TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Mitos seputar Minuman Es, Bikin Haid Tak Lancar hingga Kanker Rahim?

Ada banyak mitos yang beredar tentang minuman es

ilustrasi minuman es (pexels.com/Naim Benjelloun)

Minuman dingin adalah salah satu minuman favorit saat cuaca sedang terik atau sekadar ingin menyegarkan tubuh. Namun, banyaknya informasi yang beredar di masyarakat membuat beberapa orang enggan minum minuman es dan menjadikannya sebagai pantangan. 

Padahal, tidak semua informasi yang beredar baik dari mulut ke mulut ataupun yang ada di internet itu valid dan berdasarkan bukti ilmiah. Agar tercerahkan, berikut ini adalah beberapa mitos tentang minuman es yang patut disimak agar kamu tidak percaya informasi yang salah.

Mitos 1: minum es bikin batuk

ilustrasi batuk (pexels.com/Edward Jenner)

Mungkin kamu pernah mendengar nasihat untuk tidak minum minuman dingin banyak-banyak karena bisa menyebabkan batuk. Bahkan, banyak beredar meme yang menggambarkan ibu-ibu yang memarahi anaknya yang batuk karena selalu minum es. Namun, apakah anggapan ini benar?

Faktanya, minum es tidak menyebabkan batuk. Batuk sendiri merupakan respons alami tubuh karena ada benda asing yang terhirup, sehingga tubuh berusaha mengeluarkannya lewat batuk. Benda asing tersebut bisa berupa virus, alergen, atau asap rokok, mengutip WebMD. Jadi, es tidak ada kaitannya dengan batuk.

Mitos 2: minum es menyebabkan flu

ilustrasi flu (pexels.com/Gustavo Fring)

Faktanya, penyebab flu adalah virus influenza, bukan es. Virus influenza masuk ke tubuh melalui mulut, mata, atau hidung dari droplet yang mengandung virus yang berada di udara.

Virus influenza yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, hidung tersumbat, hidung meler, dan kelelahan, seperti dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Oleh sebab itu, jika ada anggota keluarga atau rekan kerja mengalami flu atau batuk, baik orang yang sakit maupun yang sehat, diharuskan menggunakan masker dan sering cuci tangan agar virus tidak menyebar ke orang lain.

Minum es memang tidak menyebabkan flu, tetapi ini bisa memperparah kondisi kalau kamu sedang flu. Dilansir Healthline, suhu dingin pada es akan membuat mukus atau lendir di saluran pernapasan makin kental, sehingga bernapas jadi sulit.

Mengonsumsi sup ayam atau teh hangat dipercaya dapat melegakan hidung tersumbat dan melegakan pernapasan.

Baca Juga: 7 Mitos soal Vaksin Flu Tahunan yang Ngawur Banget

Mitos 3: minum es menyebabkan radang tenggorokan

ilustrasi sakit tenggorokan (pixabay.com/nastya_gepp)

Minum minuman dengan es saat sinar matahari sedang terik dapat menghilangkan dahaga. Namun, ada anggapan yang mengatakan bahwa minum es dapat menyebabkan radang tenggorokan. Benarkah pernyataan tersebut?

Adanya virus contohnya virus influenza juga menyebabkan gejala salah satunya sakit tenggorokan. Penyebab lain sakit tenggorokan seperti asap yang dapat mengiritasi tenggorokan atau alergen lain seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan peliharaan.

Berbicara atau berteriak dalam jangka waktu lama juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit tenggorokan karena kondisi tenggorokan yang menegang. Jadi, minum es tidak ada hubungannya dengan radang tenggorokan. Namun, tetap harus dipastikan kalau es yang kamu konsumsi berasal dari air bersih dan matang.

Mitos 4: minum es menyebabkan sakit jantung

ilustrasi sakit jantung (pixabay.com/Pexels)

Pernahkah kamu mendapat pesan berantai yang menginformasikan kalau minum es bisa menyebabkan penyakit jantung? Pesan tersebut menyebutkan kalau minum es dapat mengakibatkan penggumpalan lemak yang nantinya dapat menyebabkan penyakit jantung.

Berdasarkan lama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) tanggal 6 Juni tahun 2019, kabar tersebut adalah hoaks atau tidak benar.

Seperti pernyataan dr. Yoga Yuniadi, SpJP, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita seperti dilansir Kominfo, bahwa di dalam tubuh makanan akan mengalami penyesuaian suhu, di mana makanan bersuhu dingin akan dihangatkan sedangkan makanan bersuhu panas akan didinginkan tubuh. Jadi bukan soal suhu, melainkan zat gizi makanan tersebut.

Jenis penyakit atau kondisi jantung ada banyak sekali, dan salah satu yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung koroner. Dilansir Mayo Clinic, penyakit jantung koroner disebabkan oleh penumpukan plak di pembuluh darah arteri koroner jantung.

Penumpukan plak ini menyumbat pembuluh darah jantung mengakibatkan jantung tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel jantung lama-kelamaan akan mati. Pola makan tinggi kolesterol, rendah serat, merokok, berat badan berlebih, dan kurang aktivitas fisik menjadi pemicu timbulnya plak di pembuluh darah.

Mitos 5: minum es menyebabkan penyumbatan lemak di usus

ilustrasi usus (pixabay.com/derneuemann)

Faktanya, dilansir Everyday Health, makanan atau minuman bersuhu dingin yang masuk ke dalam tubuh akan dinetralisir sehingga suhunya sama dengan suhu tubuh. Begitu pula sebaliknya, tubuh juga akan mendinginkan makanan dan minuman yang bersuhu panas.

Selain itu, makanan dan minuman yang masuk ke tubuh akan dicerna di lambung menggunakan enzim dan asam lambung. Selanjutnya, proses pemecahan makanan akan dilakukan di usus halus dengan bantuan enzim lipase dari pankreas dan empedu dari hati.

Enzim lipase dan empedu inilah yang membantu memecah lemak menjadi molekul yang lebih kecil lagi sehingga makanan berlemak mudah diserap oleh tubuh.

Mitos 6: minum es menyebabkan kegemukan

ilustrasi timbangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pernyataan kalau minum es dapat memicu kegemukan adalah hoaks, seperti dikutip dari situs Kominfo. Faktanya, berdasarkan laporan dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, ketika minum air dingin, tubuh akan menghangatkan air tersebut agar sesuai dengan suhu tubuh. Proses menghangatkan tersebut justru membutuhkan energi. 

Selain itu, es yang berasal dari air matang yang dibekukan tidak mengandung kalori, lemak, dan protein, seperti dilansir Nutritionix. Namun, akan berbeda hasilnya jika kamu menambahkan pemanis, buah, dan campuran lainnya, maka kalorinya akan bertambah.

Mitos 7: minum es saat haid menyebabkan haid tidak lancar

ilustrasi kram perut saat haid (pexels.com/Sora Shimazaki)

Tidak ada penelitian yang membuktikan kalau minum es saat haid berbahaya bagi tubuh. Haid merupakan kondisi meluruhnya dinding rahim dan pembuluh darah di rahim. Faktanya, siklus haid dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron, seperti dilansir MSD Manual.

Faktor yang menyebabkan naik turunnya hormon estrogen dan progesteron bisa dari dalam tubuh, seperti stres atau kondisi medis tertentu, dan bisa juga dari luar tubuh seperti konsumsi obat-obatan tertentu.

Es, seperti yang telah dibahas sebelumnya, akan dinetralkan sehingga suhunya akan sama dengan suhu tubuh. Jadi, tidak ada hubungannya es dengan haid.

Baca Juga: Mitos atau Fakta, 7 Ciri Hamil Anak Perempuan yang Banyak Dipercaya

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya