TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eksplor Kuliner Lokal, Jelajah Gizi Semarang 2018 Resmi Dibuka!

Gak cuma kulineran, ada pengetahuan penting dari pakar gizi lho!

instagram.com/novita._.sari

Manusia mana yang gak butuh makan untuk tetap hidup? Persoalan makan selalu menjadi fokus bahasan menarik di belahan dunia manapun. Mulai dari trend, pengolahan, ragam bahan baku, hingga tragedi kelaparan yang dialami saudara kita di beberapa wilayah.

Sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi pangan lokal, Nutricia Sarihusada menggelar Jelajah Gizi Semarang 2018 yang akan berlangsung selama 3 hari, pada tanggal 20-22 April 2018. Konsep yang diusung tahun ini adalah tentang pangan berkelanjutan, untuk kesehatan bumi dan manusia yang lebih baik.

1. Menyasar 7 spot kearifan kuliner lokal khas Semarang

instagram.com/nutrisibangsa

Bertempat di Rumah Makan Semarang, acara 'Jelajah Gizi Semarang 2018' dibuka pada Jumat (20/04) siang. Sambutan diawali oleh Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia. 'Jelajah Gizi' merupakan program rutin tahunan yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2012. Tahun ini, 7 spot kearifan pangan lokal akan dikunjungi seperti lunpia Gang Lombok, bandeng presto, hingga resto-resto otentik.

Sebagai bagian dari Danone, Nutricia Sarihusada berkomitmen untuk memastikan tingkat kehidupan yang lebih baik untuk generasi sekarang dan akan datang. Untuk itulah acara 'Jelajah Gizi' digelar, selain berwisata menjelajah kuliner lokal juga sekaligus mengedukasi peserta seputar gizi.

Arif melanjutkan, bahwa kita hanya hidup satu kali dan hanya punya satu bumi untuk ditinggali. Penting bagi kita menjaga kesehatan lingkungan, karena akan sangat berdampak bagi manusianya.

2. Menggandeng Prof. Ahmad Sulaeman, pakar gizi dan keamanan pangan

instagram.com/nutrisibangsa

Agar acaranya gak melulu jalan-jalan dan jelajah kuliner, 'Jelajah Gizi Semarang 2018' hadirkan Prof. Ahmad Sulaeman, seorang pakar gizi dan keamanan pangan dari Institut Pertanian Bogor. Selagi menikmati lunpia, kroket, dan siomay khas Rumah Makan Semarang, Prof. Ahmad memberikan kuliah singkat soal sistem pangan berkelanjutan.

Masyarakat Indonesia perlu edukasi lebih lanjut soal menjaga ketahanan pangan yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengupayakan kondisi zero waste, meminimalisir atau bahkan meniadakan limbah. Caranya, ukur kemampuanmu dalam membeli dan mengolah makanan. Agar kamu gak perlu membuang bahan tak terpakai dan makanan sisa.

Cara lain adalah dengan melirik produk lokal dan musiman. Agar hasil panen dalam musim itu habis terkonsumsi, dan kesejahteraan petani lokal tetap terjaga. Dengan begitu konsep pangan berkelanjutan bisa terwujud. Manusianya sehat, lingkungannya pun sehat.

Verified Writer

Dian Arthasalina

bukan orang penting, kecuali anda mementingkan saya. kadang-kadang ngoceh di instagram @arthasalina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya