyak sekali kontroversi mengenai keamanan penggunaan bahan makanan ini untuk konsumsi sehari-hari.

Bahkan, HSCF diklaim memiliki dampak lebih buruk bagi kesehatan daripada pemanis gula lainnya, seperti menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan serupa. Apakah benar faktanya demikian? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

1. Apa itu high-fructose corn syrup?

ilustrasi jagung manis (pixabay.com/MSphotos)

HFCS adalah produk pemanis yang berasal dari pati jagung. Pati itu sendiri merupakan rantai glukosa (gula sederhana) yang ketika dipecah akan menghasilkan sirop jagung dengan kandungan glukosa 100 persen.

Untuk menghasilkan HFCS, sirop jagung ditambahkan enzim yang dapat memecah glukosa menjadi fruktosa. Fruktosa adalah jenis gula yang secara alami ditemukan dalam buah-buahan dan memiliki rasa yang sangat manis. Ini juga disebut sebagai gula buah.

Produk HFCS mengandung fruktosa yang lebih tinggi dibanding sirop jagung murni yang mengandung glukosa. Jumlah kandungan fruktosanya bervariasi, tetapi yang paling umum adalah 42 persen atau 55 persen, sementara sisanya adalah glukosa dan air.

Baca Juga: 5 Kandungan Makanan dan Minuman yang Mudah Bikin Tubuh Melebar

2. Perbedaan antara HFCS dengan gula meja

ilustrasi penambahan gula pada makanan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Secara struktur kimia, sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara HFCS dan gula meja. Keduanya sama-sama tersusun dari glukosa dan fruktosa, seperti dijelaskan dalam laman Healthline dan U.S. Food and Drug Administration (FDA).

Hanya saja, proporsi penyusunnya bisa hadir dalam jumlah yang berbeda. Pada sukrosa (gula meja), proporsi glukosa dan fruktosa seimbang (50:50), sedangkan pada HFCS kandungan fruktosanya bisa lebih tinggi, tergantung persentasenya.

Pada HFCS 42 mengandung 42 persen fruktosa atau sedikit lebih rendah dari gula meja. Sementara itu, pada HFCS 55 mengandung 55 persen fruktosa, di mana sedikit lebih tinggi daripada gula meja. Dilansir Healthline, perbedaannya ini terlalu kecil dan tidak relevan dari perspektif kesehatan.

3. Jadi, benarkah HFCS lebih buruk dari gula meja?

ilustrasi kue dengan toping gula dan sirup (pexels.com/Skyler Ewing)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, HFCS yang umumnya digunakan sebagai gula tambahan adalah HFCS 42 (42 persen) atau HFCS 55 (55 persen). Artinya, kandungan fruktosanya tidak jauh berbeda dengan yang terdapat dalam gula meja.

Untuk alasan ini, laman FDA menyebutkan bahwa HFCS tidak lebih berbahaya daripada gula lainnya. Ini hampir sama dengan jenis gula yang sering kita temukan di meja makan kita, meskipun penelitian mengenai hal ini sedang berlangsung.

Namun, berbeda halnya jika kamu membandingkan HFCS 90 atau yang mengandung fruktosa 90 persen dengan gula biasa. HFCS 90 jelas lebih buruk jika dibandingkan dengan gula meja karena konsumsi fruktosa berlebihan bisa sangat berbahaya. Untungnya, penggunaan jenis ini sangat jarang karena rasanya yang luar biasa manis.

Dibanding gula biasa, HFCS lebih manis dan mudah diserap oleh tubuh. Kekhawatiran akan dampak buruk ini datang dari fakta bahwa hanya sel-sel hati yang bisa memproses fruktosa.

Saat kita mengonsumsi fruktosa, bahan ini langsung masuk ke dalam hati dan mulai memproduksi lemak. Ini dapat memicu produksi trigliserida dan kolesterol. Mark Hyman, MD, ahli pengobatan fungsional menjelaskan bahwa HFCS juga meningkatkan nafsu makan, obesitas, peradangan, trigliserida tinggi, dan meningkatkan semua lemak di hati. Bahkan, ini juga bisa menyebabkan fibrosis, seperti dilansir Cleveland Clinic.

Menambahkan dari Everyday Health, pola makan tinggi gula dalam bentuk apa pun dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti resistansi insulin (pendahulu diabetes tipe 2), tekanan darah tinggi, dan kadar trigliserida tinggi dalam darah. Semua kondisi ini dapat memicu penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.

4. Makanan apa saja yang mengandung HFCS dan apakah harus dihindari? 

ilustrasi minuman bersoda (unsplash.com/Mohaman Babayan)

Sirop jagung tinggi fruktosa adalah pemanis yang dapat meningkatkan rasa makanan dan minuman. Banyak sekali produsen yang menambahkan pemanis ini ke dalam produknya. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Soda: Hampir semua minuman bersoda mengandung HFCS yang sering kali dalam jumlah sangat besar.
  • Makanan penutup olahan: Seperti permen, kue kering, muffin, dan lain-lain.
  • Produk buah dalam kemasan: Misalnya saus apel, camilan buah kering, atau camilan mengandung buah lainnya.
  • Selai kacang dan selai buah.
  • Minuman jus kemasan.
  • Makanan cepat saji: Makanan ini tinggi kalori, natrium, juga tambahan gula termasuk HFCS.
  • Saus dan bumbu lainnya.
  • Es krim.
  • Produk karbohidrat olahan: Seperti biskuit dan roti.

Semua makanan yang mengandung gula, termasuk HFCS, sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam pola makan sehat karena dapat meningkatkan risiko kesehatan. Mengonsumsinya sesekali saja mungkin tidak masalah, asalkan tidak dijadikan untuk kesenangan sehari-hari.

Baca Juga: 7 Cara Alami Kurangi Gula Berlebihan dalam Tubuh, Cegah Diabetes

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya