TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gak Nyangka! 9 Hal Ini Ternyata Bikin Cepat Pikun

Coba cek, sering kamu lakukan, gak?

ilustrasi kepikunan bisa menyerang berbagai usia, tidak hanya lansia (freepik.com/8photo)

Apa gangguan kesehatan umum yang bisa menimpa usia senja? Lupa menaruh barang hingga lupa hari, hal-hal ini kemudian membuat kita khawatir, apakah kita mengalami demensia? Salah satu jenis demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer, yang biasanya dikenali dalam bentuk kepikunan.

Tunggu dulu! Menurut National Institute of Aging (NIA), Alzheimer bukanlah satu-satunya kondisi yang bisa menyebabkan pikun. Bisa terjadi pada usia berapa pun, jika penyebabnya ditangani, maka kepikunan bisa diminimalkan risikonya.

Apa saja faktor-faktor yang sebenarnya bisa bikin cepat pikun? Cek satu per satu, inilah beberapa faktor penyebab kepikunan yang ternyata tidak disadari banyak orang!

1. Kondisi mental

ilustrasi depresi (pixabay.com/whoismargot)

Kondisi pikiran berbanding lurus dengan kondisi fisik. Dilansir Everyday Health, kondisi mental bisa memengaruhi faktor kepikunan. Sibuk dengan pekerjaan hingga ada masalah di rumah, tekanan pikiran bisa membuat kinerja otak makin berantakan.

Jika stres kronis tak segera ditangani, maka kondisi ini bisa mengarah ke depresi. Menurut berbagai penelitian, depresi bisa memengaruhi daya ingat. Untungnya, NIA mengatakan bahwa depresi bisa ditolong dengan obat dan konseling dengan ahlinya. Jadi, jika mengalami stres berkepanjangan, jangan ragu untuk menemui ahli kesehatan mental profesional, ya.

2. Gangguan tidur

ilustrasi sulit tidur (freepik.com/jcomp)

Susah tidur? Hati-hati dampaknya bisa ke otak. Dari insomnia sampai apnea tidur, Harvard Medical School mengungkap bahwa kondisi tidur bisa menyebabkan gangguan ingatan hingga ke tahap demensia. Kurang tidur menyebabkan kelelahan, dan hal ini menyebabkan kabut otak (brain fog) dan berbagai masalah memori lainnya.

Dalam sebuah penelitian di Brasil pada 2022, mereka yang mengalami insomnia dan apnea tidur terlihat memiliki skor memori lebih rendah. Penelitian sebelumnya di Amerika Serikat (AS) dalam Journal of Clinical Sleep Medicine pada 2021 menunjukkan bahwa apnea tidur mengganggu kemampuan memori dan kemampuan mengingat arah.

Salah satu penjelasannya adalah bahwa apnea tidur menghambat pasokan oksigen ke otak tiap malam. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan otak dan hasilnya terlihat dari gejala berupa gangguan memori.

Baca Juga: 8 Gejala Awal Demensia, Bukan Cuma Pikun

3. Efek samping pengobatan

ilustrasi kombinasi obat-obatan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bukan gangguan tidur atau kondisi mental? Mungkin kepikunan yang dialami adalah efek samping dari pengobatan. Menurut American Association of Retired Persons, beberapa obat yang ternyata bisa memengaruhi daya ingat adalah:

  • Obat antikecemasan.
  • Antidepresan.
  • Antihistamin.
  • Antikejang.
  • Obat tekanan darah.
  • Beberapa obat pereda nyeri.
  • Obat penurun kolesterol.
  • Obat diabetes.
  • Obat penyakit Parkinson.
  • Obat tidur.

Faktanya, BPOM AS (FDA) memperingatkan bahwa obat penurun kolesterol seperti statin bisa meningkatkan risiko gangguan kognitif, seperti kelinglungan hingga kepikunan. Untungnya, ini bisa ditangani dengan menyesuaikan program pengobatan.

4. Kekurangan gizi

ilustrasi sumber vitamin B12 (healthifyme.com)

Dilansir Cleveland Clinic, kekurangan vitamin B12 (salah satu vitamin B esensial untuk fungsi saraf) bisa menyebabkan kelinglungan hingga demensia. Menurut National Institute of Health (NIH), orang dewasa seharusnya mengonsumsi 2,4 mikrogram (mcg) vitamin B12 setiap hari.

Lalu, bagaimana jika tetap kurang? Ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan defisiensi vitamin B12, seperti:

  • Lansia (lebih dari 75 tahun).
  • Menderita gangguan pencernaan.
  • Mengikuti program vegetarian atau vegan yang ketat.
  • Mengonsumsi obat tertentu, seperti metformin, proton pump inhibitor, H2 blocker, dan pil kontrasepsi.
  • Menderita sindrom Sjögren.
  • Mengonsumsi alkohol dalam takaran besar dan jangka panjang.

Sementara beberapa faktor risiko tidak dapat dicegah, alangkah baiknya jika kita tetap memelihara kadar vitamin B12 dalam tubuh. Vitamin ini sejatinya bisa didapatkan dari produk ternak, daging, ikan, atau produk yang memang sudah diperkuat dengan vitamin B12 seperti sereal.

5. Silent stroke

ilustrasi otak manusia (freepik.com/kjpargeter

Perubahan daya ingat (hingga bergerak) dibanding sebelumnya ternyata bisa disebabkan oleh stroke dari penyumbatan pembuluh darah ke otak. Faktanya, kemungkinan besar, kita tidak tahu mengenai hal ini, sebuah fenomena yang disebut "silent stroke".

Seperti namanya, American Heart Association (AHA) menjelaskan bahwa silent stroke tidak memiliki gejala yang terlihat, dan umumnya menyerang pembuluh darah halus. Memengaruhi fungsi otak, silent stroke bisa menyebabkan gangguan vascular cognitive impairment, dan bersifat ringan hingga parah.

Otak amat rentan terhadap kekurangan oksigen dan nutrisi penting hingga bisa menyebabkan gangguan kognitif, dan pasien gangguan memori berisiko lebih tinggi terkena stroke. Menurut sebuah penelitian di Lituania pada 2021, kepikunan berpotensi jadi salah satu gejala gangguan kardiovaskular, termasuk stroke.

Baca Juga: Dampak Buruk dari Berpikiran Negatif, Bisa Bikin Pikun!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya