4 Fakta Bubur Sekoi khas Bengkulu, Bubur dari Jewawut yang Kaya Serat

Bubur langka yang dahulu dimakan saat masa paceklik

Indonesia kaya akan bahan pangan yang beraneka ragam. Walaupun mayoritas rakyatnya mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat, Indonesia memiliki banyak ragam sumber karbohidrat lainnya yang tak hanya kaya karbohidrat tapi juga kaya serat dan protein. Salah satu sumber karbohidrat yang tumbuh di Indonesia adalah jewawut yang mana terkenal di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya adalah Bengkulu.

Di Bengkulu, jewawut dimanfaatkan menjadi sebuah hidangan bernama bubur sekoi. Bubur dengan paduan rasamanis dan gurih ini tak hanya menjadi makanan sehari-hari tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Sayangngnya, karena jewawut tidak sepopuler nasi, bubur sekoi pun juga mulai langka.

Nah, bagi kalian yang belum tahu tentang bubur sekoi, cari tahu lebih lanjut tentang bubur sekoi lewat artikel ini, yuk!

1. Bubur khas Bengkulu dengan paduan gula merah dan santan

4 Fakta Bubur Sekoi khas Bengkulu, Bubur dari Jewawut yang Kaya Seratilustrasi bubur sekoi (commons.wikimedia.org/VirtualSteve)

Bubur sekoi adalah bubur dari jewawut yang berasal dari Bengkulu. Jewawut adalah serealia berbiji kecil yang menjadi makanan pokok di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Bengkulu. Di Bengkulu, jewawut ini dipanggil dengan sebutan ’sekoi’.

Bubur sekoi terbuat dari jewawut yang dimasak sampai mengembang dan lunak lalu dicerikan sangtan, gula merah cair, daun pandan, dan garam. Rasanya manis gurih dengan tekstur yang lembut dan aromanya aroma pandan yang wangi dan menggugah selera.

Konon katanya, zaman dulu, sekoi telah digunakan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, apalagi saat zaman krisis pangan atau paceklik. Kandungan karbohidrat dan protein dalam jewawut menjadi sumber energi untuk para masyarakat.

2. Sering dihidangkan untuk berbagai perayaan

4 Fakta Bubur Sekoi khas Bengkulu, Bubur dari Jewawut yang Kaya Seratilustrasi bubur sekoi (vecteezy.com/Subodh Sathe)

Selain dimakan untuk makanan sehari-hari, bubur ini juga dihidangkan untuk berbagai kegiatan adat dan perayaan, sepeti pesta pernikahan, sunatan, dan berbagai acara syukuran. Pembuatan bubur sekoi menggambarkan kearifan lokal karena bahan-bahan yang digunakan memanfaatkan hasil bumi di sekitasnya.

Bubur sekoi yang disajikan dalam perayaan tersebut dianggap menunjukkan keramahtamahan, kebersamaan, serta ungkapan syukur atas hasil bumi yang diberikan.

Baca Juga: 7 Air Terjun Populer di Bengkulu, Keindahan Alamnya Luar Biasa!

3. Jewawut banyak tumbuh di daerah-daerah di Indonesia

4 Fakta Bubur Sekoi khas Bengkulu, Bubur dari Jewawut yang Kaya Seratilustrasi jewawut (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Jewawut adalah biji-bijian yang banyak tumbuh di Bengkulu. Selain Bengkulu, jewawut juga tumbuh di berbagai wilayah seperti Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan lainnya. Bahkan, jewawut juga menjadi sumber makanan pokok di Asia Timur dan Asia Tenggara, sebelum masyarakat bercocok tanam tumbuhan serealia lainnya.

Sekilas bentuknya seperti gandum, tetapi jewawut memiliki ciri khas seperti warnanya yang lebih kuning, ada juga yang kemerahan dan abu-abu. Meskipun begitu, jewawut sekarang agak terlupakan, karena masyarakat banyak memilih beras dan jagung sebagai makanan pokoknya.

4. Kaya karbohidrat, protein, dan serat

4 Fakta Bubur Sekoi khas Bengkulu, Bubur dari Jewawut yang Kaya Seratilustrasi jewawut (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Jewawut adalah salah satu makanan sumber karbohidrat dan protein untuk memberikan energi bagi tubuh. Jewawut juga kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh, utamanya vitamin B seperti niasin, B6, dan asam folat. Jewawut juga mengandung protein.

Menurut penelitian dari Universitas Kristen Indonesia yang diterbitkan di Agropross pada tahun 2022 menyatakan bahwa kandungan protein dari jewawut lebih tinggi daripada kandungan protein pada beras putih dan beras merah.

Selain itu, jewawut juga kaya akan serat yang baik untuk pencernaan. Jewawut juga punya indeks glikemik yang rendah sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah. Oleh karena itu, jewawut kerap digunakan sebagai bahan pangan subtitusi beras.

Bubur sekoi punya tekstur yang lengket layaknya nasi dan aromanya ada aroma jagung. Paduan sekoi dengan gula merah dan kelapa menjadi hidangan yang aman di terima di mulut. Jika berkunjung ke Bengkulu, jangan lupa cicipi bubur sekoi, ya!

 

Baca Juga: 4 Tempat Belanja Oleh-oleh di Bengkulu, Ada yang Jual Krupuk Tuiri 

Wanudya A Photo Verified Writer Wanudya A

YNWA

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya