5 Fakta Pa'piong, Makanan Natal Khas Toraja yang Enak

#ANGPOIN Perlu ketelatenan dan perjuangan untuk memasaknya

Natal menjadi salah satu momen penting untuk beribadah dan berkumpul bersama keluarga. Keakraban anggota keluarga semakin lengkap dengan adanya hidangan lezat untuk disantap bersama. Gak harus menggunakan ayam kalkun sebagai menu utama, kamu bisa menyajikan hidangan khas Indonesia sebagai gantinya.

Salah satu makanan Indonesia yang kerap menjadi hidangan Natal adalah pa’piong. Apa terdengar asing di telingamu? Pa’piong merupakan makanan khas Toraja berbahan daging atau ikan yang dimasak menggunakan bambu.

Masih penasaran dengan pa’piong? Berikut ini beberapa fakta pa’piong khas Toraja yang biasanya disajikan saat perayaan Natal.

Baca Juga: 5 Makanan Natal Khas Filipina dari Daging, Bisa Jadi Inspirasi!

1. Kisah leluhur di balik kelezatan pa’piong

5 Fakta Pa'piong, Makanan Natal Khas Toraja yang Enakilustrasi membuat pa'piong untuk upacara adat (instagram.com/dualaokto)

Sebelum menjadi makanan khas masyarakat Toraja, pa’piong memiliki kisah yang lekat dengan leluhur mereka. Konon, laki-laki bernama Pong Guanti Kembong tengah terbang dan melihat perempuan menawan di daratan. Ia ingin menangkapnya, tapi si perempuan justru lari dan bersembunyi.

Perempuan tersebut bersedia menjadi pasangan Pong Guanti Kembong, tapi dengan syarat dibuatkan pa’piong sanglampa artinya satu ruas bambu di piong. Si lelaki menyetujui dan berusaha memenuhi persyaratan tersebut. Jika berhasil, maka si perempuan akan keluar dari persembunyian dan menjadi pasangannya.

Mereka berdua dikaruniai anak bernama Puang Mattua. Sampai saat ini, leluhur tersebut disakralkan oleh masyarakat Toraja. Puang Mattua sepanjang hidup hingga akhir hayatnya berada di Toraja sebelah utara. Hal ini menjadi alasan rumah adat Toraja (Tongkonan) dibangun menghadap utara.

2. Dihidangkan saat upacara adat dan perayaan hari besar

5 Fakta Pa'piong, Makanan Natal Khas Toraja yang Enakilustrasi pa'piong (instagram.com/desithaariningrum)

Pa’piong kerap disajikan saat upacara adat Toraja dan perayaan hari besar. Kerap kali masyarakat bergotong-royong untuk membuat pa’piong. Kemudian, pa'piong disajikan untuk tamu undangan yang datang pada acara tersebut.

Kamu dapat menemukan pa’piong sebagai pendamping nasi dalam acara pernikahan, kelahiran, panen raya, upacara kematian, maupun Natal. Namun, semakin berkembangnya zaman, kamu gak perlu menunggu digelarnya upacara adat untuk menyantap pa’piong. Sudah terdapat sejumlah restoran yang menawarkan pa’piong sebagai salah satu menunya.

3. Bahan dasar yang digunakan sesuai upacara yang digelar

5 Fakta Pa'piong, Makanan Natal Khas Toraja yang Enakilustrasi bahan pa'piong manuk (freepik.com/mdjaff)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pa’piong berbahan daging atau ikan. Beberapa macam pa’piong disajikan sesuai upacara adatnya, lho. Ada pa’piong manuk, pa’piong babi, pa’piong ikan, pa’piong sapi, dan pa’piong kerbau.

Pa’piong manuk terbuat dari daging ayam yang biasa ada dalam acara pernikahan atau Rambu Tuka’. Kamu akan jarang menemukan pa’piong manuk pada upacara kematian atau Rambu Solo’. Sebab, masyarakat setempat memiliki tradisi dilarang menyajikan pa’piong manuk saat upacara kematian.

Sebagai gantinya, pa’piong babi disajikan saat upacara kematian yang berlangsung dari siang hingga menjelang malam hari. Namun, belakangan ini banyak masyarakat Toraja yang menggantinya dengan tedong atau daging kerbau. Daging kerbau dianggap lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat setempat.

Baca Juga: 5 Tips Kirim Hampers Makanan Natal ke Luar Kota, Gak Bakal Bau!

4. Tambahan daun miana, bahan unik dalam pa’piong

5 Fakta Pa'piong, Makanan Natal Khas Toraja yang Enakilustrasi daun miana (commons.wikimedia.org/W._Bulach)

Pa’piong tidak hanya terbuat dari daging atau ikan, tapi juga beberapa bumbu lainnya. Biasanya ditambahkan batang pisang yang masih muda, nangka muda, dan daun miana sebagai bahan utama selain daging. Iya, daun miana, yang biasanya menjadi tanaman hias, menjadi bahan unik untuk membuat pa’piong yang autentik.

Daun miana memiliki cita rasa agak sepat dan pahit, mirip jantung pisang. Penggunaan daun miana itu opsional, kamu dapat melewatkannya jika tidak tersedia. Karena rasanya mirip, biasanya daun miana diganti dengan jantung pisang yang masih muda. 

Sedangkan untuk menambah cita rasa pa’piong, diberi bumbu halus berupa cabai, bawang merah, bawang putih, gula pasir, lada, dan garam. Pa’piong juga mengandalkan dedaunan aromatik untuk membuatnya semakin lezat. Kerap kali ditambahkan daun jeruk, serai, daun salam, jahe, dan daun kemangi untuk menambah rasa dan aromanya.

5. Dimasak menggunakan buluh bambu

5 Fakta Pa'piong, Makanan Natal Khas Toraja yang Enakilustrasi proses memasak pa'piong (instagram.com/samsonkaruniadi)

Fakta pa’piong yang gak kalah menarik adalah dimasak menggunakan buluh bambu. Daging atau ikan dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan bahan lainnya. Kemudian, dimasukkan ke dalam buluh bambu yang telah dilapisi daun pisang, lalu dibakar.

Cara membuatnya mirip nasi lemang, menggunakan bambu berdiameter antara 8—12 cm. Bambu yang telah diisi pa’piong tersebut dibakar dengan posisi kemiringan antara 30—40 derajat di atas permukaan api. Proses ini membutuhkan waktu berjam-jam dan perlu ketelatenan, supaya pa’piong matang merata.

Salah satu cara mengetahui tingkat kematangan pa’piong adalah dengan mengiris bambu. Jika setelah diiris bambu tersebut mengeluarkan tetesan lemak, berarti pa’piong sudah matang. Kemudian, dapat dikeluarkan dari bambu dan disajikan dengan nasi.

Sekarang rasa penasaranmu sudah terjawab, bukan? Pa’piong merupakan makanan khas Toraja yang kerap disajikan saat upacara adat maupun perayaan hari besar, termasuk Natal. Terbuat dari daging babi, ayam, kerbau, maupun ikan yang dimasak menggunakan bambu, rasanya sudah pasti nikmat, lho.

Baca Juga: 5 Resep Makanan Natal Khas Indonesia, Menu Spesial Bersama Keluarga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya