TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Mineral Boron, Berpotensi Cegah Penyakit Tulang

Jenis mineral yang jarang diketahui

ilustrasi suplemen boron (borates.today)

Ada banyak mineral yang terdapat di Bumi. Contohnya kalsium, magnesium, fosfor, dan masih banyak lagi. Mineral-mineral ini banyak terkandung di tanah, tumbuhan, hingga hewan.

Namun, tahukah kamu kalau ada sebuah mineral yang jarang diketahui, yang bernama boron? Ya, boron juga merupakan salah satu mineral yang menutrisi tubuh.

Meskipun bukan termasuk mineral esensial, tetapi boron tetap memiliki peran untuk kesehatan tubuh kita. Ingin tahu fakta-fakta terkait tentang mineral boron? Dirangkum dari MedicineNet dan WebMD, simak ulasannya berikut ini!

1. Sumber boron

ilustrasi jus prune (pixabay.com/silviarita)

Kandungan boron dalam tumbuhan tergantung pada kandungan boron tanah dan air tempat mereka tumbuh. Berikut adalah beberapa sumber boron beserta kandungannya per sajian:

  • Jus prune (1 cangkir) mengandung 1,43 mg boron.
  • Alpukat (1/2 cangkir) mengandung 1,07 mg boron.
  • Kismis (1,5 ons) mengandung 0,95 mg boron.
  • Persik (1 buah ukuran sedang) mengandung 0,80 mg boron.
  • Jus anggur (1 cangkir) mengandung 0,76 mg.
  • Apel (1 buah ukuran sedang) mengandung 0,66 mg.
  • Pir (1 ukuran sedang) mengandung 0,50 mg.
  • Kacang tanah panggang (1 ons) mengandung 0,48 mg.
  • Kacang goreng (1/2 cangkir) mengandung 0,48 mg.
  • Selai kacang (2 sendok makan) mengandung 0,46 mg.
  • Jus apel (1 cangkir) mengandung 0,45 mg.
  • Chili con carne dengan kacang (1 cangkir) mengandung 0,41 mg.
  • Anggur (0,5 cangkir) mengandung 0,37 mg.
  • Jeruk (1 buah ukuran sedang) mengandung 0,37 mg.

Baca Juga: Tuna vs Salmon, Mana yang Lebih Sehat?

2. Manfaat boron

ilustrasi lari (unsplash.com/swapnIldwivedi)

Boron bisa dikonsumsi untuk pengobatan kram perut saat menstruasi, dan asam borat (mengandung boron) telah digunakan secara vagina untuk infeksi jamur, tetapi buktinya masih terbatas.

Boron juga memengaruhi cara tubuh meregulasi mineral lain seperti kalsium, magnesium, dan fosfor. Hal ini juga tampaknya meningkatkan kadar estrogen pascamenopause.

Boron berpotensi memiliki efek antioksidan. Hal ini juga digunakan untuk kinerja atletik, kram menstruasi, osteoartritis, osteoporosis, dan banyak kondisi lainnya. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung penggunaan boron.

3. Keamanan konsumsi boron

ilustrasi hamil (pixabay.com/DanEvans)
  • Ibu hamil dan menyusui. Boron berpotensi aman diminum selama kehamilan atau menyusui. Untuk mereka yang berusia 19-50 tahun, jangan mengonsumsi lebih dari 20 mg setiap hari; untuk mereka yang berusia 14-18 tahun, jangan mengonsumsi lebih dari 17 mg setiap hari. Mengonsumsi boron secara oral dalam dosis yang lebih tinggi berpotensi tidak aman dan telah dikaitkan dengan berat badan bayi lahir lebih rendah dan cacat lahir. Mengaplikasikan asam borat ke dalam vagina selama 4 bulan pertama kehamilan juga telah dikaitkan dengan cacat lahir.
  • Anak-anak. Boron berpotensi aman bila digunakan dengan tepat. Jumlah yang aman tergantung pada usia anak. Boron mungkin tidak aman bila diminum dalam dosis yang lebih tinggi. Boron dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan. Bubuk asam borat, bentuk boron yang umum, mungkin tidak aman bila dioleskan dalam jumlah besar untuk mencegah ruam popok.
  • Orang dengan kondisi sensitif hormon (kanker payudara, kanker rahim, kanker ovarium, endometriosis, atau fibroid rahim). Boron berpotensi bertindak seperti estrogen. Jika memiliki kondisi yang mungkin diperburuk oleh estrogen, hindari suplemen boron atau boron dalam jumlah tinggi dari makanan.

  • Orang dengan penyakit ginjal. Jangan mengonsumsi suplemen boron jika memiliki masalah ginjal. Ginjal harus bekerja keras untuk mengeluarkan boron.

4. Batas asupan boron

ilustrasi alpukat (rawpixel.com)

Jumlah maksimum boron yang direkomendasikan pada setiap kelompok umur adalah sebagai berikut:

  • Usia 1-3 tahun batas maksimal konsumsi 3 mg/hari.
  • Usia 4-8 batas maksimal konsumsi tahun 6 mg/hari
  • Usia 9-13 batas maksimal konsumsi tahun 11 mg/hari.
  • Usia 14-18 batas maksimal konsumsi tahun 17 mg/hari.
  • Usia >19 batas maksimal konsumsi tahun 20 mg/hari.

Baca Juga: 13 Kebiasaan Makan Berbahaya yang Harus Diwaspadai

Verified Writer

bocah bandung99

I will write an amazing researched article

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya