TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Permainan Olahraga Tim Cegah Masalah Mental pada Anak

Melatih emosi dan sosial anak

ilustrasi anak-anak bermain sepak bola (pixabay.com/MarkThomas)

Manusia adalah makhluk sosial dan hal ini perlu ditanamkan sejak dini. Sementara banyak yang mengatakan kalau mereka baik-baik saja sendiri, nyatanya bisa sebaliknya. Selain berdampak pada fisik, kesendirian juga berdampak pada mental.

Oleh karena itu, teruntuk orang tua, yuk, ajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan tim di sekolah atau tempat bermain. Sebuah studi terbaru menyarankan olahraga tim bisa menghindarkan anak dari risiko gangguan mental di kemudian hari.

1. Libatkan belasan ribu anak

Ilustrasi sepak bola (pixabay.com/Phillip Kofler)

Dimuat dalam jurnal PLOS One pada awal Juni 2022 bertajuk "Associations between organized sport participation and mental health difficulties", para peneliti Amerika Serikat (AS) dan Kanada ingin mempelajari hubungan antara partisipasi olahraga tim dan masalah mental pada anak-anak serta remaja AS.

Penelitian ini melibatkan 11.235 anak-anak dan remaja AS berusia 9 sampai 13 tahun. Kesehatan mental anak-anak dilaporkan oleh wali sang anak melalui Child Behavior Checklist sebagai bagian dari studi Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD). Untuk aktivitas tim, para peneliti membagi anak-anak ke dalam empat kategori, yaitu:

  • Ikut olahraga tim saja: Voli, sepak bola, dan basket.
  • Ikut olahraga individu saja: Senam, tenis, dan gulat.
  • Ikut di olahraga tim dan individu.
  • Tidak ikut olahraga.

Baca Juga: Kesehatan Mental Anak Tergantung Kebahagiaan Orangtua

2. Hasil: Partisipasi dalam olahraga tim turunkan risiko gangguan mental

Setelah dipantau selama 1 tahun, para peneliti menemukan bahwa partisipasi dalam olahraga tim menurunkan risiko:

  • Depresi: 19 persen.
  • Masalah sosial: 17 persen.
  • Masalah perhatian: 12 persen.
  • Perilaku melanggar peraturan: 20 persen (untuk anak perempuan).

Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku pada olahraga individu. Anak dan remaja yang mengikuti olahraga individu melaporkan risiko depresi 16 persen lebih besar, masalah sosial 12 persen lebih besar, dan masalah perhatian 14 persen lebih besar.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang mengikuti olahraga tim dan individu? Para peneliti menemukan bahwa ini bisa mencegah perilaku melanggar peraturan pada anak perempuan hingga 17 persen.

3. Mengapa bisa menekan risiko gangguan mental?

Ilustrasi depresi (pexels.com/Alex Green)

Studi gabungan ini bukanlah yang pertama meneliti dampak olahraga terhadap kesehatan mental. Bukan cuma anak-anak atau remaja, berbagai studi sebelumnya telah mengungkapkan bahwa berpartisipasi dalam olahraga tim berefek positif pada orang dewasa yang memiliki masa kecil tak menyenangkan. 

Secara medis, olahraga memiliki dampak positif dengan meningkatkan sirkulasi darah ke otak dan membantu pertumbuhan neuron di beberapa bagian otak. Dilansir Verywell Mind, hal ini bisa turut menyehatkan mental manusia di segala usia.

Di sisi lain, partisipasi di olahraga tim bisa memberikan efek positif pada perilaku anak-anak dan remaja. Hal ini dikarenakan partisipasi di olahraga tim bisa mencegah risiko anak-anak dan remaja melakukan hal-hal yang merugikan kesehatan serta kesejahteraan diri.

Selain itu, olahraga tim bisa menolong pasien gangguan mental. Dari menurunkan hormon stres hingga meningkatkan kepercayaan diri serta kualitas tidur, olahraga secara keseluruhan memang baik untuk kesehatan mental.

4. Mengapa olahraga individu berdampak negatif?

Hal yang mengejutkan dari penelitian ini adalah bahwa olahraga individu malah berdampak buruk untuk kesehatan mental. Mengapa bisa begitu? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sementara olahraga tim adalah untuk kesenangan, olahraga individu lebih berfokus pada kemenangan.

Karena lebih berfokus pada kemenangan, seseorang jadi merasa lebih tertekan sehingga olahraga tidak lagi menyenangkan. Selain itu, olahraga individu tidak memiliki rasa persahabatan dan kedekatan dibanding olahraga tim. Belum lagi, ketika individu tersebut kalah, ia dapat merasa bersalah dan malu.

Di sisi lain, olahraga tim bisa membantu mengembangkan kemampuan sosial dan bagaimana seseorang bisa jadi bagian dari sebuah tim. Oleh karena itu, olahraga tim amat penting untuk membangun koneksi dengan teman-teman sekitar pada masa kanak-kanak dan remaja.

Baca Juga: Studi: Rajin Makan Sayur dan Buah Bikin Mental Anak Sehat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya