4 Perbedaan Ragi Instan dan Ragi Kering Aktif yang Perlu Kamu Tahu

Tergantung kamu menggunakan untuk apa

Ragi merupakan mikroorganisme hidup yang dihasilkan dari proses fermentasi. Ragi kerap digunakan untuk membuat berbagai makanan yang membutuhkan fermentasi, mulai dari tapai, tempe, kue basah, hingga aneka roti. Jenis ragi pun beragam, ada ragi basah, ragi kering aktif, ragi instan, dan ragi semi kering.

Ragi kering aktif dan ragi instan sepintas mirip, kadang juga digunakan secara bergantian. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang dapat memengaruhi proses pembuatan adonan. Terutama kalau kamu ingin membuat adonan untuk menghasilkan roti yang mengembang sempurna.

Lantas, apa yang membedakan ragi instan dan ragi kering aktif? Berikut penjelasannya.

1. Tekstur dan ukuran butiran

4 Perbedaan Ragi Instan dan Ragi Kering Aktif yang Perlu Kamu Tahuilustrasi butiran ragi kering aktif (commons.wikimedia.org/Shliphmash)

Sebelumnya, kamu perlu memahami bahwa ragi kering aktif merupakan ragi hidup yang diproses melalui pengeringan sebagian, lembap. Setelah itu, digiling menjadi butiran.

Sedangkan, ragi instan juga ragi kering yang dibuat dan prosesnya mirip ragi aktif. Namun, ragi instan dikeringkan lebih cepat.

Selain durasi pengeringan yang berbeda, ukuran setelah digiling pun tidak sama. Ragi instan digiling menjadi butiran yang lebih halus daripada ragi kering aktif. Sebaliknya, kamu dapat mengenali ragi kering aktif dengan butirannya yang lebih besar dan kasar mirip tepung jagung.

2. Cara penggunaan

4 Perbedaan Ragi Instan dan Ragi Kering Aktif yang Perlu Kamu Tahuilustrasi menambahkan ragi untuk membuat adonan roti (pexels.com/cristian-rojas)

Meski sama-sama bersifat kering, tetapi cara penggunaan ragi instan dan ragi kering aktif berbeda. Ragi instan dapat dicampurkan langsung dengan tepung dan gula untuk membuat adonan.

Kamu tidak perlu melarutkannya terlebih dahulu sebelum dicampur bahan lain untuk mengaktifkan ragi instan. Berbeda halnya dengan ragi kering aktif yang harus dilarutkan dengan menggunakan sedikit air hangat.

Suhu air yang disarankan 43 derajat Celsius atau 110 derajat Fahrenheit. Larutan ragi tersebut baru dapat ditambahkan dan dicampurkan dengan bahan lainnya untuk membuat adonan mengembang.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Ragi yang Tepat untuk Roti, Mengembang Maksimal!

3. Durasi fermentasi pada adonan

4 Perbedaan Ragi Instan dan Ragi Kering Aktif yang Perlu Kamu Tahuilustrasi proses mengistirahatkan adonan (freepik.com/mdjaff)

Pada suhu ruang, kelembapan, waktu, dan kondisi yang sama, ragi instan cenderung membuat adonan lebih cepat mengembang dibanding ragi kering aktif. Ragi instan dapat membuat roti mengembang optimal, karena sudah aktif dan mulai bekerja sejak dicampur dengan bahan lain pada tahap awal.

Hal ini dapat membuat adonan lebih berpotensi overproofing, terutama kalau kamu melakukan proses resting lebih dari sekali.

Ragi kering aktif membutuhkan waktu lebih lama, agar ragi dapat bekerja dengan baik dalam adonan. Namun, hasilnya gak kalah optimal dari ragi instan. Lebih cocok untuk adonan yang mengembang lebih dari satu kali lipat, serta adonan yang telah dibekukan.

4. Umur simpan

4 Perbedaan Ragi Instan dan Ragi Kering Aktif yang Perlu Kamu Tahuilustrasi ragi instan (unsplash.com/partrickl)

Perbedaan lainnya terletak pada cara menyimpan dan umur simpan kedua jenis ragi tersebut. Ragi instan dapat bertahan hingga 24 bulan dan disimpan pada suhu di bawah 25 derajat Celsius.

Kamu juga dapat memindahkannya ke dalam wadah kedap udara setelah membuka kemasannya. Sedangkan, ragi kering aktif cenderung lebih mudah rusak dan bereaksi terhadap lingkungan sekitar saat menyimpannya.

Masa simpannya hanya sekitar enam bulan di dalam wadah kering dan kedap udara. Sebaiknya simpan pada area yang kering dengan suhu kurang dari 46 derajat Celsius.

Ragi instan dan ragi kering dapat digunakan sebagai pengganti satu sama lain. Namun, cara penggunaan keduanya berbeda. Ragi instan dapat langsung digunakan bersama bahan lain, sedangkan ragi kering aktif harus dilarutkan dahulu untuk membuatnya aktif.

Jika kamu menginginkan yang praktis dan membuat dalam jumlah banyak, maka gunakan ragi instan. Kalau membuat roti dalam porsi kecil dan banyak jenisnya, gunakan ragi kering aktif. Tujuannya supaya adonan yang akan mengembang dalam waktu lebih lama, kamu dapat melakukan aktivitas maupun mempersiapkan hal lainnya.

Baca Juga: 3 Cara Membuat Roti Mengembang Tanpa Ragi

yummy-banner

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya