Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bagi seorang chef, menyajikan masakan yang lezat untuk orang lain adalah rutinitas yang kerap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, bisa dianggap sebagai hal yang menyenangkan, karena menjadi bagian dari passion-nya.
Namun, bagaimana rasanya jika masakan yang diolah ternyata disajikan untuk tokoh penting dunia, seperti pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus? Di satu sisi pasti bangga, tetapi di sisi lain bisa jadi cemas dan khawatir.
Hal itu rupanya dialami Lidia Giuliana Matticchio Bastianich atau yang akrab disapa Lidia. Chef keturunan Italia tersebut pernah menyajikan beberapa jenis masakan untuk Paus Fransiskus saat kunjungan ke New York pada 2015. Sebelumnya, ia juga melakukan hal yang sama untuk Paus Benediktus XVI pada 2008.
Melansir dari laman Catholic News Agency, Chef Lidia Bastianich membagikan pengalaman serunya saat menyiapkan makanan untuk Bapa Suci. Simak ulasannya di bawah ini, yuk!
1. Profil Chef Lidia Bastianich
Potret Chef Lidia Bastianich (instagram.com/lidiabastianich) Sebelum mengulas tentang pengalamannya saat bertemu Paus, mari berkenalan terlebih dahulu dengan Chef Lidia Bastianich! Perempuan kelahiran Pula, Kroasia (dulu bagian dari Yugoslavia), 21 Februari 1947, ini merupakan seorang koki, penulis buku masak, dan pemilik sebuah restoran. Saat masih belia, ia bermigrasi ke Amerika Serikat bersama keluarganya.
Lidia membangun karier memasaknya dari "bawah" dan bertahap. Ia pernah bekerja di toko roti Walken's Bakery dan sebuah restoran pizza di Upper West Side Manhattan. Pada 1971, keluarganya membuka restoran Buonavia di bagian Forest Hills, Queens. Ia mulai berlatih sebagai asisten koki dan memasak beragam hidangan Italia yang populer.
Kariernya semakin menanjak dan ia berhasil membuka beberapa restoran. Ia pun menulis buku dan memandu beberapa serial televisi publik. Di antaranya seperti Lidia's Family Table, Lidia's Italy, Lidia's Italy in America, Lidia's Kitchen, dan Lidia's Italian Table. Ia pun meraih beberapa penghargaan bergengsi.
2. Shock ketika didapuk menjadi chef untuk Paus
Potret Paus Fransiskus (pixabay.com/gunthersimmermacher) Meski sering berbicara di depan publik dan berinteraksi dengan beberapa orang penting, Lidia tetap merasa deg-degan saat namanya didapuk menjadi juru masak untuk Sang Paus. "Itu adalah pengalaman yang luar biasa," ujar Lidia seperti dilansir dari Catholic News Agency.
"Ketika saya diminta memasak untuk Paus, saya tidak percaya itu akan terjadi. Saya ingat saya tertawa dan berkata, 'Tentu, Monsignor, saya akan senang melakukannya.' Tetapi apakah itu kenyataan?" kata perempuan berusia 77 tahun itu.
Hal pertama yang dilakukan Lidia adalah membentuk tim koki dan staf pramusaji, serta menyusun daftar menu dan dikirim ke Vatikan. Menu-menu awal yang diajukan terdiri dari makanan khas Argentina, negara asal Paus Fransiskus, yang didominasi olahan daging. Namun, Vatikan menolak usulan ini, karena Bapa Suci harus menyantap makanan yang lebih ringan demi kesehatannya.
Baca Juga: Menu Favorit Paus Fransiskus dan Kebiasaan Makannya yang Unik
3. Menyajikan masakan khas Italia utara
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Ilustrasi grana padano raviolini (unsplash.com/janesca) Setelah melalui berbagai diskusi panjang, Lidia dan timnya pun memilih masakan khas Italia utara sebagai rangkaian menu untuk Paus Fransiskus. Untuk makan malam pada hari pertama, Lidia dan timnya menyediakan tiga rangkaian menu.
Makanan pembukanya terdiri dari lobster kukus, tomat heirloom, dan keju burrata homemade. Main course-nya berupa sup capon dengan grana padano raviolini, veal medallions (sirloin sapi muda tanpa lemak), boscaiola, jamur porcini, jagung, dan tomat segar.
Sajian penutupnya terdiri dari concord grape sorbet dengan roti bolu bertekstur ringan, rasanya manis, dan tanpa lemak. Roti tersebut sering disebut sebagai angel food.
Sebagai menu sarapan, Sang Paus hanya menginginkan jus jeruk, teh, dan roti panggang. Pada malam harinya, Lidia berinisiatif menyiapkan buah pisang dan segelas air putih di samping tempat tidurnya.
"Saya juga menaruh beberapa kue. Seharusnya itu tidak dilakukan, tetapi saya menaruh beberapa kue," ujar Lidia.
Saat makan siang, Lidia dan tim menyajikan salad sayuran (matang dan mentah) dengan ricotta. Selain itu, ada pula risotto dengan jamur porcini, summer truffles, dan grana padano riserva. Menu penutupnya terdiri dari buah pir, anggur panggang, dan gelato vanila.
Menu malam harinya terdiri dari ravioli berisi pir dan pecorino, aged pecorino, whole roasted striped bass, aneka sayuran, minyak zaitun, dan lemon. Hidangan penutupnya berupa apple crostata dan honey ice cream.