Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Makanan dibungkus daun pisang sudah biasa, tapi bagaimana jika makanan dibungkus daun jati? Salah satu makanan yang dibungkus daun jati adalah nasi jamblang khas Cirebon. Konon, kuliner ini tercipta di kalangan pekerja Indonesia saat zaman pendudukan Belanda di Indonesia. Makanan yang dibungkus daun jati akan lebih tahan lama dan cocok untuk bekal para pekerja.
Kira-kira, apa saja keunikan lain dari nasi jamblang? Baca ulasan nasi jamblang di artikel ini sampai habis, ya!
1. Nasi jamblang berasal dari Desa Jamblang, Cirebon
ilustrasi nasi jamblang (flickr.com/Wonderful Indonesia) Nasi jamblang adalah hidangan khas Cirebon. Ciri khas dari nasi jamblang adalah penggunaan daun jati sebagai pembungkus nasi jamblang.
Nasi jamblang terdiri dari nasi dengan lauk pauknya seperti semur daging, sambal goreng, ikan asin, tahu, tempe goreng, dan lainnya yang kemudian dibungkus dengan daun jati. Konon katanya, nasi jamblang ini berasal dari Desa Jamblang, Cirebon.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Buah Jamblang, Sudah Pernah Makan?
2. Konon, nasi jamblang tercipta dari para pekerja di proyek kerja paksa Anyer-Panarukan
ilustrasi nasi jamblang (flickr.com/Plesir Wisata Cirebon Group) Dahulu, saat masa kolonial Belanda, Daendels menerapkan kerja rodi untuk membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan. Para warga yang tinggal di sepanjang proyek jalan raya tersebut, termasuk warga Cirebon, dituntut untuk kerja paksa untuk menyelesaikan proyek jalan raya tersebut agar dapat tuntas dalam kurun waktu satu tahun (1808-1809).
Kerja paksa tersebut tanpa upah dan tentu saja tanpa makan. Akhirnya, para pekerja membawa bekal sendiri dari rumah. Sayangnya, nasi bekal mereka tidak bisa dimakan, karena sudah basi setelah sepuluh jam.
Orang dari Jamblang, Cirebon, menemukan suatu trik agar nasi tidak basi, yaitu dibungkus dengan daun jati, yang membuat nasi menjadi awet. Hal itu membuat para pekerja dari Jamblang ini membungkus nasi bekalnya dengan daun jati untuk seterusnya, dan menjadi cikal bakal nasi jamblang yang kita kenal sekarang.
3. Versi lain dari terciptanya kuliner ini adalah sedekah pasutri untuk pekerja pabrik
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi nasi jamblang (flickr.com/Karls Alfrink) Ada versi lain dari asal-usul nasi jamblang. Sekitar tahun 1847, Belanda sedang membangun tiga pabrik, dua pabrik tebu di Gempol dan Plumbon, dan satu pabrik spiritus di Palimanan. Pembangunan pabrik tersebut menyerap banyak pekerja. Pekerja berasal dari Cirebon dan sekitarnya.
Saat itu, susah untuk mencari warung nasi karena konon, menurut kepercayaan setempat, pamali untuk menjual nasi. Singkat cerita, sepasang suami-istri bernama Ki Antra dan Nyonya Pulung, menyedekahkan nasi bungkus dan lauk-pauknya kepada para pekerja. Nasi bungkus tersebut dibungkus dengan daun jati. Nasi bungkus ini awalnya gratis, namun para pekerja merasa tidak enak hati kepada pasutri ini, akhirnya mereka memberikan uang sukarela untuk mengganti nasi bungkus yang para pekerja ini makan.
Nyonya Pulung pun membuat warung nasi di dekat rumahnya di Desa Jamblang. Awalnya nasi jamblang ini diedarkan oleh pedagang keliling yang membuat nasi jamblang menjadi terkenal. Nasi jamblang buatan Nyonya Pulung ini dikelola secara turun temurun oleh turunannya, dan sekarang menjadi Restoran Nasi Jamblang Tulen, yang bisa ditemui di depan Pasar Jamblang, Cirebon.
4. Lauk nasi jamblang ada beraneka macam
ilustrasi nasi jamblang (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori) Nasi Jamblang buatan Nyonya Pulung untuk para pekerja dulu, mempunyai tujuh macam lauk, yaitu sambal goreng, tahu goreng, tempe goreng, sayur tahu, ikan asin, dendeng laos, dan kebuk goreng. Sekarang kurang lebih terdapat 40 lauk yang tersedia di rumah makannya.
Lauk pauk dari nasi jamblang antara lain perkedel, cumi-cumi, sate kentang, semur hati, rajungan dan lainnya. Seiring berjalannya waktu lauk nasi jamblang bervariasi, namun tidak melupakan rasa khas Nusantara.
Baca Juga: 5 Fakta Nasi Kandar, Nasi Campur Malaysia dengan Kuah Melimpah