TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Fakta Menarik Mi Lethek Khas Bantul, Mi Tradisional dari Singkong

Mi ini masih dibuat dengan cara tradisional dan bebas pengawet

ilustrasi mi lethek (vecteezy.com/Claudio Caridi)

Mi jadi salah satu makanan pokok yang tidak bisa terpisah dari kuliner orang Indonesia. Mi di Indonesia punya keanekaragaman dari mulai bentuknya hingga bumbu-bumbunya. Salah satu mi dari Indonesia adalah mi lethek.

Mi lethek adalah mi khas Bantul yang terbuat dari tepung gaplek atau tepung dari singkong. Pembuatan mi lethek juga unik karena masih menggunakan pembuatan tradisional dengan tenaga sapi.

Kalian penasaran dengan serba-serbi mi lethek khas Bantul? Yuk, cari lebih lanjut tentang mi lethek di artikel ini. Simak sampai habis, ya!

Baca Juga: 5 Pantai Cantik dengan Sunset Terindah di Bantul-Yogyakarta

1. Mi lethek terbuat dari campuran tepung tapioka dan gaplek

ilustrasi mi lethek (commons.wikimedia.org/PD)

Mi lethek adalah salah satu jenis mi asli Indonesia, tepatnya dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mi ini terbuat dari perpaduan tepung tapioka dan tepung gaplek (singkong yang dikeringkan kemudiam dihaluskan). Nama lethek berarti 'kotor' dalam bahasa Jawa yang mengacu pada warna mi yang berwarna kecokelatan karena penggunaan tepung gaplek.

Dibandingkan dengan mi lainnya, mi lethek punya tekstur yang tebal dan lebih kenyal. Pembuatan mi ini juga masih dengan cara tradisional, bahkan penggilingannya pun masih menggunakan tenaga sapi. Lebih lanjut, mi ini bisa dimasak menjadi berbagai hidangan seperti mi goreng dan mi rebus.

2. Pabrik pembuatan mi lethek sudah berdiri dari tahun 1940

ilustrasi mi (unsplash.com/Jakub Dziubak)

Awal mula terciptanya mi lethek adalah dari seorang pemuda dari Timur Tengah bernama Umar Yassir yang datang ke Nusantara dengan misi menyebarkan agam Islam pada tahun 1920. Suatu hari Umar Yassir pun datang ke Yogyakarta dan salat di Masjid Gede Kauman Yogtakarta untuk melaksanakan misinya. Singkat cerita, Umar Yassir pun bermukim di Bantul, Yogyakarta dan ia pun berinterkasi serta mengamati kehidupan warga lokal.

Umar Yassir menyimpulkan bahwa warga lokal Bantul ini selain membutuhkan uang, mereka juga membutuhkan makanan untuk kebuhutuhan sehari-hari.

Dari situlah, Umar Yassir tercetus untuk membuat sesuatu untuk menjadi bahan makanan untuk masyarakat dan makanan tersebut terbuat dari bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar.

Di tahun 1940, Umar Yassir mendirikan bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan pabrik yang memproduksi mi. Mi tersebut adalah mi lethek, yang terkenal hingga sekarang.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Tempat Makan Mie Ayam Enak dan Terbaru di Yogyakarta

Verified Writer

Wanudya A

You'll never walk alone.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya