Cilantro atau Daun Ketumbar, Bumbu Dapur di Masakan Thailand
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bila sering membaca kumpulan resep masakan, pasti kamu sudah gak asing dengan cilantro. Meski jarang digunakan di kuliner Indonesia, tetapi bahan satu ini sudah banyak dipakai untuk menambah cita rasa beberapa hidangan Asia sejak dulu.
Namun, kamu tahu gak apa itu cilantro? Lalu, apa fungsi dari daun ini? Untuk info lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Apa itu cilantro?
Dilansir The Spruce Eats, cilantro berasal dari bahasa Spanyol yang merujuk pada daun dan batang tanaman Coriandrum sativum atau ketumbar. Bagian biji dan daun tanaman ini memiliki rasa dan aroma berbeda. Cilantro atau daun ketumbar beraroma wangi sekaligus pedas. Sedangkan, bijinya terasa pedas dan tercium seperti lemon.
Bentuk cilantro menyerupai seledri, tapi keduanya berbeda. Biasanya, daun aromatik ini ditambahkan pada sup atau makanan berkuah lainnya.
Baca Juga: Natto Terbuat dari Apa? Berikut Pembuatan dan Cara Makannya
Beda cilantro, daun seledri, dan peterseli
Sejumlah bumbu masakan terkadang memiliki bentuk yang mirip, meski ternyata berbeda, seperti cilantro, daun seledri, dan peterseli. Nah, agar kamu gak salah menambahkan bahan-bahan dalam masakan, simak perbedaanya di bawah ini.
1. Cilantro atau daun ketumbar
Seperti yang sudah dijelaskan, cilantro atau daun ketumbar merupakan nama lain dari coriander leaves. Bahan ini berbentuk lebih bulat, berwarna hijau terang, dan berukuran kecil dibanding selederi atau peterseli. Aromanya pun mirip seperi citrus.
Editor’s picks
2. Seledri
Seledri atau Apium graveolens lebih banyak digunakan untuk bahan masakan. Bentuknya mirip peterseli, tapi daunnya lancip dan lebar dengan warna hijau tua yang kontras. Batang seledri bergerigi, berbentuk bulan sabit, dan beraroma segar. Biasanya, daun ini digunakan sebagai campuran sayur sop dan olahan soto.
3. Peterseli
Petriselinum crispum atau peterseli memiliki bentuk daun yang lebih kecil, keriting, dan bergerombol. Batangnya pun cenderung bundar dan halus. Peterseli terada lebih segar dan beraroma lebih soft dibanding seledri. Umumnya, bahan ini kerap dijadikan topping pada pizza, spageti, dan lasagna.
Cara mengurangi bau cilantro
Dibandingkan seledri dan peterseli, daun ketumbar atau cilantro cenderung jarang dipakai dalam kuliner Indonesia. Sebab, memiliki berbau tak sedap. Banyak yang bilang, aromanya mirip kutu busuk dan rasanya seperti sabun, agak pahit.
Meski begitu, cilantro memiliki kandungan antioksidan dan antibakteri yang baik buat tubuh. Nah, bila kamu tertarik menggunakan cilatro, tapi gak tahan dengan aromanya, kamu bisa coba cara simpel untuk menurangi baunya.
Menurut penelitian dari Jepang, dengan melumat cilantro, enzim pada daun secara bertahap berubah menjadi zat lain, sehingga gak beraroma. Untuk itulah, cilantro enak dijadikan pesto lezat dan gak bikin alergi.
Nah, itulah ulasan seputar cilantro atau daun ketumbar yang perlu diketahui. Meski jarang dipakai di kuliner Indonesia, tapi cilantro hampir selalu digunakan pada Thai food alias masakan Thailand.
Selain ulasan ini, temukan pula info bahan masakan lainnya di IDN Times, ya. Jangan lupa dicek!
Baca Juga: Mengenal Mirin, Bumbu Penyedap dalam Masakan Jepang